Kamis, 09 Agustus 2018

Myanmar Minta Indonesia Berinvestasi di Rakhine


Myanmar Minta Indonesia Berinvestasi di Rakhine
Sittwe, Rakhine. (REUTERS/Soe Zeya Tun)


Jakarta, CB -- Myanmar meminta Indonesia membantu negara bagian Rakhine dengan mendorong perekonomian di wilayah yang banyak dihuni komunitas Rohingya tersebut.

Langkah itu dinilai Naypyidaw sebagai bentuk kontribusi Indonesia yang lebih besar lagi terhadap pemulihan krisis kemanusiaan yang sempat memburuk dan mernargetkan etnis minoritas terutama Rohingya di wilayah itu.

Permintaan itu disampaikan Penasihat Keamanan Nasional Myanmar U Thaung Tun saat menemui Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Jakarta, Rabu (8/8) pagi.



"Myanmar bilang Indonesia mungkin dapat bantu melakukan kegiatan yang sifatnya ekonomi seperti investasi. Karena kegiatan ekonomi yang bisa jamin sustainability masyarakat yang tinggal di sana," ucap Retno kepada wartawan usai menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun ASEAN Ke-51 Tahun pada Rabu siang.


Retno mengatakan permintaan Myanmar itu masih terus dijajaki pemerintah meski tak memberikan detail terkait rencana investasi Indonesia di wilayah konflik tersebut.

Namun, ia menegaskan pembangunan ekonomi dilihat sebagai salah satu jalan yang bisa menjamin dan memastikan pemulihan krisis kemanusiaan berjalan secara berkelanjutan dan inklusif, terutama menyusul proses repatriasi pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Rakhine yang masih berjalan.

"Jika kita ingin berkontribusi dalam menyelesaikan isu di Myanmar kita juga harus melihat kondisinya seperti apa," tutur Retno.


"Indonesia mencoba berkontribusi agar penyelesaian itu cepat selesai termasuk ekonomi, kesehatan, dan lainnya. Karena tanpa basic needs itu dipenuhi, pada saat repatriasi dilakukan, kehidupan para pengungsi tidak akan tejamin, tidak jelas mau ngapain kan," kata dia menambahkan.

Dalam kesempatan itu, Retno juga meminta Thaung Tun untuk memberikan perkembangan proses repatriasi pengungsi Rohingya yang seharusnya berjalan sejak awal tahun.

"Kami meminta Myanmar terus mengumumkan perkembangan penyelesaian krisis kemanusiaan ke dunia internasional supaya bisa ciptakan dan mendapatkan trust dari negara lain," kata Retno.

Selain bertemu Retno, Thaung Tun juga sempat bertemu dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian demi membahas kerja sama kapasitas pembangunan terkait pasukan polisi masyarakat.

Menurut Retno, peran Polri yang membaur di masyarakat Indonesia bisa menjadi inspirasi bagi fungsi aparat kepolisian Myanmar.

"Ada hal lain yang mereka sampaikan yakni pentingnya kerja sama meningkatkan comunity police. Polisi kita dianggap memiliki pengalaman yang dapat dibagikan ke Myanmar mengenai bagaimana menjalankan tugas secara bersahabat dengan masyarakat," papar Retno.



Credit  cnnindonesia.com