pertemuan Menhan AS Ash Carter dengan
Menhan Korsel Han Min-koo dilakukan selang dua bulan setelah kedua
Korea terlibat ketegangan bersenjata yang bisa meletus menjadi
peperangan. (Reuters/Korea Pool/Yonhap)
Seperti diberitakan Reuters, pertemuan Menhan AS Ash Carter dengan Menhan Korsel Han Min-koo dilakukan selang dua bulan setelah kedua Korea terlibat ketegangan bersenjata yang bisa meletus menjadi peperangan.
|
Dibentuk sejak 1 Juli 1957, militer AS dari angkatan laut, udara dan darat akan memegang komando tempur jika Korsel perang dengan Korut, termasuk dalam mengevakuasi warga saat situasi genting.
Sebelum pertemuan tersebut, Carter mengatakan AS hanya akan mengalihkan komando ke Korsel jika beberapa syarat dipenuhi Seoul.
Salah satunya, kata Carter, adalah intelijen yang lebih baik dan "hal lain yang menjadi transisi kendali operasi ke Korea Selatan tidak berpengaruh selain berdampak memperkuat kemampuan dalam merespon agresi."
Selain itu, AS dan Korsel sepakat meningkatkan kemampuan gabungan mereka, termasuk pertahanan siber dan hubungan trilateral dengan Jepang.
AS dan Korsel juga akan meninjau krisis terbaru dengan Korut, yaitu ledakan ranjau darat yang melukai dua tentara Korsel, propaganda anti-Pyongyang, dan baku tembak artileri di sepanjang zona demiliterisasi atau DMZ yang meningkatkan ketegangan.
Korut membantah menanam ranjau darat tersebut. Namun dalam sebuah pernyataan yang langka, pemerintah Pyongyang menyatakan turut sedih atas luka yang dialami tentara KOrsel.
Korsel dan Korut secara teknis masih bertikai setelah Perang Korea tahun 1950-1953 diakhiri oleh gencatan senjata bukan perjanjian damai.
Carter dijadwalkan mengunjungi DMZ pada Minggu mendatang, sesaat setelah mendarat di Pangkalan Udara Osan di selatan Korsel.
Credit CNN Indonesia