Jumat, 03 Juli 2015

Turki Tambah Pasukan dan Alat Perang ke Perbatasan Suriah


Turki Tambah Pasukan dan Alat Perang ke Perbatasan Suriah  
Turki mengerahkan tambahan pasukan dan alat perang ke perbatasan Suriah, mengantisipasi pertempuran di Aleppo yang memanas. (Reuters/Murad Sezer)
 
 
Jakarta, CB -- Turki telah mengerahkan pasukan dan senjata tambahan di wilayah perbatasan dengan Suriah, disebabkan eskalasi pertempuran di Kota Aleppo, Suriah. Meski begitu, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan tidak ada rencana untuk melakukan serangan.

Sumber keamanan di Ankara mengatakan tentara turki sudah meningkatkan keamanan di perbatasan negara dengan Suriah, mengirimkan peralatan tambahan serta pasukan, termasuk pasukan khusus yang dikirim akhir-akhir ini, sebagai antisipasi pertempuran di Aleppo.

"Memang benar bahwa kami sudah mengambil tindak pencegahan untuk memlindungi perabatasn kami. Jika ada situasi yang mengancam keamanan Turki di perbatasan, perintah untuk bertindak telah kami berikan,” kata Davutoglu di radio Kanal 7 pada Kamis.


"Namun, tidak ada yang berharap Turki akan masuk ke wilayah Suriah dalam waktu dekat ini," tambahnya.

Beberapa media berspekulasi bahwa Turki sedang merencanakan operasi lintas perbatasan.

"Jika suatu hal yang mengancam keamanan Turki terjadi, kami tidak akan menunggu sampai hari esok, secepatnya akan kami tangani. Tapi sangat salah jika ada yang mengira bahwa Turki akan melakukan intervensi unilateral dalam waktu dekat jika tidak ada risiko seperti itu," tegas Davutoglu.

Pemberontak Suriah yang dipimpin oleh kelompok-kelompok Islam memulai serangan besar untuk mengambil alih wilayah utara Aleppo yang terbagi menjadi dua. Hal ini dikonfirmasi oleh seorang pengamat dan para pemberontak pada Kamis (2/7). Mereka meyakini bahwa langkah ini akan menjadi pukulan besar untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Seorang saksi mengatakan bahwa suara dari pertempuran, termasuk ledakan, dapat terdengar dari perbatasn Turki, yakni di Kota Kilis, sekitar 50 km dari utara Kota Azaz di Suriah.

Sumber keamanan mengatakan, pertempuran antara ISIS dan pasukan gabungan al-Qaidah dan pemberontak yang didukung negara Barat telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir di Aleppo.

Davutoglu mengatakan bahwa Assad, yang pasukan dan milisi sekutunya memegang kendali wilayah barat dari Aleppo, telah bekerjasama dengan ISIS dalam memerangi oposisi moderat.

Dia mengatakan warga Suriah di Aleppo tidak akan bisa menerima kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan jika perang terus terjadi, malah hanya akan membuat munculnya pengungsi baru yang masuk ke Turki, yang saat ini sudah menampung lebih dari 1.8 juta pengungsi Suriah.



Credit  CNN Indonesia