Senin, 13 Agustus 2018

Pesawat Hipersonik China Tembus Semua Sistem Pertahanan


Pesawat Hipersonik China Tembus Semua Sistem Pertahanan
Jet tempur China J-15 saat akan mendarat di kapal induk Liaoning. (AFP PHOTO)



Jakarta, CB -- China mengklaim sukses menguji coba pesawat hipersonik pertama mereka yang mampu melewati sistem pertahanan secanggih apapun.

Pesawat  'Starry Sky-2' berjuluk 'The Waverider' melakukan penerbangan uji coba pertamanya di sebuah lokasi yang dirahasiakan di bagian barat China, dilansir The South China Morning Post, Jumat (3/8)

Pesawat hipersonik  itu disebut mampu membawa rudal nukir dan melaju hingga enam kali kecepatan suara (Mach).



Adam Ni, seorang ahli pertahanan China di Australian National University, mengatakan bahwa Starry Sky-2 menghadirkan tambahan yang kuat bagi militer China.

"Penelitian dan pengembangan yang sukses dari pesawat 'Starry Sky 2 Waverider' adalah sebuah terobosan teknologi untuk perkembangan senjata hipersonik China," kata Ni kepada nine.com.au

"Rudal hipersonik akan menjadi tambahan yang kuat untuk beragam jenis rudal yang dimiliki oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA)."


 


"Senjata tersebut dapat menerobos sistem kudal sistem pertahanan rudal negara manapun, termasuk Amerika Serikat."

Pesawat itu dibawa sejumlah roket tingkat sebeum melepaskan diri ke luar angkasa. Teknologi 'Waverider' dapat menunggangi gelombang untuk menambah kecepatan, menurut Akademi Aerodinamika Aerospace China (CAAA).

Otoritas setempat mengatakan bahwa pesawat hipersonik itu mampu melakukan sejumlah putaran dan mencapai kecepatan tertinggi di Mach 6, atau 7.344km/jam. Kemudian, pesawat mendarat di area yang ditentukan dan CAAA menyebut uji coba yang berlangsung 'sukses total'.

Pesawat tersebut memiliki potensi untuk membawa rudal nuklir dan menerobos sistem pertahanan secanggih apapun, jika telah disempurnakan.

Sistem pertahanan kini hanya dapat mencegat rudal-rudal yang memiliki kecepatan rendah dan lintas-lintasan yang mudah diprediksi.

Ahli militer Cina Zhou Chenming mengatakan bahwa pesawat tersebut memiliki 'aplikasi militer'. 'The Waverider' bisa digunakan dengan senjata konvensional, belum senjata nuklir, yang sesuai dengan target fungsi militer.



"Dengan teknologi The Waverider, saya merasa pesawat ini masih membutuhkan setidaknya 3-5 tahun sebelum mampu membawa senjata nuklir," terang Zhou.

"Kami sedang melakukan uji lain untuk mendorong pengembanganannya agar memiliki fungsi militer yang sangat beragam."

Seorang jenderal ternama di Amerika Serikat mengaku bahwa pengembangan teknologi nuklir di China dan Rusia sangat pesat, hingga melebihi kemampuan Amerika Serikat.

Jendral John Hyten, kepala Komandan Angkatan Udara Amerika Serikat, mengatakan kepada para Senat AS bahwa kecepatan dan kemampuan manuver dari rudal-rudal hipersonik ini telah melampaui kemampuan sistem pertahanan Amerika Serikat.

Pesawat B-2 milik AS
Foto: REUTERS/David McNew
Pesawat B-2 milik AS

Peringatannya datang setelah presiden Rusia Vladimir Putin memperkenalkan berbagai teknologi militer yang dirancang untuk menerobos sistem pertahanan anti-rudal NATO.

Putin mengatakan bahwa pasukan militer Rusia sedang mengembangkan teknologi persenjataan yang tidak dapat dideteksi oleh musuh, termasuk rudal hipersonik dan rudal jelajah bertenaga nuklir yang memiliki jangkauan tak terbatas. Setelah Rusia, kekuatan militer China tampaknya bakal menyaingi Amerika Serikat.




Credit  cnnindonesia.com