Tentara Filipina. (Foto: Al-Jazeera)
MANILA - Sedikitnya enam orang tewas akibat kembali pecahnya bentrokan antara tentara dan kelompok pemberontak di Filipina Selatan. Enam korban tewas tersebut diketahui terdiri dari seorang tentara dan lima anggota kelompok pemberontak.
Bentrokan ini bermula dari serangan pasukan keamanan Filipina baik di darat dan di udara terhadap militan yang didukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Sebagaimana dilansir dari AFP, Selasa (9/1/2018), pasukan keamanan Filipina diketahui berhasil menumbangkan sekira 50 militan dengan serangan artileri yang berlangsung selama lima jam di Pulau Mindanao.
Pada tahun lalu, kelompok militan lain yang juga bersumpah setia kepada ISIS diketahui sempat menduduki Kota Maraadi Mindanao. Kelompok ini juga telah memicu koflik berdaraj dengan pasukan Pemerintah Filipina yang didukung Amerika Serikat (AS) selama lima bulan.
Konflik ini menyebabkan sedikitnya lebih dari 1.100 oang tewas. Sebagai respons atas kekerasa tersebut, Presiden Rodrigo Duterte menempatkan Mindanao di bawah status darurat militer sampai akhir 2018.
Pertempuran sporadis terus berlanjut karena masih terdapatnya sisa-sisa jaringan pemberontak yang beroperasi di wilayah itu. Bahkan, beberapa militan terus bertahan pascakelompok Pembebasan Islam Moro (MILF), terlibat dalam perundingan damai.
Credit okezone.com