Jumat, 10 Juli 2015

Bursa Cina Rontok, Artis Ini Kehilangan Rp 8,6 Triliun dalam Dua Pekan

Bursa Cina Rontok, Artis Ini Kehilangan Rp 8,6 Triliun dalam Dua Pekan
Sebuah layar berisi informasi saham terlihat terpasang di atas para investor di Wuhan, Hubei, Cina (4/1). REUTERS/Stringer
 
 CB, Jakarta - Mungkin Anda bisa meraih jutaan dolar dalam semalam.  Tapi bukan hal yang mustahil, Anda bisa kehilangan jutaan dolar dalam seminggu.

Tapi itulah realitas yang menimpa para pemilik modal di Cina. Anjloknya bursa di Negeri Panda itu membuat fulus para investor raib dalam sekejap. Tak sedikit selebritas yang mengalami kerugian besar akibat anjloknya bursa saham.

Salah satu selebritas yang tertimpa nasib sial rontoknya pasar saham di Cina adalah Zhao Wei. Penyanyi yang juga aktris dan sutradara ini adalah investor kedua terbesar Alibaba Picutures, anak usaha Alibaba Group milik Jack Ma.

Zhao mengaku kehilangan 4 miliar yuan atau setara Rp 8,6 triliun hanya dalam dua pekan gara-gara rontoknya saham Alibaba Pictures.

Sebelumnya Zhao dan suaminya, Huang Youlong, membeli saham Alibaba Pictures  seharga HK$ 3,1 miliar atau setara Rp 5,3 triliun. Dengan menyetor uang sebesar itu, ia memiliki 9,18 persen saham Alibaba Pictures. Saham Alibaba Picutres sempat menguat dari HK$ 1,6 menjadi HK$ 4,4 per lembar. Namun sejak rontoknya bursa Cina, saham Alibaba Pictures anjlok menjadi HK$ 1,95 per lembar.

Beberapa selebritas juga mengalami kerugian yang besar, seperti Zhang Ziyi, Fan Binbing dan Liu Yan. Zhang membeli 0,46 persen saham perusahaan properti terbesar di Cina, Dalian Wanda Group.  Akibat rontoknya bursa saham, ia  menderita kerugian hingga 1,4 miliar yuan.

Fan Bingbing, pemegang saham terbesar kesepuluh p perusahaan perfilman, TangDeYingShi Ltd juga harus kehilangan 12 juta yuan hanya dalam dua pekan.



Sejak Juni lalu,  indeks Komposit Shanghai,  bursa saham terbesar kedua di dunia itu anjlok 30 persen. Indeks kemudian ditutup sedikit menguat di level 3.506,78. Sekitar 500 emiten memutuskan menghentikan perdagangan untuk menghindari kerugian lebih besar.

Ini menambah panjang deretan perusahaan yang tak lagi aktif bertransaksi di lantai bursa setelah sebelumnya lebih dari 1.300 emiten menghentikan perdagangannya. Tercatat, sejak pertengahan Juni, lebih dari US$ 3 miliar atau lebih dari Rp 40 triliun kapitalisasi pasar saham menguap.


Credit  TEMPO.CO