Rabu, 24 Desember 2014

Kekuatan Aviasi Angkatan Laut Rusia yang Baru: Universal dan Multifungsi



Kekuatan Aviasi Angkatan Laut Rusia yang Baru: Universal dan Multifungsi
Satuan aviasi angkatan laut Rusia memilih jalan untuk memodernisasi pesawat patroli antikapal miliknya. Foto: RIA Novosti


CB - Kekuatan aviasi untuk angkatan laut—yang merupakan hasil reformasi pasca-Uni Soviet—berada dalam posisi paling sulit dibanding satuan Angkatan Laut Rusia lain.


Setelah kehilangan semua pesawat pembom strategis Tu-95, pesawat serbu, dan pesawat jet tempur miliknya, Angkatan Laut Rusia telah kehilangan kemampuan untuk melindungi kapal dan satuan penjagaan pantai miliknya secara mandiri, serta tak bisa lagi memberi bantuan tembakan dari udara bagi mereka. Saat ini Rusia tengah memulihkan kembali kekuatan aviasi angkatan lautnya, meski untuk memenuhi rencana ambisius tersebut, pemerintah harus melewati jalan yang panjang.
Ancaman Kapal Selam


Satuan aviasi angkatan laut Rusia memilih jalan untuk memodernisasi pesawat patroli antikapal miliknya. Peluang kesuksesan pembaharuan tersebut meningkat tajam berkat dipasangnya kompleks radio elektronik yang baru.
Musim panas lalu, pesawat patroli Il-38N pertama yang sudah dimodernisasi didatangkan ke Pusat Penggunaan dan Pendidikan Ulang Militer Penerbang Aviasi Armada Laut Rusia 859 di kota Yeysk. Berdasarkan kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia, perusahaan Il harus memodernisasi lima unit pesawat tersebut.
Keunggulan utama Il-38N terletak pada sistem penguncian sasaran dan pencarian terbaru Novella-P-38. Modifikasi ekspor sistem ini mendapatkan julukan yang sangar, yakni “ular laut” dan dipasang di pesawat modifikasi Il-38SD milik Angkatan Laut India. Saat ini terdapat lima unit pesawat tersebut. Ciri khas yang khusus dari pesawat ini adalah kemampuan untuk membawa dua roket antikapal Kh-35E.
Sistem pesawat tersebut memiliki radar resolusi tinggi. Antena radar dimasukkan ke dalam fairing di bawah hidung pesawat. Selain itu, pesawat juga memiliki sistem observasi optik elektronik gyrostabilized Lanner-A dalam kontainer yang menyerupai bola di bagian hidung pesawat dan sistem komando taktis, serta sistem intelejen elektronik.
Kapal Induk Militer Masa Depan
Jet tempur angkatan laut Su-33 dan MiG-29K dikembangkan secara bersamaan dalam lingkup program Soviet untuk pembentukan kekuatan kapal-kapal induk yang lengkap. Su-33 dikembangkan sebagai jet tempur penakluk kepemimpinan di ruang udara, sedangkan MiG-29K dikembangkan sebagai pesawat multifungsi untuk menjamin kinerja sistem pertahanan udara dalam jarak dekat dan penyerangan sasaran di atas air dan darat. Namun, kedua pesawat tersebut malah bersaing satu sama lain.

‘Pertarungan untuk dek kapal’ pun dimenangkan oleh MiG-29K. Jenis pesawat yang sudah dipebaharui tersebut awalnya dipesan oleh Angkatan Laut India dan masuk fase produksi massal pada tahun 2008. Berkat kontrak ekspor yang terbilang sukses dan perolehan dana dari para pemesan, perusahaan pesawat Rusia MiG mampu membuat jet tempur satu awak MiG-29K dan pesawat latih tempur Sparka MiG-29KUB untuk melengkapi kekuatan aviasi Angkatan Laut Rusia.
Pada 2012, Kementerian Pertahanan Rusia telah menandatangani kontrak pemesanan 20 unit MiG-29K dan empat unit MiG-29KUB. Hingga Desember ini, Angkatan Laut Rusia sudah memiliki sepuluh unit MiG-29K dan empat unit Sparka.
Pesawat ini berbeda jauh dengan MiG-29K generasi pertama. Pesawat ini dipersenjatai dengan kompleks avionik dan board system baru dan mampu menggunakan persenjataan yang dikendalikan maupun senjata otomatis untuk kelas udara-ke-udara dan udara-ke-darat. Jika pembentukan kekuatan kapal induk dalam Armada Laut Rusia terealisasi, maka MiG-29K/KUB akan menjadi kekuatan serbu utama mereka.


Jet tempur multifungsi Su-30SM dibeli untuk meningkatkan potensi kekuatan tempur satuan aviasi Angkatan Laut Rusia. Pesawat ini dirancang untuk menggantikan Su-24 yang sudah menua di Krimea. Pada Desember 2013, kontrak pertama telah ditandatangani untuk penyediaan lima pesawat tempur. Tiga unit pertama akan diserahkan pada musim panas tahun depan. Pada September lalu, telah ditandatangani kontrak kedua untuk tujuh unit pesawat, dengan total nilai kontrak tersebut mencapai 12 miliar rubel.
“Pesawat-pesawat muktahir itu mampu bertempur melawan sasaran di udara, di atas laut, dan di darat, yang secara signifikan meningkatkan potensi kekuatan aviasi angkatan laut Rusia,” kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yuriy Borisov saat menandatangani kontrak.

Pemburu Bersayap Putar
Pembaharuan serius juga dinantikan dalam armada helikopter satuan aviasi Angkatan Laut Rusia.
Pertama, armada laut Rusia harus memiliki helikopter tempur berbasis kapal Ka-52K yang berciri khas memiliki baling-baling dua tingkat dan memiliki sayap. Program kedua adalah modernisasi armada besar helikopter pencarian dan pertolongan (Ka-27PS) serta helikopter antikapal (Ka-27PL). Secara keseluruhan, kemungkinan sekitar 50 unit helikopter Ka-27PL/PS akan mengikuti program modernisasi dan masa kerjanya dapat meningkat sepuluh hingga 15 tahun.


Armada laut Rusia harus mendapat sejumlah helikopter unik bersistem pelacak radar dan pemandu Ka-31R yang mampu menemukan sekaligus memberi panduan pada 20 hingga 40 sasaran udara dan atas laut pada jarak seratus sampai 150 kilometer.
Jika semua rencana dan program-program ambisius yang memiliki tujuan untuk meningkatkan potensi tempur kekuatan aviasi armada laut Rusia ini berhasil dilaksanakan, maka untuk pertama kalinya dalam periode pasca-Uni Soviet Rusia bisa memiliki satuan tempur laut universal dan multifungsi yang komprehensif.



Credit RBTH Indonesia