Jet tempur Sukhoi SU-35. (AFP PHOTO / Vasily Maximov / MOY)
"2019 akan datang apabila kontrak efektif. Kalau perjanjiannya Agustus akan tiba bulan Oktober 2019," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Kolonel Totok Sugiharto di Kementerian Pertahanan, Kamis (9/8).
Dikatakan Totok, pesawat tersebut sudah dilengkapi dengan persenjataan lengkap. Namun jika kontrak tersebut tidak efektif, maka kemungkinan pembelian Sukhoi akan diundur.
"Sukhoi sudah dilaksanakan teken kontrak pada Februari lalu full combat bulan Agustus ini selesai maka akan dikirim pada tahun 2019," kata dia.
Sejauh ini Totok mengklaim tidak ada kendala dalam pembelian pesawat tersebut. Dia juga menyatakan hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat baik-baik saja dalam pembelian alutsista meski Indonesia membeli jet tempur dari Rusia.
"Kita bersinergi," lanjut dia.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto sempat mengatakan pemerintah belum bisa memastikan kelanjutan pembelian sebelas jet Sukhoi SU-35 dari Rusia.
Wiranto mengatakan pemerintah masih menunggu kepastian sikap Amerika Serikat supaya membebaskan ancaman sanksi terhadap negara-negara yang ingin membeli Alutsista dari negara Rusia.
Pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia ini dibeli untuk menggantikan jet tempur F5 dengan nilai kontrak US$1,14 miliar pada pertengahan tahun lalu. Totok menambahkan peralatan sudah siap untuk menunggu kedatangan Sukhoi di Indonesia.
"Itu akan kontrak efektif akan ready di negara kita. Semuanya sudah sesuai dengan yang kita harapkan," ujar dia.
Credit cnnindonesia.com