Senin, 13 Agustus 2018

Iran Tembakkan Rudal di Selat Hormuz, Jadi Pesan untuk AS


Iran Tembakkan Rudal di Selat Hormuz, Jadi Pesan untuk AS
Kapal militer Iran saat tembakkan rudal selama latihan tempur. Foto/REUTERS

WASHINGTON - Militer Iran menembakkan rudal anti-kapal jarak pendek di Selat Hormuz selama latihan perang pekan lalu. Washington menganggap manuver Teheran itu menjadi pesan yang ditujukan untuk Amerika Serikat (AS).

Pejabat Washington yang mengetahui laporan latihan perang Teheran tidak merinci kemampuan misil yang ditembakkan Iran selama latihan tempur. Latihan itu digelar di saat rezim Iran marah setelah pemerintah Donald Trump memberlakukan kembali sanksi terhadap nagara para Mullah tersebut.

Garda Revolusi Iran sebelumnya membenarkan bahwa mereka menggelar latihan perang di perairan Teluk Persia. Menurut mereka, latihan itu bertujuan untuk menghadapi ancaman potensial dari musuh.

Kepala Komando Sentral AS, Jenderal Joseph Votel, mengatakan bahwa ruang lingkup dan skala latihan tempur Iran mirip dengan yang telah dilakukan di masa lalu. Tetapi, kata dia, waktu dari rangkaian latihan tempur khusus ini dirancang untuk mendapatkan perhatian Washington.

“Sangat jelas bagi kami bahwa mereka mencoba menggunakan latihan itu untuk mengirim pesan kepada kami bahwa ketika kami mendekati periode sanksi ini di sini, mereka memiliki beberapa kemampuan," kata Votel.

Iran telah marah atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang "mengkhianati" perjanjian nuklir Iran yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015. Setelah AS keluar dari perjanjian itu secara sepihak, pemerintah Trump memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

Padahal dalam JCPOA 2015 yang diteken Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Inggris, Rusia, Jerman, Prancis dan China), sanksi atau embargo internasional terhadap Teheran dicabut sebagai imbalan atas kesediaan Teheran mengekang program nuklirnya.

Pemerintah Trump telah mengancam seluruh perusahaan di dunia untuk berhenti berbisnis dengan Iran. Jika terus melakukannya, maka perusahaan terkait tidak akan bisa berbinis dengan AS.

Bulan lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendukung saran Presiden Hassan Rouhani bahwa Iran dapat memblokir ekspor minyak negara-negara Teluk jika ekspor minyak Iran dihentikan.

Votel mengatakan militer AS sangat menyadari aktivitas militer Iran.

"Kami sadar akan apa yang sedang terjadi, dan kami tetap siap melindungi diri kami saat kami mengejar tujuan kebebasan navigasi dan kebebasan perdagangan di perairan internasional," kata Votel, seperti dikutip Reuters, Sabtu (11/8/2018). 





Credit  sindonews.com