Rabu, 22 Juli 2015

Perbudak Tentara AS pada PD II, Mitsubishi Minta Maaf


Perbudak Tentara AS pada PD II, Mitsubishi Minta Maaf  
Ada ratusan tawanan AS yang diperbudak dihukum kerja paksa oleh perusahaan Jepang untuk memenuhi kekurangan tenaga di masa perang.
 
Jakarta, CB -- Perusahaan Konstruksi Jepang Mitsubishi Materials Corp meminta maaf karena telah memperbudak tentara AS yang menjadi tawanan pada Perang Dunia II untuk kerja paksa di pabrik mereka. Mitsubishi adalah perusahaan besar Jepang pertama yang minta maaf.

Diberitakan Reuters. permintaan maaf disampaikan staf eksekutif senior Mitsubishi, Hikaru Kimura, dalam sebuah upacara di Museum Toleransi Simon Wiesenthal Center di Los Angeles, Amerika Serikat.

"Hari ini kami memohon maaf dengan penuh penyesalan atas peristiwa tragis di masa lalu," ujar Kimura.

Total ada sekitar 12 ribu tentara Amerika yang ditawan Jepang dalam PD II. Mereka diperbudak oleh pemerintah dan perusahaan Jepang demi memenuhi kekurangan tenaga kerja di masa perang.

Menurut Rabbi Abraham Cooper, petinggi Simon Wiesentral Center, dalam kerja paksa itu lebih dari 1.100 tawanan meninggal dunia.

Mitsubishi hanya satu dari banyak perusahaan di Jepang yang saat itu memperbudak tawanan perang. Sedikitnya enam kamp tahanan perang di Jepang pada PD II terkait dengan perusahaan Mitsubishi.

Kamp-kamp ini memuat 2.041 tahanan, lebih dari 1.000 di antaranya tentara Amerika, berdasarkan data lembaga riset Asia Policy Point.

Lembaga ini mengatakan, Mitsubishi saat itu memiliki empat lokasi kerja paksa sebelum perang berakhir pada 1945. Perusahaan ini memperbudak sekitar 876 tawanan tentara AS, 27 di antaranya meninggal dunia.

Perdana menteri Jepang sebelumnya telah meminta maaf atas agresi mereka dalam Perang Dunia II. Namun hanya sedikit dari perusahaan swasta yang terlibat dalam kerja paksa mengambil langkah yang sama.

Permintaan maaf Mitsubishi disambut gembira oleh para veteran PD II.

"Ini adalah hari kemenangan. Selama 70 tahun kami menginginkannya," kata James Murphy, 74, veteran perang AS yang menjalani kerja paksa di perusahaan anak perusahaan Mitsubishi, Osarizawa Copper Mine.

Langkah Mitsubishi ini dilakukan di tengah gugatan yang diajukan ahli waris ratusan warga China yang diperbudak selama PD II. Mereka menuntut kompensasi jutaan dolar untuk kekejaman yang dialami nenek moyang mereka selama perang.

Kimura menolak mengomentari gugatan tersebut. Dia juga mengaku tidak tahu apakah permintaan maaf yang sama juga akan disampaikan perusahaan-perusahaan lainnya di Jepang.



Credit  CNN Indonesia