Jumat, 10 April 2015

Mungkinkah TNI AU bisa jadi Macan Asia lagi seperti era Soekarno?



CB - Era 1960an, raungan mesin jet seri MiG Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) menggetarkan nyali Malaysia. Pesawat pengebom jarak jauh TU-16 membuat tidur Australia tak nyenyak.

AURI menjadi salah satu yang terkuat di era Soekarno. Negara tetangga menyebut AURI sebagai macan Asia. AS dan Blok Barat selalu memantau perkembangan kekuatan AURI.

Lalu, apakah kini Indonesia bisa mengulangi lagi masa-masa keemasan itu?

Pengamat militer dan intelijen, Wawan Hari Purwanto mengatakan dulu TNI membangun kekuatan militer karena menghadapi konfrontasi dengan Belanda untuk merebut Irian Barat. Selanjutnya, Indonesia juga menghadapi konfrontasi dengan Malaysia yang dibantu Inggris.

Pembelian persenjataan itu dilakukan jor-joran. Apalagi kredit persenjataan yang diberikan Rusia sangat ringan.

Tentu hal ini berbeda dengan sekarang. Saat ini pesawat-pesawat jet TNI AU lebih berfungsi sebagai alat pertahanan negara.

"Kalau dulu kita jadi Macan Asia dan kemudahan-kemudahan membeli alat itu dengan sistem pembayaran sangat ringan dan tidak langsung, juga untuk kepentingan Irian Barat. Kalau sekarang ini, tidak ada posisi seperti itu dan hanya untuk tujuan ketahanan nasional," papar Wawan saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (8/4) kemarin.

Wawan memandang, Indonesia lebih baik melengkapi kebutuhannya hingga mencapai minimum essential forces agar tidak dipandang sebelah mata oleh negara tetangga. Apalagi, Singapura dan Malaysia terus memperkuat armada tempurnya dengan melakukan berbagai peningkatan teknologi.

Untuk merebut kembali gelar Macan Asia pun dirasa cukup sulit bagi Indonesia, mengingat anggaran yang digunakan demi memperbaharui peralatan tempur sangat sulit. Apalagi, dana untuk membeli armada baru pun harus dibagi kepada tiga matra lainnya, yakni darat, laut dan Mabes TNI.

"Kalau untuk bertahan mungkin masih bisa dilakukan. Tergantung bagaimana kemauan pemerintah, terutama penerimaan keuangan. Tapi kalau penerimaan masih seperti ini, bahkan defisit, rasanya masih harus bersabar."

Hal yang sama juga diungkap Kadispenau Marsma Hadi Tjahjanto. Saat ini, TNI AU tengah berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitasnya agar mampu disegani di kawasan Asia Tenggara. Peningkatan tersebut akan dilakukan dengan pembelian senjata atau pesawat baru.

"Kuantitas nanti kalau timbul serangan, kalau tidak ada kita masih menggunakan kekuatan minimun. Itu tentu tergantung kebijakan pemerintah yang tentunya akan menambah kuantitasnya," pungkas dia.


Credit  Merdeka.com