RIYADH
- Otoritas Arab Saudi menangkap seorang ulama Islam ternama Sheikh
Nasser al-Omar yang dianggap sebagai ulama garis keras. Sheikh al-Ommar
yang ditangkap di Makkah dituduh memiliki hubungan dengan kelompok
Ikhwanul Muslimin yang dinyatakan Riyadh sebagai organisasi teroris.
Penangkapan itu diungkap kelompok hak asasi manusia (HAM), Prisoners of Consciousness, yang merupakan organisasi non-pemerintah independen yang mengadvokasi HAM di Arab Saudi. Dalam pengumumannya di Twitter, kelompok itu mengatakan bahwa Sheikh Nasser al-Omar telah ditahan dan akun Twitter-nya ditangguhkan.
"Kami mengonfirmasi berita penangkapan Sheikh Nassar al-Omar, seorang mantan profesor di Faculty of Fundamentals of Religion di Imam Muhammad ibn Saud Islamic University dan akun Twitter-nya telah ditangguhkan," kata kelompok HAM tersebut melalui akun Twitter-nya, @m3takl_en, pada 11 Agustus 2018.
Kelompok HAM tersebut juga menginformasikan bahwa para pejabat Saudi melarang para akademisi melakukan perjalanan ke luar negeri.
Penangkapan itu diungkap kelompok hak asasi manusia (HAM), Prisoners of Consciousness, yang merupakan organisasi non-pemerintah independen yang mengadvokasi HAM di Arab Saudi. Dalam pengumumannya di Twitter, kelompok itu mengatakan bahwa Sheikh Nasser al-Omar telah ditahan dan akun Twitter-nya ditangguhkan.
"Kami mengonfirmasi berita penangkapan Sheikh Nassar al-Omar, seorang mantan profesor di Faculty of Fundamentals of Religion di Imam Muhammad ibn Saud Islamic University dan akun Twitter-nya telah ditangguhkan," kata kelompok HAM tersebut melalui akun Twitter-nya, @m3takl_en, pada 11 Agustus 2018.
Kelompok HAM tersebut juga menginformasikan bahwa para pejabat Saudi melarang para akademisi melakukan perjalanan ke luar negeri.
Pemerintah Riyadh belum berkomentar atas penangkapan al-Omar seperti yang dilaporkan kelompok HAM tersebut.
Secara terpisah, otoritas Saudi juga menangkap Sheikh Ahmed al-Emari, seorang profesor studi Alquran di Universitas Taibah yang berbasis di Madinah. Dia ditangkap atas tuduhan melakukan kontak dengan pembangkang politik, Sheikh Safar al-Hawali.
Arab Saudi pada akhir-akhir ini meningkatkan penangkapan dan penuntutan terhadap paa penulis pembangkang dan aktivis HAM.
Al-Omar dikenal merupakan ulama kondang yang memiliki lebih dari 6 juta follower di Twitter. Dia dipandang sebagai tokoh penting berpengaruh yang menyebarluaskan suara tentang tafsir fundamentalis terhadap Islam.
Namun, Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah berkomitmen membuat Saudi kembali ke paham yang dia sebut sebagai Islam moderat. Hanya saja, upaya itu diikuti dengan penangkapan terhadap sejumlah ulama, pegiat HAM dan para aktivis pembela hak-hak perempuan.
Pada akhir tahun lalu, lebih dari 20 ulama dan intelektual ditahan. Di antaranya, ulama terkemuka Salman al-Odah dan Awad al-Qarni. Mereka yang ditahan rata-rata dituduh memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin.
Tindakan Saudi dalam menangkapi para aktivis HAM telah dikecam Kanada yang berujung pada perseteruan diplomatik. Riyadh menganggap kecaman itu sebagai tindakan ikut campur urusan dalam negeri Saudi. Riyadh telah mengusir Duta Besar Kanada Dennis Horak sebagai respons dan membekukan semua transaksi perdagangan serta investasi di Kanada.
Secara terpisah, otoritas Saudi juga menangkap Sheikh Ahmed al-Emari, seorang profesor studi Alquran di Universitas Taibah yang berbasis di Madinah. Dia ditangkap atas tuduhan melakukan kontak dengan pembangkang politik, Sheikh Safar al-Hawali.
Arab Saudi pada akhir-akhir ini meningkatkan penangkapan dan penuntutan terhadap paa penulis pembangkang dan aktivis HAM.
Al-Omar dikenal merupakan ulama kondang yang memiliki lebih dari 6 juta follower di Twitter. Dia dipandang sebagai tokoh penting berpengaruh yang menyebarluaskan suara tentang tafsir fundamentalis terhadap Islam.
Namun, Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah berkomitmen membuat Saudi kembali ke paham yang dia sebut sebagai Islam moderat. Hanya saja, upaya itu diikuti dengan penangkapan terhadap sejumlah ulama, pegiat HAM dan para aktivis pembela hak-hak perempuan.
Pada akhir tahun lalu, lebih dari 20 ulama dan intelektual ditahan. Di antaranya, ulama terkemuka Salman al-Odah dan Awad al-Qarni. Mereka yang ditahan rata-rata dituduh memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin.
Tindakan Saudi dalam menangkapi para aktivis HAM telah dikecam Kanada yang berujung pada perseteruan diplomatik. Riyadh menganggap kecaman itu sebagai tindakan ikut campur urusan dalam negeri Saudi. Riyadh telah mengusir Duta Besar Kanada Dennis Horak sebagai respons dan membekukan semua transaksi perdagangan serta investasi di Kanada.
Credit sindonews.com