Prajurit
Taifib Korps Marinir TNI AL menyaksikan aksi menembak dari prajurit US
MARSOC di lapangan tembak Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran,
Situbondo, Jatim, 20 Maret 2015. Menembak merupakan salah satu materi
yang dilatihkan dalam latihan bersama ini. ANTARA/Sertu Mar Kuwadi
"Mereka diminta siaga di sana untuk rehabilitasi lokasi," kata Wuryanto kepada wartawan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis, 9 April 2015.
Rehabilitasi lokasi yang dimaksud Wuryanto adalah mengecek keadaan tempat yang dijadikan sasaran tembak dalam latihan perang. Para prajurit diberi tugas mencari kerusakan aset milik masyarakat sekitar akibat latihan.
"Apakah kebun atau ladangnya rusak, jika ada nanti akan diberikan ganti rugi," kata Wuryanto.
Latihan PPRC dilaksanakan pada 23-31 Maret 2015u. Dalam latihan tersebut, TNI melibatkan 3.222 personel dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Panglima TNI Jenderal Moeldoko meninjau langsung latihan pada hari terakhir.
TNI menolak jika latihan PPRC ini dikaitkan dengan penumpasan kelompok teroris jaringan Santoso yang sering disebut bersembunyi di wilayah Poso. Menurut Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal M. Fuad Basya, lokasi latihan PPRC selalu diacak setiap tahun. Kebetulan saja tahun ini Poso menjadi lokasi latihan.
"Jangan dikaitkan latihan kami dengan masalah teroris. Sebelumnya, latihan kami di Natuna, Riau, Kalimantan, sampai Jawa Timur tak dipermasalahkan," kata Fuad.
Credit TEMPO.CO