Jumat, 26 Desember 2014

Waspadai Korut, Jepang Perkuat Keamanan Siber


Waspadai Korut, Jepang Perkuat Keamanan Siber 
 Pemerintah Jepang memerintahkan praktisi pertahanan siber, diplomat, dan pejabat lain untuk meningkatkan keamanan siber, terutama pada infrastruktur negara dan layanan publik. (Reuters/Thomas Peter)
 
 
Tokyo, CB -- Pemerintah Jepang merasa khawatir akan menjadi sasaran empuk serangan siber yang diduga berasal dari Korea utara setelah sistem komputer Sony Pictures Entertainment dibobol oleh peretas. Negeri Sakura ini memperkuat pertahanan siber pada seluruh infrastruktur negara.

Pusat Keamanan dan Informasi Nasional di Jepang bekerja melalui berbagai kementerian, menekan setiap perusahaan untuk meningkatkan keamanan mereka dari serangan siber, termasuk lembaga negara.

Fungsi dasarnya adalah untuk menghadapi serangan siber, menjaga layanan penting seperti jaringan listrik, pasokan gas dan jaringan transportasi.

Proses peningkatan keamanan ini akan melibatkan ahli pertahanan siber, diplomat, dan pejabat yang membuat kebijakan tertulis dalam melakukan perumusan peraturan. Perundingan ini akan dilakukan akhir pekan nanti di kantor Perdana Menteri Shinzo Abe.

"Jepang terus menjaga kontak dengan Amerika Serikat dan mendukung menangani kasus ini," kata Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga seperti dikutip dari Reuters.

Suga mengakui bahwa pemerintahan Jepang sangat berusaha mengatasi ancaman kejahatan komputer, terutama yang disponsori oleh negara.

Perusahaan asal Jepang tercatat rentan terhadap serangan siber. Menurut survei keamanan yang dilakukan oleh Trend Micro, tingkat keamanan siber perusahaan di Jepang hanya mendapat rating rata-rata sebesar 58,5 dari total 100 poin.

Hanya beberapa perusahaan teknologi dan penyedia internet saja yang mencapai angka lebih dari 70. Jaringan transportasi, infrastruktur medis, dan pelayanan kesejahteraan, terbilang sangat lemah.

"Tidak ada cara yang dapat menjamin bahwa peretas tidak akan mendapatkan akses," kata Atsuro Nishimoto, CEO perusahaan LAC Co., perusahaan keamanan siber yang bekerja sama dengan polisi Jepang.

"Satu-satunya cara yang dapat Anda lakukan adalah menutup jaringan internet Anda," lanjutnya.

Amerika Serikat menuding Korea Utara berada di balik serangan terhadap Sony Pictures Entertainment pada 24 November lalu yang membuat sejumlah data penting perusahaan bocor, termasuk data gaji karyawan dan data pribadi selebritas.

Akhir Desember ini, jaringan internet Korea Utara dilaporkan mati selama 9 jam namun berhasil aktif kembali. Hal macam ini dikhawatirkan dapat memicu perang siber di antara negara.
Credit CNN Indonesia