Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
JAKARTA, CB - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mengapresiasi kerja aparat kepolisian dalam menumpas kelompok radikal di Poso, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu.
"Dalam rangkaian operasi kemarin, saya akui, bangga dengan Polri," ujar Gatot di kompleks Kopassus Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Rabu (8/4/2015).
Di tengah perkembangan kelompok radikal yang semakin mengkhawatirkan, ujar Gator, kepolisian yang diwakili personel Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri mampu memberi tekanan terhadap pergerakan kelompok radikal bersenjata. Gatot juga mengapresiasi masyarakat setempat yang bekerja sama dalam membantu tugas-tugas kepolisian. Khususnya, memasok data tentang keberadaan kelompok radikal bersenjata tersebut.
"Saya lebih bangga ke masyarakat karena ada informasi soal Daeng Koro cs itu dari rakyat. Dia yang menginformasikan ke polisi, lalu polisi menanggapinya," ujar Gatot.
Tim Densus 88 Antiteror Polri telah menggelar operasi pada Jumat (3/4/2015) pekan lalu. Mereka terlibat baku dembak dengan selusinan orang tak dikenal di Pegunungan Sakina Jaya, Desa Pangi, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah. Dua orang tewas dalam kontak tembak itu, yakni Daeng Koro dan Farid alias Imam.
Menurut catatan kepolisian, Daeng Koro yang merupakan mantan anggota Kostrad TNI, terlibat dalam penyebaran paham radikal hingga aksi teror berupa pembunuhan polisi, warga, perakitan bom hingga menjadi dalang kerusuhan di Poso.
Adapun Farid merupakan salah seorang teroris yang masih ke dalam daftar pencarian orang (DPO). Berdasarkan catatan kepolisian, Farid bersama sejumlah pelaku teror lain mengikuti kegiatan tadrib asykari atau kelompok bersenjata pada tahun 2013. Kelompok tersebut didirikan oleh Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Dari situlah aktivitas teror mereka mulai dilakukan.
Credit KOMPAS.com