Kamis, 02 Agustus 2018

Jurnalis AS Peraih Pulitzer Bela Rusia Soal Racun Novichok



Jurnalis Kawakan AS Seymour Hersh Ragukan Inggris Soal Racun Novichok di tubuh Skripal
Jurnalis Kawakan AS Seymour Hersh Ragukan Inggris Soal Racun Novichok di tubuh Skripal

CB, Jakarta - Jurnalis kawakan Amerika Serikat peraih Pulitzer, Seymour Hersh meragukan tuduhan Inggris bahwa Kremlin di balik serangan racun saraf Novichok terhadap agen intelijen ganda Sergei Skripal di Salisbury pada awal Maret lalu.
Hersh ragu karena Skripal sebelumnya memberi pengarahan intelijen Inggris tentang kejahatan terorganisasi Rusia. Dan, jika racun Novichok digunakan saat itu untuk membunuh Skripal dan putrinya, maka racun itu juga akan membunuh setengah dari penduduk kota Salisbury.

"Cerita racun Novichok tidak dikemas dengan sangat baik. Skripal saat itu berbicara ke intelijen Inggris tentang kejahatan terorganisasi Rusia," kata Hersh dalam wawancara khusus dengan Independent terkait dengan penerbitan buku memoarnya bertajuk Reporter, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa, 31 Juli 2018.

Jurnalis investigasi kawakan ini mengatakan, Inggris menunjukkan rasa tidak sukanya kepada Rusia dengan isu Skripal. Adapun bukti tentang keterlibatan Rusia dalam kasus Skripal belum ada buktinya.
"Selalu bias, teka-teki negara dengan bias, ada ketidaksukaan yang besar terhadap Rusia di sini, naluri ketidaksukaan," kata Herz saat diwawancarai BBC Radio 4.

Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia, 33 tahun, dalam kondisi kritis di rumah sakit saat ini.l [Rex Features]

Herz pun tidak ragu untuk mengatakan bahwa racun Novichok yang menyerang Skripal dan anak perempuannya, Yulia sebagai sesuatu yang tidak mungkin."Jika anda membunuh mereka, berarti anda membunuh setengah dari warga kota ini dengan gas saraf itu, ujar jurnalis yang menginvestgasi antara lain keterlibatan polisi militer AS menyiksa tahanan di penjara Abu Ghraib dan pembunuhan massal rakyat sipil Vietnam oleh pasukan AS atau dikenal sebagai My Lai Massacre.
Informasi terbaru tentang Skripal setelah keluar dari rumah sakit belum diketahui. Namun, pekan lalu muncul berita tentang pemerintah Inggris akan membeli rumah Skripal dan rumah Nick Bailey, aparat detektif yang jatuh sakit setelah menemukan Skripal dan Yulia pingsan di bangku taman dekat restoran tempat mereka makan di Salisbury pada 4 Maret lalu.

Skripal, 66 tahun, berpangkat kolonel di intelijen militer Rusia yang mengkhianati puluhan agen mata-mata negaranya untuk bekerja bagi dinas mata-mata Inggris, M16.Inggris menyalahkan Rusia atas insiden Skripal diserang menggunakan racun Novichok yang diketahui sebagai serangan racun saraf pertama yang terjadi di wilayah Eropa sejak perang dunia II. Moskow menyangkal terlibat dalam serangan ini dan menyebut Inggris telah melakukan serangan anti-Rusia.




Credit  tempo.co