Rabu, 15 April 2015

"Mengapa Bangsa Kamu Sangat Alergi terhadap Nuklir?"


 
AFP Pembangkit listrik tenaga nuklir di Cattenom, Perancis bagian timur.


JAKARTA, CB - Indonesia dianggap aneh oleh negara-negara maju lantaran belum memanfaatkan potensi tenaga nuklir untuk sumber energi alternatif.

Ketua Umum Asosiasi Wanita Indonesia Sains and Technlogy, Dewi Motik menuturkan dalam sebuah kongres yang dihadiri di Norwegia, delegasi negara lain banyak menanyakan mengapa Indonesia tidak menggunakan teknologi nuklir untuk sumber energi alternatif.

"Mereka bilang aneh negara kamu kok belum pakai nuklir," kata Motik dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Motik lantas mengatakan, masyarakat Indonesia selalu berfikiran pemanfaatan energi nuklir identik dengan perang. Dia menyebut, dari negara-negara maju di dunia hanya Indonesia lah yang belum memanfatkan nuklir.

"Mengapa bangsa kamu sangat alergi terhadap nuklir? Padahal menurut saya nuklir ini adalah way out. Tapi pemikiran kita masih kuno (soal nuklir), hanya berpikir perang," kata Motik.

Pilihan terakhir

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam kesempatan sama menegaskan, energi nuklir menjadi pilihan terakhir sebagai alternatif sumber energi primer.

"Nuklir ini potensinya besar tapi risikonya juga sangat besar. Di Jerman dan China mereka jalankan teknologi nuklir, tapi di Jawa nuklir ini alternatif terakhir. Kita yang agak sembrono ini mengkhawatirkan kalau pakai nuklir," kata Kalla.

Lebih lanjut Kalla menjelaskan, kalaupun dibangun pembangkit listrik di Jawa lantaran pertimbangan banyaknya industri, hal tersebut tidak memungkinkan sebab Jawa relatif berisiko tinggi terhadap gempa.

Namun, jika dibangun di Kalimantan, Kalla mengatakan di tanah Borneo itu masih banyak sumber energi lain seperti batu bara, ketimbang menggunakan nuklir.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin menambahkan, sebenarnya ada potensi sumber energi alternatif selain nuklir, yakni torium.

"Untuk membangun energi murah itu kita bisa membangun pembangkit tenaga torium, kalau kita masih alergi terhadap nuklir. Torium ini lebih murah dan relatif mudah didapat di Babel," kata Saleh.


Credit  KOMPAS.com