Senin, 06 April 2015

Serpong Bakal Jadi Pilot Project Pembangkit Listrik Nuklir


Serpong Bakal Jadi Pilot Project Pembangkit Listrik Nuklir 
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Zhengzhou, Henan, Tiongkok. (REUTERS/Stringer)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) tengah menyusun sejumlah persiapan menyusul program pemanfaatan energi nuklir di Indonesia.

Saat ini, lembaga pemerintah non departemen itu sedang mengajukan beberapa perizinan untuk memulai proyek uji coba (pilot project) pembangunan reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Serpong, Banten.

"Sudah mulai dan yang menangani Batan. Saat ini sedang mengurusi perizinan dan perancangan pembangunan fisik," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana di Jakarta, Senin (6/4).


Rida mengungkapkan, adanya pilot project pemanfaatan energi nuklir di Serpong tak lepas dari program pemerintahan Joko Widodo, Nawacita dalam rangka menyiasati krisis listrik yang terjadi di Indonesia. Rencananya, reaktor PLTN Serpong sendiri akan mulai dibangun pada 2016 dengan kapasitas 10 megawatt (MW).

"Konstruksinya mulai 2016 dan commisioning-nya sekitar 2019 atau 2020," tuturnya.

Selain Serpong, sebenarnya pemerintah juga sudah menyiapkan sejumlah daerah yang berpotensi untuk menjadi area pembangunan PLTN seperti Bangka Belitung. Belum lama ini, pemerintah Tiongkok pun siap menanamkan investasi sebesar US$ 12,5 miliar untuk membangun PLTN berkapasitas 5 x 1.000 Megawatt (MW) di sana jika pemerintah Indonesia memberi lampu hijau mengenai pemanfaatan nuklir.

"Lokasi pembangunan PLTN rencananya di wilayah Bangka Belitung. Perdana Menteri Tiongkok juga sudah membicarakan hal ini dengan Presiden Jokowi di pertemuan APEC bulan (November 2014) lalu,” ujar Direktur Utama PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) Yudi Utomo beberapa waktu lalu.

Dalam megaproyek tersebut, Yudi mengatakan Inuki sendiri akan bertindak sebagai pelaksana atau operator maintenance (OM) di PLTN yang rencananya akan dibangun menggunakan teknologi Tiongkok.

"Saya pastikan kalau 100 persen dana berasal dari Tiongkok. Tapi penggunaan produk dalam negeri (TKDN) lebih dari 70 persen," tuturnya.


Credit  CNN Indonesia