Senin, 20 April 2015

RI Minta Dukungan Nepal untuk Jadi Anggota Tidak Tetap DK PBB


RI Minta Dukungan Nepal untuk Jadi Anggota Tidak Tetap DK PBB  
Menlu Retno Lestari Priansari Marsudi saat memberikan sebuah keterangan pers di Kantor Kemenlu, Jakarta, Selasa, 17 Februari 2015. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
 
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika, Indonesia meminta dukungan Nepal terkait pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB 2015-2020.

Menurut Retno, Nepal merupakan negara yang tepat untuk bekerja sama dalam bidang perdamaian dunia. Pasalnya, Nepal merupakan negara dengan penyumbang perdamaian ke-6 terbesar di dunia, sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke-11.

"Saat kita bicara soal tentang peacekeeping, Indonesia dalam kasus ini menawarkan kerja sama dari industri strategis," kata Retno saat ditemui di Jakarta, Ahad (19/4).


"Kita juga mendiksusikan banyak hal untuk hubungan bilateral kita berdasarkan kedamaian dan stabilitas, demokrasi, ekonomi, dan pembangunan kawasan," ujar Retno meneruskan.

Hal senada juga dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Nepal Mahendra Bahadur Pandey, sesaat setelah menghadiri pertemuan pejabat tinggi dalam rangkaian peringatan 60 tahun KAA.

"Kita melangkah untuk membicarakan masalah international dan multilateral, dan kedua negara telah setuju untuk bergerak ke arah kedamaian dan kesejahteraan," kata Pandey.

"Kita telah berkontribusi untuk kedamaian dunia dan ini adalah abad ke-21, abad untuk kedamaian dan kesejahteraan. Tanpa kedamaian, tidak ada kesejahteraan, dan tanpa kesejahteraan, orang tidak akan damai lagi," lanjut Pandey.

Peringatan 60 tahun KAA digelar di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April. Segmen pertama digelar di Jakarta 19-23 April. Di ibu kota, konferensi akan diisi beberapa pertemuan mulai dari pertemuan tingkat pejabat tinggi, pertemuan tingkat menteri, hingga pertemuan kepala pemerintahan.

Setelah rangkaian acara di Jakarta rampung, pada 24 April seluruh perwakilan negara peserta bertolak ke Bandung untuk melakukan prosesi napak tilas KAA pertama.

Selain peserta KAA, turut hadir pula 16 negara peninjau, yaitu Australia, Belgia, Kuba, Selandia Baru, Meksiko, Norwegia, Swedia, Swiss, Amerika Serikat, dan Venezuela.

Tak hanya itu, terdapat 20 perwakilan dari beberapa organisasi internasional, di antaranya Asian Development Bank, Asean, Uni Afrika, PBB, South Centre, dan Liga Arab juga dipastikan bertandang ke KAA.


Credit  CNN Indonesia