Rabu, 22 Juli 2015

Korut tidak mau ikut-ikutan Iran soal perundingan nuklir


Korut tidak mau ikut-ikutan Iran soal perundingan nuklir
Seorang tentara berjaga di depan roket Unha-3 yang berada di atas landasan di Situs Peluncuran Satelit Laut Barat, di sebelah barat laut Pyongyang, Korea Utara pada foto 8/4/2012) (arsip/REUTERS/Bobby Yip)
 
 
Seoul (CB) - Pemerintah Korea Utara menyatakan sama sekali tidak berminat  mengikuti langkah Iran berdialog untuk kesepakatan nuklir.

Korut mengemukakan sudah memiliki senjata nuklir karena itu keadaannya tidak dapat dibandingkan dengan Iran.

Satu pekan lalu tercapai kesepakatan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Kesepakatan itu mencabut sanksi yang melumpuhkan perekonomian Iran dan negara itu membatasi program nuklirnya.

 Pemerintah Korut menolak berbagai masukan agar mereka mengikuti langkah Iran.

Korea Utara "tidak tertarik sama sekali dengan dialog yang membahas isu untuk membekukan atau membongkar nuklir Korut secara sepihak," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Selasa.

"Tidak logis untuk membandingkan kesepakatan nuklir Iran dengan situasi (Korea Utara) yang terkena dampak tindakan provokatif militer yang konstan dan bermusuhan serta ancaman nuklir terbesar AS," ujar juru bicara itu kepada kantor berita resmi Korut KCNA.

Iran dan Korea Utara, yang merupakan sekutu sejak revolusi Islam Iran pada 1979, telah dikenakan sanksi ekonomi yang sulit terkait dengan program nuklir kontroversial kedua negara itu.

Kesepakatan nuklir yang dicapai dengan Iran disebut-sebut oleh beberapa negara sebagai cetak biru yang mungkin akhirnya dapat digunakan dalam negosiasi dengan Korea Utara.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan dia berharap kesepakatan nuklir Iran itu akan membuat Pemerintah Korea Utara "berpikir kembali" tentang keberadaan nuklir di negaranya.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan keberadaan nuklir di Iran dan di Korut merupakan dua situasi yang "sangat berbeda".

"Korea Utara adalah negara bersenjata nuklir, baik dari segi nama maupun realitas, dan Korut memiliki kepentingan sebagai negara bersenjata nuklir," kata juru bicara itu.

Korea Utara telah melancarkan tiga uji coba nuklir yang sukses pada 2006, 2009 dan 2013.

Pembicaraan antar-enam-negara untuk mengekang ambisi nuklir Korut - yang melibatkan kedua Korea, AS, Tiongkok, Rusia dan Jepang - telah terlupakan sejak Pemerintah Korut mengeluarkan diri dari pembicaraan itu pada 2009.


Credit  ANTARA News



Korea Utara ogah kesepakatan nuklir gaya Iran

Korea Utara ogah kesepakatan nuklir gaya Iran
Dokumentasi Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, tersenyum saat mengikuti sesi latihan terbang oleh dua perempuan pilot mereka, Jo Kum Hyang dan Rim Sol, dalam foto tanpa tanggal dari Kantor Pusat Berita Korea Utara (KCNA), Senin (22/6/15). Kim terkenal jarang memberi pernyataan kepada pers. (REUTERS/KCNA)
... baik dari segi nama maupun realitas, dan Korea Utara memiliki kepentingan sebagai negara bersenjata nuklir...
Seoul (CB) - Pyongyang tidak tertarik sama sekali mengikuti Iran menempuh jalan dialog untuk kesepakatan nuklir, dan bersikeras negara komunis dengan politik isolasi itu memang sudah memiliki senjata nuklir maka keadaanya tidak dapat dibandingkan secara logis dengan Iran.

Satu pekan setelah kesepakatan nuklir bersejarah yang melancarkan jalan mencabut sanksi yang melumpuhkan perekonomian Iran dalam pertukaran untuk membatasi program nuklirnya, Pyongyang menolak berbagai masukan bahwa negara itu mungkin dapat mengikuti langkah Iran.

"Korea Utara tidak tertarik sama sekali dengan dialog yang membahas isu untuk membekukan atau membongkar nuklir Korea Utara secara sepihak," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Selasa.

"Hal tidak logis membandingkan kesepakatan nuklir Iran dengan situasi (Korea Utara) yang terkena dampak tindakan provokatif militer konstan dan bermusuhan serta ancaman nuklir terbesar Amerika Serikat," ujar juru bicara itu kepada kantor berita resmi Korut KCNA.

Iran dan Korea Utara, yang merupakan sekutu sejak revolusi Islam Iran pada 1979, telah dikenakan sanksi ekonomi yang sulit terkait dengan program nuklir kontroversial kedua negara itu.

Kesepakatan nuklir yang dicapai dengan Iran disebut-sebut beberapa negara cetak biru yang mungkin akhirnya dapat digunakan dalam negosiasi dengan Korea Utara.

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Wendy Sherman, berharap kesepakatan nuklir Iran itu akan membuat Korea Utara berpikir kembali tentang keberadaan nuklir di negaranya.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan, nuklir di Iran dan di Korea Utara dua situasi sangat berbeda.

"Korea Utara adalah negara bersenjata nuklir, baik dari segi nama maupun realitas, dan Korea Utara memiliki kepentingan sebagai negara bersenjata nuklir," kata juru bicara itu.

Korea Utara telah melancarkan tiga uji coba nuklir yang sukses pada 2006, 2009 dan 2013.

Pembicaraan antar-enam-negara untuk mengekang ambisi nuklir Korea Utara --melibatkan kedua Korea, AS, China, Rusia, dan Jepang-- telah terlupakan sejak pemerintah Korea Utara mengeluarkan diri dari pembicaraan itu pada 2009.


 Credit  ANTARA News