Senin, 02 November 2015

AS-Korsel Bahas Komando Operasi Jika Perang dengan Korut


AS-Korsel Bahas Komando Operasi Jika Perang dengan Korut  
pertemuan Menhan AS Ash Carter dengan Menhan Korsel Han Min-koo dilakukan selang dua bulan setelah kedua Korea terlibat ketegangan bersenjata yang bisa meletus menjadi peperangan. (Reuters/Korea Pool/Yonhap) 
 
 
Seoul, CB -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat dan Korea Selatan akan bertemu di Seoul hari ini, Senin (2/11) dalam pertemuan tahunan membahas kerja sama bilateral. Di antara pembahasannya adalah soal komando operasi gabungan jika terjadi perang dengan Korea Utara.

Seperti diberitakan Reuters, pertemuan Menhan AS Ash Carter dengan Menhan Korsel Han Min-koo dilakukan selang dua bulan setelah kedua Korea terlibat ketegangan bersenjata yang bisa meletus menjadi peperangan.


AS yang memiliki sekitar 28.500 personel militer di Korsel sepakat tahun lalu untuk menunda pengalihan komando gabungan jika terjadi perang sampai Seoul memiliki kapasitas yang lebih baik untuk menghadapi ancaman rudal dan senjata nuklir Korut.

Dibentuk sejak 1 Juli 1957, militer AS dari angkatan laut, udara dan darat akan memegang komando tempur jika Korsel perang dengan Korut, termasuk dalam mengevakuasi warga saat situasi genting.

Sebelum pertemuan tersebut, Carter mengatakan AS hanya akan mengalihkan komando ke Korsel jika beberapa syarat dipenuhi Seoul.

Salah satunya, kata Carter, adalah intelijen yang lebih baik dan "hal lain yang menjadi transisi kendali operasi ke Korea Selatan tidak berpengaruh selain berdampak memperkuat kemampuan dalam merespon agresi."

Selain itu, AS dan Korsel sepakat meningkatkan kemampuan gabungan mereka, termasuk pertahanan siber dan hubungan trilateral dengan Jepang.

AS dan Korsel juga akan meninjau krisis terbaru dengan Korut, yaitu ledakan ranjau darat yang melukai dua tentara Korsel, propaganda anti-Pyongyang, dan baku tembak artileri di sepanjang zona demiliterisasi atau DMZ yang meningkatkan ketegangan.

Korut membantah menanam ranjau darat tersebut. Namun dalam sebuah pernyataan yang langka, pemerintah Pyongyang menyatakan turut sedih atas luka yang dialami tentara KOrsel.

Korsel dan Korut secara teknis masih bertikai setelah Perang Korea tahun 1950-1953 diakhiri oleh gencatan senjata bukan perjanjian damai.

Carter dijadwalkan mengunjungi DMZ pada Minggu mendatang, sesaat setelah mendarat di Pangkalan Udara Osan di selatan Korsel.

Credit  CNN Indonesia