Rabu, 03 Desember 2014

India dan Tiongkok Bersaing di Lautan India


India dan Tiongkok Bersaing di Lautan India  
Armada kapal selam India sudah berusia 30 tahun dan setengahnya tidak beroperasi karena kondisinya yang buruk. (Reuters/R. Narendra)
 
 
New Delhi, CB -- India mempercepat program modernisasi angkatan laut dan menekan negara tetangganya untuk mengatasi kegiatan kapal selam Tiongkok di Lautan India.

Langkah ini menunjukkan negara-negara di wilayah semakin khawatir dengan perilaku militer Beijing di bawah laut.

Beberapa bulan setelah perseteruan di perbatasan yang memisahkan India dan Tiongkok di Himalaya, sejumlah kapal selam Tiongkok muncul di Sri Lanka, negara kepulauan yang terletak di sebelah tenggara perairan India.

Tiongkok juga telah memperkuat hubungan dengan Maladewa, satu negara kepulauan di Lautan India.

Langkah Tiongkok ini menggambarkan tekad negara itu memperkuat kehadirannya di Lautan India, yang menjadi jalur pengiriman sebagian besar minyak impornya, dan bersamaan dengan peningkatan ketegangan di Laut Cina Selatan dimana kekuatan angkatan laut Beijing telah membuat negara-negara di wilayah khawatir.

"Kami khawatir dengan kondisi kapal selam kami. Tetapi dengan Tiongkok yang terus berupaya keras menekan kami, seperti di Himalaya, Laut Cina Selatan dan sekarang Lautan India, kami harus lebih khawatir lagi," ujar Arun Prakash, mantan kepala staf angkatan laut India.

"Untungnya, pemerintah terlihat sudah sadar akan krisis ini," tambahnya. "Tetapi diperlukan waktu untuk membangun kembali armada. Kami berharap tidak ada pertempuran dengan Tiongkok dan bahwa diplomasi dan aliansi akan bisa mengatasi masalah yang muncul."

Pemerintah Perdana Menteri India telah memerintahkan percepatan proses tender pembangunan enam kapal selam bertenaga diesel yang diperkirakan bernilai US$8,1 miliar, selain pembelian enam kapal selam yang kini sedang dibangun perusahaan Perancis di Mumbai.

Armada kapal selam baru ini akan mengganti armada lama yang sudah berusia 30 tahun dan sering kali tidak berfungsi secara maksimal.

Kapal selam nuklir buatan India pertama - yang mengangkut rudal berkepala nuklir dan akan diuji coba di laut bulan ini - akan bergabung dalam armada kapal selam India pada 2016.
 
Militer India berusaha mengimbangi kehadiran militer Tiongkok di Lautan India yang merupakan jalur transportasi penting bagi Tiongkok. (Reuters/R. Narendra)
India membeli satu kapal selam bertenaga nukir dari Rusia pada 2012 dan sedang berunding untuk membeli kapal selam kedua.

Pemerintah India telah menghubungi Larsen & Toubro Ltd.yang membangun lambung kapal selam nuklir pertama buatan India, untuk membuat lagi dua lambung kapal selam serupa.

Sementara itu, Australia berencana membeli hingga 12 kapal selam siluman dari Jepang, dan Vietnam berencana membeli hingga empat kapal selam kelas Kilo tambahan untuk menambah armadanya yang kini berjumlah dua.

Taiwan berupaya mendapatkan teknologi Amerika Serikat untuk membangun armada kapal selam sendiri.

Jepang, yang terlibat perselisihan dengan Tiongkok, juga menambah armada kapal selam serang tenaga diesel dari 16 menjadi 22 dalam satu dekade ke depan.

Kalah Banyak

Selain kapal selam tenaga nuklir dari Rusia, angkatan laut India saat ini memiliki 13 kapal selam tenaga diesel yang sudah tua, dan hanya setengahnya yang masih beroperasi.

Tahun lalu, salah satu kapal selam itu tenggelam setelah meledak dan terbakar ketika bersandar di pelabuhan Mumbai.

Tiongkok diperkirakan memiliki 60 kapal selam konvensional dan 10 kapal selam tenaga nuklir, tiga diantaranya dilengkapi dengan senjata nuklir.

Ma Jiali, pakar dari Forum Reformasi Tiongkok di Pusat Studi Strategis, mengatakan kekhawatiran utama Beijing di Lautan India adalah menjaga jalur pengiriman komoditinya, terutama minyak.

"Banyak suara-suara di India yang menyatakan Lautan India adalah milik India, dan negara lain tidak berhak di sana. Pemikiran itu banyak tersebar, tetapi tentu saja tidak perlu dipandang seperti itu. Pandangan Tiongkok adalah harus ada dialog dan diskusi dengan India," ujar Ma.

Para pakar militer mengatakan penambahan kekuatan armada Angkatan Laut oleh India, 150 kapal perang termasuk dua kapal induk, dan Tiongkok, dengan 800 kapal perang, kecil kemungkinan kedua negara akan bentrok.

David Brewster dari Australian National University mengatakan India akan berusaha sekuat tenaga mengukuhkan posisinya di Lautan India.

Negara itu akan mengikat kerjasama kelautan dengan Jepang dan Australia, dan memperbesar pangkalan militer di Kepulauan Andaman yang terletak 140 kilometer dari Selat Malaka, ujarnya.

Brewster mengatakan India memandang kehadiran kapal perang AL Tiongkok sebagai gangguan. Mereka memberi pesan kuat ke Beijing lewat kehadirannya ini.

India berunding dengan Sri Lanka tentang kehadiran kapal selam Tiongkok, dan mengingatkan negara itu bahwa berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani antara India, Sri Lanka dan Maladewa, New Delhi harus diberitahu mengenai kunjungan kapal perang Tiongkok ke pelabuhan Sri Lanka.

India juga terlibat dalam pembangunan pelabuhan laut dalam bernilai US$8 miliar yang ingin dibangun Bangladesh di Sonadia, Teluk Bengali, sementara perusahaan Tiongkok yang lebih dulu mengajukan tender menjadi favorit pemenangnya.

"Jika Tiongkok terus melakukan strategi ini dan terus hadir di Lautan India maka India akan merasa harus bereaksi," kata Brewster. 
 
 
Credit CNN Indonesia