CB, Jakarta - chamber hiperbarik adalah ruangan yang memiliki tekanan lebih dari udara atmosfer normal (1 atm atau 760 mmHg).
Dalam kondisi normal, oksigen dibawa oleh sel darah merah ke seluruh tubuh. Tekanan udara yang tinggi akan menyebabkan jumlah oksigen yang dibawa oleh sel darah merah meningkat hingga 400 persen.
Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan di mana peserta terapi bernapas dengan menghirup oksigen murni (100 persen) di dalam RUBT, lebih dari 1 atmosfer absolut.
HBO merupakan terapi utama pada penyakit penyelaman dan terapi tambahan pada berbagai penyakit klinis. Oksigen sangat diperlukan makhluk hidup agar seluruh organ tubuhnya dapat berfungsi normal dan tetap sehat.
Oksigen hiperbarik merupakan metode terapi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan didukung berbagai hasil penelitian (Evidence Based Medicine).
Manfaat Terapi HBO
Ada 3 manfaat terapi oksigen hiperbarik, pertama untuk pengobatan utama, di antaranya penyakit penyelaman (Decompression Sickness dan Emboli Gas Arteri), keracunan gas (CO, HCN, H2S), mempercepat pelepasan gas beracun, dan meningkatkan kadar oksigen.
Kedua, manfaat klinis di antaranya untuk luka yang sulit sembuh seperti luka penderita kencing manis, luka terinfeksi, gas gangren, infeksi tulang, crush injury, compartment syndrome, luka bakar, luka pascaoperasi dan transplantasi.
Manfaat klinis lainnya seperti meningkatkan sistem pertahanan tubuh untuk mengatasi infeksi dan pembentukan cabang-cabang pembuluh darah baru untuk mengatasi penyumbatan dan kerusakan pembuluh darah.
Ada juga pengobatan kencing manis, gangguan saraf seperti stroke dan neuropati, gangguan telinga seperti tuli mendadak dan telinga berdenging, gangguan keseimbangan seperti vertigo, penyempitan pembuluh darah mata, gangguan saluran cerna seperti tukak lambung, mengatasi infeksi jamur dan alergi.
Terakhir, adalah meningkatkan kebugaran dan kecantikan. Sebab, terapi ini dapat meningkatkan kadar oksigen seluruh tubuh, mempercepat penyembuhan pada kelelahan fisik, dan meningkatkan pembentukan jaringan kolagen untuk kelenturan. Bahkan, terapi ini bermanfaat untuk kecantikan kulit dan memperbaiki pola tidur.
Kadispenal Laksamana Muda Muhammad Zainuddin sebelumnya menjelaskan tabung chamber yang telah menewaskan 4 orang itu digunakan untuk pengobatan HBO.
"Pengobatan hiperbarik oksigen pertama kalinya digunakan untuk penyakit dekompresi atau decompression sickness," ucap Zainuddin, Jakarta, Senin.
Menurut dia, penyakit dekompresi adalah suatu penyakit yang dialami oleh penyelam atau pekerja tambang bawah tanah akibat penurunan tekanan udara atau naik ke permukaan secara mendadak.
Saat ini pemakaian HBO dengan chamber selain untuk penyakit dekompresi akibat penyelaman, juga bermanfaat bagi berbagai penyakit klinis lainnya.
"Selama ini memang (chamber) digunakan oleh penyelam-penyelam TNI AL," ujar Zainuddin.
Chamber sendiri berfungsi untuk menetralisasi oksigen dalam tubuh usai menyelam atau kecelakaan saat menyelam. Alat yang pada tahun 2012 lalu seharga sekitar Rp 3 miliar itu jarang dimiliki instansi lain selain TNI AL.
Alat khusus milik TNI AL itu saat ini hanya ada di RSAL Mintohardjo, Jakarta, dan di RSAL di Surabaya, Jawa Timur. Alat ini bekerja dengan cara memasok oksigen ke dalam tubuh. Sehingga oksigen dalam tubuh kembali normal jika mengalami kecelakaan saat menyelam pada kedalaman tertentu.
Pada kecelakaan saat penyelaman, biasanya akan terjadi kekurangan tekanan udara dalam tubuh akibat terbentuknya gelembung gas nitrogen di paru-paru, aliran darah, dan jaringan lainnya. Kondisi ini umumnya terjadi saat penyelam naik ke permukaan air.
Sistem kerjanya dilakukan melalui proses pemberian oksigen 100 persen kepada pasien di dalam ruangan (hyperbaric chamber) dengan tekanan udara tertentu.
Selain untuk kecelakaan, alat ini juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit, otot, tulang, atau untuk kebugaran.
Di Jakarta, banyak warga yang memanfaatkan alat ini. RSAL Mintoharjo Jakarta, misalnya, rata-rata setiap hari 20 orang berkunjung untuk menjalani terapi oksigen tersebut.
"Pengobatan hiperbarik oksigen pertama kalinya digunakan untuk penyakit dekompresi atau decompression sickness," ucap Zainuddin, Jakarta, Senin.
Menurut dia, penyakit dekompresi adalah suatu penyakit yang dialami oleh penyelam atau pekerja tambang bawah tanah akibat penurunan tekanan udara atau naik ke permukaan secara mendadak.
Saat ini pemakaian HBO dengan chamber selain untuk penyakit dekompresi akibat penyelaman, juga bermanfaat bagi berbagai penyakit klinis lainnya.
"Selama ini memang (chamber) digunakan oleh penyelam-penyelam TNI AL," ujar Zainuddin.
Chamber sendiri berfungsi untuk menetralisasi oksigen dalam tubuh usai menyelam atau kecelakaan saat menyelam. Alat yang pada tahun 2012 lalu seharga sekitar Rp 3 miliar itu jarang dimiliki instansi lain selain TNI AL.
Alat khusus milik TNI AL itu saat ini hanya ada di RSAL Mintohardjo, Jakarta, dan di RSAL di Surabaya, Jawa Timur. Alat ini bekerja dengan cara memasok oksigen ke dalam tubuh. Sehingga oksigen dalam tubuh kembali normal jika mengalami kecelakaan saat menyelam pada kedalaman tertentu.
Pada kecelakaan saat penyelaman, biasanya akan terjadi kekurangan tekanan udara dalam tubuh akibat terbentuknya gelembung gas nitrogen di paru-paru, aliran darah, dan jaringan lainnya. Kondisi ini umumnya terjadi saat penyelam naik ke permukaan air.
Sistem kerjanya dilakukan melalui proses pemberian oksigen 100 persen kepada pasien di dalam ruangan (hyperbaric chamber) dengan tekanan udara tertentu.
Selain untuk kecelakaan, alat ini juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit, otot, tulang, atau untuk kebugaran.
Di Jakarta, banyak warga yang memanfaatkan alat ini. RSAL Mintoharjo Jakarta, misalnya, rata-rata setiap hari 20 orang berkunjung untuk menjalani terapi oksigen tersebut.
Credit Liputan6.com