Selasa, 30 Desember 2014

5 Kekuatan asing bantu pencarian AirAsia QZ 8501


Basarnas cari Malaysia Airlines



CB - Hilangnya pesawat AirAsian QZ 8501 sejak Minggu (28/12) pagi membuat sejumlah pihak khawatir. Tidak terkecuali negara tetangga yang bahkan ikut menerjunkan armada tangguhnya untuk mencari dimana keberadaan pesawat yang hilang dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura itu.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi langsung mendatangi kantor Basarnas untuk melakukan koordinasi terkait keinginan pihak asing membantu proses pencarian AirAsia yang diperkirakan jatuh di wilayah Bangka Belitung dan Kalimantan Barat ini.

"Kita hanya koordinasi saja, saya sudah bicara dengan beberapa Menlu dari beberapa negara lain, kita koordinasi dengan Basarnas sekarang," kata Retno di kantor Basarnas, Senin (29/12).

Dia bahkan sudah mengizinkan jika ada negara sahabat yang ingin menurunkan armada kapal laut atau pesawat canggihnya untuk membantu melacak keberadaan pesawat berpenumpang 155 orang dan 7 awak tersebut.

Berikut kekuatan asing yang ikut turun bantu proses pencarian pesawat AirAsia:

1.
Australia terjunkan pesawat canggih Orion cari AirAsia

Australia hari ini mengerahkan sebuah pesawat Royal Australian Force (RAAF) AP-3C Orion untuk membantu pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang sejak kemarin.

Militer Australia mengatakan pesawat itu akan memusatkan pencarian di sekitar Laut Jawa.

"RAAF AP-3C Orion adalah pesawat yang sudah terbukti kemampuannya dalam tugas pencarian dan penyelamatan di atas laut. Pesawat ini dilengkapi radar dengan infra merah dan sensor elektro-optik untuk mendukung pencarian dengan kasat mata," kata dia, seperti dilansir koran the Star, Senin (29/12).

Perdana Menteri Australia Tony Abbott sudah berjanji akan membantu Indonesia buat mencari pesawat yang membawa 162 penumpang dengan rute Surabaya-Singapura itu. Abbott kemarin sudah menelepon Presiden Joko Widodo buat menawarkan bantuan.

Australia sebelumnya sudah mengomandoi pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang Maret lalu dan diduga jatuh di Samudera Hindia.


2.
China siap kirim kapal dan pesawat

Hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 turut mendapat perhatian dari negara asing, salah satunya China. Negeri tirai bambu itu bahkan menawarkan bantuannya kepada Indonesia untuk mencari pesawat yang hilang sejak kemarin pagi itu.

Tawaran bantuan itu bahkan sudah disampaikan langsung kepada pemerintah Indonesia.

"Kami menawarkan bantuan berupa kapal dan pesawat dalam upaya pencarian dan penyelamatan atas insiden AirAsia," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, di Beijing, Senin (29/12).

Tak cuma itu, negeri Mao Zedong itu juga menawarkan bantuan dalam bentuk lain. Bantuan dalam bentuk lain itu disesuaikan sesuai kebutuhan Indonesia.

"Pihak Tiongkok telah mengatakan kepada Indonesia bersedia untuk segera mengirim pesawat terbang dan kapal-kapal untuk berpartisipasi dalam pencarian dan penyelamatan, dan akan memberikan bantuan lain sesuai dengan kebutuhan Indonesian," demikian dilansir Antara.

3.
Malaysia kirim pesawat SAR cari AirAsia

Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengizinkan pihak asing bantu pencarian pesawat AirAsia QZ 8501. Menurut dia, Malaysia sudah berkoordinasi untuk membantu terjunkan pesawat SAR.

"Malaysia juga ada tawaran bantuan pesawat SAR C130 perizinannya sudah diberikan pagi ini dan sudah diberikan pagi ini," katanya usai rapat koordinasi di kantor Basarnas Jakarta, Senin (29/12).

Sementara itu Kepala Basarnas FHB Soelistyo mengatakan Kemenlu menjadi pintu kerjasama antara Basarnas dengan sejumlah negara asing untuk mendapat bantuan peralatan. Soelistyo juga mengakui bantuan dari negara asing diharapkan dapat membantu keterbatasan peralatan yang dimiliki Indonesia.

"Ada dua alat yang kita akan gunakan dalam operasi hari ini marine detector dengan spesifikasi lebih bagus itu adalah untuk menentukan lokasi atau posisi pesawat hilangnya di mana. Satu lagi menindak lokasi itu dengan melakukan evakuasi submersible atau kapsul yang bisa diturunkan sampai dasar laut sedalam 200 meter. Bahkan lebih dari itu. Kita belum punya alat itu," katanya.

4.
Singapura terjunkan tiga kapal SAR

 Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, Singapura menyatakan siap ikut membantu proses pencarian AirAsia. Menurut dia, Singapura akan menerjunkan tiga kapal SAR untuk mencari puing pesawat yang kemungkinan jatuh di wilayah perairan Bangka Belitung dan Kalimantan Barat.

"Kemudian dari Singapura ada jenis pesawat tiga kapal SAR jenis frigate landing sift tank dan corvate pesawat jenis C130 Minggu kemarin sudah mulai dengan Basarnas masuk hari ini. Perizinan sudah diminta pagi ini," kata Retno.

Sementara itu, Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma A DwiPutranto menuturkan asing tidak bisa seenaknya menerjunkan pesawat untuk bantu proses pencarian. Dia menyatakan, bantuan pesawat asing itu harus dikoordinasikan dengan Basarnas.

"Kita yang atur posisi mereka (pesawat-pesawat asing), pencarian di mana," kata Dwi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/12).

Pengaturan posisi tersebut, kata Dwi, adalah pembagian wilayah pencarian bagi pesawat asing yang masuk.

"Kalau dia mau tiba-tiba turun di tempat lain ya gak boleh. Kontrol di ATC Cengkareng," kata Dwi

5.
Korea Selatan terbangkan satu pesawat

Korea Selatan juga ikut berpartisipasi dalam pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang sejak kemarin. Korea Selatan akan mengirim pesawat mulai besok.

Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menegaskan jika perizinan armada asing untuk bantu pencarian AirAsia sudah beres. Dia mengizinkan seluruh negara tetangga yang ingin berpartisipasi mencari pesawat nahas tersebut.

"Korsel permintaan perizinannya pagi ini dan kita izinkan berupa satu pesawat baru akan gabung besok. Jadi itu perizinan kita sampaikan terkait permintaan dan penawaran dari negara sahabat," kata Retno.

Sementara itu Kepala Basarnas FHB Soelistyo mengatakan Kemenlu menjadi pintu kerjasama antara Basarnas dengan sejumlah negara asing untuk mendapat bantuan peralatan. Soelistyo juga mengakui bantuan dari negara asing diharapkan dapat membantu keterbatasan peralatan yang dimiliki Indonesia.

"Ada dua alat yang kita akan gunakan dalam operasi hari ini marine detector dengan spesifikasi lebih bagus itu adalah untuk menentukan lokasi atau posisi pesawat hilangnya di mana. Satu lagi menindak lokasi itu dengan melakukan evakuasi submersible atau kapsul yang bisa diturunkan sampai dasar laut sedalam 200 meter. Bahkan lebih dari itu. Kita belum punya alat itu," katanya.


Credit Merdeka.com