Rabu, 24 Desember 2014

Kalau Polri Tak Sanggup Tangani Teroris, TNI Siap Turun Tangan

Kalau Polri Tak Sanggup Tangani Teroris, TNI Siap Turun Tangan

Densus 88
 













Jakarta, CB - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan hingga detik ini Indonesia masih ada dalam ancaman terorisme. Aksi teror yang dilakukan segelintir orang tak bertanggungjawab ini masih menghantui masyarakat, terutama adalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

 
"TNI dari waktu ke waktu telah menyiapkan prajuritnya, baik dari satuan khusus maupun satuan-satuanya di batalyon untuk memerangi teroris," kata Moeldoko usai Rapat Pimpinan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (23/24/2014).
 
Menurutnya untuk membendung aksi teror tersebut TNI siap bekerjasama dengan Polri. Bahkan, lanjutnya, jika Polri sudah tidak mampu mengatasi teroris maka TNI siap turun tangan.
 
"Kita tetap melakukan sinergi dengan Polri. Apabila tingkat aksi terorisme melampaui kepolisian untuk menangani, maka disitulah TNI akan hadir. Nanti akan ada dewan pemerintah yang dibentuk memberitahukan bahwa terorisme sudah masuk dalam intensitas tinggi," jelasnya.
 
Adapun ancaman teroris dengan intensitas tinggi, menurut Moeldoko, seperti pembajakan pesawat maupun kapal, penyanderaan WNI di luar negeri, dan juga adanya ancaman kedaulatan NKRI.
 
"Contoh tersebut adalah domain TNI. TNI diproyeksikan untuk itu. Jadi ada beberapa status yang ditingkatkan dari C ke B atau dari B ke A," tandasnya.
 
Dalam kesempatan itu juga Moeldoko mengungkapkan bahwa pemerintah telah berjanji akan meningkatkan kesejahteraan prajurit, yakni dengan meningkatkan tunjangan kinerja atau remunerasi. Dengan begitu diharapkan, tentara lebih kuat dan profesional dalam menjalankan tugasnya menjaga pertahanan negara.
 
"Beberapa waktu lalu Pak Presiden saat memberikan pengarahan di Pangkalan Komando Satuan di Kalimantan beliau menyampaikan, kerja (TNI) nanti akan mendapat tambahan peningkatan remunerasi dari 37% menjadi kurang lebih 50%ke depan," ungkapnya.
 
Moeldoko menuturkan, proses peningkatan kesejahteraan prajurit seiring dengan perawatan alat utama sistem persenjataan TNI yang masuk dalam rencana strategis TNI. Hal itu lanjut Moeldoko, telah disampaikan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Komisi I DPR RI.
 
"Itu yang jadi drive dalam penyelenggaraan anggaran ke depan," lanjut Moeldoko.
 
Sementara itu, Moeldoko mengatakan, hari ini terakhir Rapim TNI yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI dengan peserta 173 Perwira Tinggi beserta para Kepala Staf Angkatan. Rapim tersebut mengundang sejumlah Menteri kabinet kerja untuk memberikan pembekalan. Hari ini dihadiri oleh Menko Polhukam dan Menko Kemaritiman.
 
Sedangkan kemarin sejumlah Menteri telah memberikan pembekalan, diantaranya adalah Menteri Pertahanan Ryarmizard Ryacudu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Adrinof Chaniago, Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro, Menteri PU dan Perumahan rakyat.



Credit Harianterbit.com