Jumat, 10 Agustus 2018

AS Ogah Campuri Cekcok Diplomatik Kanada-Saudi soal HAM


AS Ogah Campuri Cekcok Diplomatik Kanada-Saudi soal HAM
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert. (Alex Wroblewski/Getty Images/AFP)



Jakarta, CB -- Amerika Serikat terjepit di antara kisruh diplomatik dua sekutu dekatnya, Arab Saudi dan Kanada, baru-baru ini soal catatan hak asasi manusia (HAM) pemerintahan Raja Salman.

Gedung Putih melalui Kementerian Luar Negeri AS menolak berpihak pada salah satu sekutunya itu dengan mengatakan permasalahan itu harus diselesaikan antara kedua negara yang bertikai.

"Kedua belah pihak harus bisa menyelesaikan masalah ini bersama secara diplomatik. Kami, AS, tidak bisa menyelesaikan ini bagi mereka," ucap juru bicara Kemlu AS Heather Nauert di Washington, Kamis (9/8).



Pernyataan itu diutarakan Washington menyusul cekcok diplomatik antara Riyadh dan Ottawa hingga memicu pengusiran duta besar Kanada dari Saudi.

Cekcok kedua negara bermula dari protes yang dilontarkan Kanada terhadap Kerajaan Saudi. Ottawa berulang kali menuntut Riyadh membebaskan sejumlah aktivis yang masih ditahan, salah satu yang ditangkap adalah pegiat HAM Samar Badawi.


Penangkapan ini dilakukan beberapa minggu setelah puluhan pegiat hak perempuan ditahan dan dituduh membahayakan keamanan nasional serta bekerja sama dengan musuh negara. Meski begitu, sebagian dari pegiat hak perempuan Arab Saudi ini telah dibebaskan.

Tuntutan Kanada tersebut dianggap pemerintahan Raja Salman sebagai bentuk "campur tangan" atas masalah dalam negerinya. Selain mengusir duta besar Kanada, Riyadh juga turut menarik duta besarnya di Ottawa.

Tak hanya itu, Saudi bahkan memutus hubungan dagang dan kerja sama pendidikan dengan Kanada. Maskapai Saudi Arabia juga dilaporkan menyetop penerbangan langsung dari dan menuju Ottawa akibat kisruh ini.

Kerajaan juga disebut berencana memulangkan seluruh warga Saudi yang tengah melakukan perawatan medis di Kanada.

Meski menyatakan tak berpihak, Nauert mengatakan AS tetap khawatir terkait sikap Saudi yang masih menahan para aktivis tersebut. Washington mendesak Riyadh untuk menghormati proses hukum bagi para tawanan aktivis.

"Amerika Serikat menghormati kebebasan yang diakui secara internasional dan juga kebebasan individu. Ini tidak akan berubah," papar Nauert seperti dikutip AFP.

PM Kanada Justiin Trudeau dan Presiden AS Donald Trump.
Foto: (Reuters/Kevin Lamarque)
PM Kanada Justiin Trudeau dan Presiden AS Donald Trump.


"Saya bisa memberitahu Anda [wartawan] bagaimana pun kita telah mengangkat masalah ini dan saya akan berhenti [berkomentar] sampai di sini. Beberapa masalah terkait ini kami diskusikan secara pribadi dengan teman, mitra, serta sekutu kami."

Salah seorang pejabat Kemlu AS lainnya mengatakan Gedung Putih tengah meminta Riyadh memberikan informasi lebih terkait penangkapan sejumlah aktivis tersebut.

"Kami terus mendorong pemerintah Saudi memastikan semuanya dilakukan dengan dasar menghormati proses hukum, dan menyediakan informasi terkait penuntutan dan status hukum kasus-kasus yang menjerat para aktivis tersebut," tutur pejabat Kemlu AS yang berbicara dalam kondisi anonim.





Credit  cnnindonesia.com