Senin, 29 Desember 2014

Teleskop NASA Bisa Ungkap 'Misteri' Matahari


Teleskop NASA Bisa Ungkap 'Misteri' Matahari  
Foto matahari yang berhasil ditangkap NASA. (CNNIndonesia/Reuters Photo)
 
 
Jakarta, CB -- Badan antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA), untuk pertama kali berhasil menangkap gambar matahari dengan teleskop Nuclear Spectroscopic Telescope Array (NuSTAR).

Menurut NASA, NuSTAR merupakan teleskop sinar X berenergi tinggi paling sensitif yang pernah dibangun. Meski tidak dirancang untuk menangkap gambar matahari dari jarak dekat, tetapi ia bisa bantu mengungkap hal lain yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

"NuSTAR akan memberikan tampilan unik dari matahari, dari bagian terdalam hingga yang tertinggi pada atmosfernya," ujar fisikawan solar dan anggota tim NuSTAR di Universitas California, David Smith.

Gambar matahari yang ditangkap NuSTAR memperlihatkan ada warna hijau dan biru yang merupakan emisi energi tinggi matahari. Hijau merupakan emisi energi tinggi antara 2 dan 3 kiloelectron volt, dan biru antara 3 dan lima kiloelectron volt.

Sinar matahari yang terlalu terang selama ini dapat mengganggu bahkan merusak detektor pada teleskop. Namun, sejauh ini detektor pada NuSTAR masih aman untuk mengambil gambar matahari.

Gambar matahari pertama dari NuSTAR menunjukan bahwa teleskop itu sebenarnya bisa mengumpulkan data tentang matahari dan memberi wawasan tentang aspek yang selama ini dipertanyakan seperti suhu tinggi pada bintik matahari.

Tim NASA berharap gambar matahari yang selanjutnya bisa ditangkap akan menyuguhkan data yang lebih baik.

Teleskop itu juga punya potensi menangkap nanoflare yang selama ini dijadikan hipotesis. Nanoflare sendiri adalah versi kecil dari suar raksasa matahari yang meletus dengan partikel beradiasi tinggi dan dipercaya sebagai sumber panas yang luar biasa.

Nanoflare, yang diyakini ada oleh para peneliti, bisa menjelaskan alasan mengapa atmosfer terluar matahari, korona, bisa mendesiskan panas. 'Misteri' itu dinamakan "coronal heating problem". Suhu rata-rata korona mencapai 1 juta derajat celcius.

"NuSTAR akan sangat peka terhadap kegiatan terlemah sinar X pada atmosfer matahari dan itu kemungkinan termasuk nanoflare," kata Smith.

Tim peneliti berharap jika NuSTAR bisa menangkap aksi nanoflare, itu berarti teka-teki selama ini bisa dipecahkan.

Credit CNN Indonesia