Rabu, 24 Desember 2014

Kemenangan Abe akan tingkatkan hubungan pertahanan

Pertahanan Jepang: Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menginspeksi model pesawat tempur F35A saat upacara pemeriksaan di Markas Udara Hyakuri Angkatan Bela Diri Udara Jepang di Omitama pada bulan Oktober 2014. [AFP]
Pertahanan Jepang: Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menginspeksi model pesawat tempur F35A saat upacara pemeriksaan di Markas Udara Hyakuri Angkatan Bela Diri Udara Jepang di Omitama pada bulan Oktober 2014. [AFP]


CB - Kemenangan mutlak terpilihnya kembali Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memungkinkannya untuk meneruskan dan mengintensifkan kebijakannya meningkatkan kemampuan Angkatan Pertahanan Jepang dan memperluas dukungan Tokyo terhadap bangsa-bangsa demokrasi di kawasan Asia-Pasifik.
Hal ini juga semakin meneguhkan kebijakan Abe melawan klaim wilayah Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.
“Abe terus berupaya membalikkan kebijakan demilitarisasi keamanan nasional Jepang pasca-Perang Dunia II, mengakhiri sebuah kondisi yang telah berlangsung hampir 70 tahun,” kata Charles W. Freeman Jr., rekan ketua U.S. China Policy Foundation dan ahli AS untuk urusan Asia Timur, kepada Asia Pacific Defense Forum [APDF].
“Hal ini menandai langkah lain dalam proses pengambilan langkah terlambat menuju kondisi normal dalam hal penegasan kepentingan nasional yang independen oleh bangsa-bangsa Asia Timur,” kata Freeman.
Partai Abe terus memperoleh mayoritas kuat
Partai Demokrasi Liberal pimpinan Abe memenangkan 291 dari 475 kursi yang ada di dalam pemilu majelis rendah Jepang pada 14 Desember.  Angka itu berkurang sedikit dari jumlah prapemilihan yang sebanyak 295 kursi, tetapi cukup besar untuk memperoleh mayoritas di majelis rendah.
Kemenangan ini menegaskan bahwa Abe telah menerima mandat besar yang dia inginkan untuk membentuk kembali ekonomi dalam negeri Jepang serta kebijakan pertahanan dan asingnya yang belum pernah dilakukan pemimpin Jepang sebelumnya sejak Shigeru Yoshida [1948-54] setelah Perang Dunia II.
“Setelah mengembalikan aliansi LDP [Partai Demokrasi Liberal]-Komeito ke mayoritas dua pertiga di majelis rendah, Abe diyakini sudah hampir pasti akan dipilih kembali sebagai kepala LDP tahun depan untuk masa tiga tahun berikutnya, YANG membuatnya tetap memegang jabatan — kecuali ada halangan besar — hingga 2018 dan membuatnya perdana menteri yang menjabat paling lama dalam puluhan tahun terakhir,” tulis The Japan Times dalam sebuah tajuk rencana pada 15 Desember.
Perdana Menteri bawa Jepang ke arah baru
Selama setahun terakhir, Abe sudah membuat rencana yang jelas tentang arah yang dituju Jepang.
Kabinetnya mengakhiri larangan ekspor senjata yang ketat pada bulan April.  Larangan tersebut sudah berlangsung selama hampir satu setengah abad.  Pada bulan Juli, pemerintah menafsirkan ulang Konstitusi yang mengizinkan Jepang memiliki hak atas pertahanan diri kolektif.
“Akhirnya, diharapkan pada akhir tahun 2014 akan dilakukan revisi Pedoman Kerja Sama Pertahanan AS-Jepang yang sudah ada dalam bentuknya saat ini sejak tahun 1997,” lapor Asia Times Online.
Abe telah memposisikan Jepang untuk meningkatkan perannya dalam menjaga keamanan regional sambil menguatkan aliansi tradisional AS-Jepang pada saat yang sama.
“Secara geo-strategis, Jepang merupakan sekutu Amerika paling berharga dalam melawan meningkatnya kegigihan Tiongkok , sementara Abe memiliki kemauan politik untuk mendorong agar Jepang memiliki peran menonjol dalam menjaga keamanan kawasan,” laporAsia Times Online.
Abe tidak membuang-buang waktu setelah kemenangan bersejarahnya dengan mengumumkan langkah selanjutnya.
“Kalaupun kita mendapatkan dukungan dari dua pertiga legislator, kita juga harus mendapatkan dukungan mayoritas dalam referendum nasional,” katanya di sebuah program berita TV Tokyo pada 14 Desember.  “Kita ingin memulai dari mencoba memperdalam pemahaman publik tentang perlunya mengamendemen Konstitusi.”
Abe memberi kesan bahwa dia mendapatkan sebuah mandat publik untuk bukan hanya untuk program ekonominya tetapi juga untuk keputusannya mengubah penafsiran Konstitusi untuk menghapus larangan Jepang menggunakan haknya atas pertahanan diri secara kolektif, kata Asahi Shimbun.
“Pemerintah juga berniat menyampaikan sebuah undang-undang ke sidang majelis tinggi tahun depan guna menciptakan sebuah kerangka hukum untuk keamanan nasional sejalan dengan penafsiran ulang Konstitusi pada bulan Juli yang menghapus larangan penggunaan hak atas pertahanan kolektif,” kata surat kabar tersebut.
Kemenangan pemilihan kembali Abe adalah kabar baik bagi pemerintahan Obama dan bagi penyeimbangan kembali Asia, kata Shihoko Goto, analis senior Asia di Woodrow Wilson Center di Washington, DC, kepada APDF.
“Bagi Amerika Serikat, kemenangan Abe disambut baik sejauh hal itu berarti stabilitas di dalam kepemimpinan Jepang,” kata Goto.  “Masa-masa pintu putar perdana menteri Jepang [sejak Junichiro Koizumi mengakhiri masa jabatan lima tahunnya pada tahun 2006] mestinya usai, dan jenis keamanan politik semacam itu bagus bagi sebuah Washington yang ingin menyelesaikan persoalan,” katanya.
Goto mengatakan kemenangan pemilihan kembali Abe juga akan meningkatkan prospek prakarsa perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik [TPP] yang didukung oleh Pemerintah AS.
“Sebuah penyelesaian sukses dalam negosiasi TPP jelas akan lebih meningkatkan hubungan antara Amerika Serikat dengan Jepang,” katanya kepada APDF.
Menyusul kemenangan mutlak terpilihnya kembali Abe, Jepang dan AS pada 19 Desember secara resmi menangguhkan pembaruan pedoman kerja sama pertahanan mereka.  Kedua negara tersebut akan menelaah pedoman yang ada saat ini selama semester pertama 2015 guna membentuk rencana baru.


Credit APDForum