Koalisi oposisi Malaysia resmi mendapuk mantan
Perdana Menteri Mahathir Mohammad sebagai kandidat PM, Minggu (7/1).
(Lawyers for Liberty/Handout via REUTERS)
Dengan pemimpin oposisi saat ini, Anwar Ibrahim mendekam di penjara, Mahathir yang telah berusia 92 tahun, tampak sebagai ancaman terbesar bagi Perdana Menteri Petahana, Najib Razak, yang terbelit skandal korupsi.
Mahathir, dengan reputasi 22 tahun sebagai perdana menteri, akan menjadi pemimpin tertua di dunia jika oposisi berhasil memenangkan pemilihan umum. Dia disandikan dengan Wan Azizah, istri Anwar yang diplot sebagai calon Wakil PM.
"Saya berutang dan berterima kasih kepada Anwar karena mau bekerja sama dengan saya dan tim dalam upaya menyelamatkan negeri ini," kata Mahathir seusai pengumuman pencalonannya secara resmi, seperti dilaporkan The Sun Daily, Minggu, (7/1).
Dia mengakui menerima dirinya adalah hal yang tidak mudah bagi Anwar, de facto pemimpin Partai Keadilan Rakyat (PKR). Mahathir adalah orang yang menjebloskan Anwar ke dalam penjara dengan tuduhan sodomi.
"Mereka telah menderita selama 20 tahun, tidak mudah bagi mereka untuk melupakan episode tersebut," kata Mahathir dalam pidato di Konvensi Aliansi Oposisi Pakatan Harapan.
Anwar dipecat dari jabatan wakil perdana menteri pada 1998, setelah berselisih paham dengan Mahathir yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri. Partai Keadilan Nasional, pendahulu PKR, dibentuk Anwar seabgai perlawanan terhadap pemerintahan Mahathir.
Mahathir, yang kini menjadi Ketua Aliansi Oposisi Pakatan Harapan mengatakan, bukan Anwar saja yang kesulitan menerima dia sebagai pemimpin.
"Partai-partai lain juga punya masalah untuk menerima saya, musuh lama mereka. Bagi mereka saya Mahazalim, dan Mahafiraun,' kata Mahathir, merujuk pada julukan yang disematkan pada dia selama berada di partai berkuasa, UMNO.
Perlawanan terhadap PM Najib menyatukan Anwar dan Mahathir. Kini mereka bersatu dalam koalisi oposisi.
Credit cnnindonesia.com