Senin, 22 Desember 2014

Terkait Laut China Selatan, Pejabat Tiongkok akan ke Vietnam



Terkait Laut China Selatan, Pejabat Tiongkok akan ke Vietnam  
Tiongkok menggambar wilayah sembilan garis putus-putus yang mengklaim hampir 90 persen dari wilayah Laut China Selatan. (Dok.Istimewa)
 
Beijing, CB -- Seorang pejabat senior Tiongkok akan mengunjungi Vietnam bulan ini, di tengah ketegangan antara kedua negara tetangga tersebut atas klaim wilayah sengketa di Laut China Selatan.

Yu Zhengsheng, yang mengepalai badan penasehat seremonial parlemen Tiongkok dan merupakan pejabat tertinggi keempat di Partai Komunis Tiongkok, akan ke Vietnam untuk memenuhi undangan dari Partai Komunis Vietnam, kata kantor berita resmi Xinhua pada Senin (22/12).

Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai rencana kunjungan itu.

Kekerasan anti-Tiongkok berkobar di Vietnam sejak akhir Mei setelah perusahaan minyak CNOOC mendirikan rig oil, alat pembor minyak, di laut dalam yang berada sekitar 240 km di lepas pantai Vietnam di Laut China Selatan.

Sejak itu, Tiongkok telah berusaha untuk mencairkan ketegangan dengan Vietnam, termasuk mengirimkan pejabat senior ke Hanoi.

Namun, kedua negara bentrok lagi bulan ini setelah Vietnam mengajukan posisinya ke pengadilan arbitrase internasional, diprakarsai oleh Filipina, atas sengketa yang melibatkan beberapa negara.

Partai-partai Komunis memerintah kedua negara dan perdagangan mereka telah membengkak sampai US$ 50 miliar per tahun. Meski begitu, Vietnam telah lama mencurigai negara tetangganya itu, terutama menyangkut klaim Tiongkok yang ingin menguasai hampir seluruh Laut China Selatan.

Tongkok mengklaim sekitar 90 persen dari Laut Cina Selatan, yang diimplementasikan dengan nine-dash line, berupa garis putus-putus yang membentang jauh ke dalam jantung maritim Asia Tenggara.

Selain Vietnam, negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei dan Taiwan juga memiliki klaim ke bagian perairan yang kaya akan ikan, potensi energi dan merupakan jalur pelayaran utama.

Credit CNN Indonesia