Senin, 22 Desember 2014

Jika Perlu, Tiongkok Siap Bantu Rusia




Jika Perlu, Tiongkok Siap Bantu Rusia  
Mata uang Rusia, Rubel, menukik tajam awal minggu lalu, meski Putin tak mengakui negaranya berada dalam krisis. (Reuters/Kacper Pempel)
 
 
Beijing, CB -- Menteri Luar Negeri Tiongkok mengatakan Tiongkok bersedia membantu Rusia dari krisis ekonomi yang melanda negara itu, jika diperlukan.

Namun Wang Yi mengatakan ia percaya Rusia masih mampu untuk mengatasi masalah ekonominya sendiri, sperti dikutip dari surat kabar Tiongkok, Senin (22/12).

Rubel telah menurun sekitar 45 persen terhadap dolar tahun ini. Presiden Vladimir Putin telah menolak untuk menyebutnya krisis dan mengatakan mata uang Rusia pada akhirnya nanti akan bangkit kembali.

Wang, berbicara kepada wartawan akhir pekan lalu, mengatakan bahwa Rusia juga memiliki "kebijaksanaan" untuk keluar dari kesulitan.

"Jika pihak Rusia membutuhkan, kami akan memberikan bantuan yang diperlukan dalam kemampuan kami," katanya, mencatat bahwa kedua negara telah secara konsisten membantu satu sama lain.

Menteri perdagangan Tiongkok, juga berbicara pada akhir pekan lalu, mengusulkan lebih banyak menggunakan mata uang Tiongkok dalam perdagangan dengan Rusia untuk menghadapi melemahnya rubel demi memastikan perdagangan yang aman dan dapat diandalkan.

Tiongkok dan Rusia memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi yang erat, terutama di sektor energi.

Namun, Tiongkok mengambil langkah aman dan berusaha untuk terlihat tidak memihak dalam konflik Rusia dan Ukraina serta menyerukan kedua belah pihak melakukan pembicaraan untuk mengatasi masalah mereka.

Ekspor Tiongkok ke Rusia naik 10,5 persen dan impor naik 2,9 persen dalam tiga kuartal pertama tahun ini dari periode yang sama pada 2013, dengan total perdagangan senilai US$ 70,78 miliar.

Regulator valuta asing Tiongkok mengatakan pekan lalu bahwa mereka memonitor penurunan rubel tetapi mereka tidak melihat dampak yang signifikan terhadap alur modal kedua negara.

Credit CNN Indonesia