"Pada Selasa (7/4/2015) pagi, pesawat mata-mata kami US RC-135U dicegat oleh pesawat Rusia Su-27 Flanker saat melakukan penerbangan rutin internasional. Pesawat tersebut terbang dengan cara yang tidak aman dan tidak profesional," ucap juru bicara Pentagon Eileen Lainez di Washington, Amerika Serikat (AS).
Lainez, seperti dilansir Spuntik pada Sabtu (11/4/2015) menyatakan, pihaknya telah mengajukan protes kepada pemerintah Rusia atas insiden tersebut. "AS memandang serius insiden ini, dan telah mengajukan protes kepada pemerintah Rusia melalui jalur diplomatik yang kami miliki," ucapnya.
Menurut beberapa laporan media AS, pesawat Rusia tersebut terbang secara berdampingan dengan jarak yang sangat dekat. Pesawat itu, menurut laporan media di AS hanya berjarak enam meter dari pesawat AS, dimana bila terdapat sedikit saja kesalahan dengan jarak sedekat itu, bisa berakibat sangat fatal.
Sementara itu, militer Rusia membantah pilot-pilot mereka telah terbang dengan manuver yang berbahaya. Menurut Negeri Beruang Merah itu pilot mereka memiliki disiplin yang tinggi, dan sangat patuh dengan regulasi ketat yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan Rusia, yang dibuat berdasarakan peraturan internasional.
Credit SINDOnews
Pentagon Protes Insiden Nyaris Tabrakan Pesawat AS dan Rusia
Pentagon menyalahkan pilot pesawat tempur SU-27 Rusia yang sembrono saat mencegat pesawat AS. Pentagon mengecam pilot tempur Rusia yang mereka anggap bermanuver “tidak aman dan tidak profesional” dalam insiden pada 7 April 2015 pekan lalu.
Juru bicara Pentagon, Mark Wright, mengatakan AS secara resmi sudah mengajukan protes kepada Rusia. Menurut Pentagon, pesawat AS, RC-135U terbang di wilayah udara internasional di utara Polandia. Namun, pesawat tempur Rusia SU-27 mencegat pesawat AS dengan kecepatan tinggi dari belakang, kemudian melewatinya.
”Pencegatan udara yang tidak profesional, memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada semua awak pesawat yang terlibat. Lebih penting lagi, tindakan ceroboh seorang pilot tunggal ini memiliki potensi untuk meningkatkan ketegangan antar-negara,” kata Wright, seperti dikutip Reuters, Senin (13/4/2015).
”Kegiatan udara ini berlangsung dalam konteks keamanan lingkungan yang kemudian berubah dalam pandangan agresi Rusia terhadap Ukraina,” ujarnya.
Ini bukan pertama kalinya AS telah memprotes Rusia atas pencegatan pesawat yang berbahaya. Sebelumnya, sebuah pesawat jet tempur Rusia mencegat pesawat pengintai pesawat AS di wilayah udara internasional di Laut Okhotsk.
Pihak Rusia sendiri sudah mengkonfirmasi alasan pencegatan pesawat AS itu. Menurut militer Rusia, pesawat mata-mata AS berusaha untuk menerobos wilayah udara Rusia, sehingga tindakan pencegatan dilakukan.
Credit SINDOnews
Ini Alasan Pesawat Rusia Tempel Ketat Pesawat AS
Pernyataan Rusia ini merupakan respon dari tuduhan Pentagon yang menyebut pesawat tempur Rusia mencegat pesawat mata-mata mereka dengan manuver berbahaya. Pentagon menyebut manuver yang dilakukan pesawat Rusia tersebut tidak aman dan tidak profesional.
"Pesawat kami pada tanggal 7 April lalu melihat sebuah pesawat tidak dikenal mencoba memasuki wilayah kami, dan langsung bergerak dengan bermanuver pesawat tersebut untuk memastikan pesawat apa atau siapakah itu. Pesawat kami lalu memastikan bahwa itu adalah US RC-135U," ucap pejabat militer Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
Melansir Spuntik pada Sabtu (11/4/2015), Konashenkov juga menyatakan bahwa pesawat mata-mata AS itu mematikan alat komunikasi mereka. Selain itu, dirinya juga menyebut AS tidak berhak untuk menilai kualitas pilot-pilot Rusia.
"Saya ingin menekankan bahwa US RC-135U bergerak menuju perbatasan Rusia dengan transponder yang dimatikan. Adapun mengenai kualitas pilot kami, hanya militer Rusia yang berhak menilai, dan bukan orang lain," imbuhnya.
"Selain itu, pesawat AS tersebut hanya terbang di sekitar wilayah udara kami, dan tidak menunjukan tanda-tanda akan bergerak menuju tempat lain," tambahnya.
Credit SINDOnews