Kamis, 09 April 2015

Mengenal Lebih Dekat KRI Rigel 933

Mengenal Lebih Dekat KRI Rigel 933 OCEA dossier 
 
 
Mediterranean Sea  (CB) - Posisi KRI Rigel 933 brand new buatan OCEA saat ini masih berada di Mediteranian Sea (Laut Tengah) pada koordinat 34,33342 Latitude/19,07793 Longitude dengan kecepatan 12,3 knot arah haluan 107 derajat menuju Port Said, Mesir.

Demikian data satelit yang dipantau detikcom dari Den Haag, (Selasa, 7 April 2015) pukul 04.39 UTC.

Galangan OCEA berbasis di Les Sables d'Olonne, Prancis, mengalahkan 8 kompetitor 3 dari Korea, 3 Prancis, 1 Jerman dan 1 Belanda untuk pembuatan dua unit kapal yang spesifikasinya diinginkan oleh TNI AL.

OCEA, yang lokasinya di pantai barat Prancis dekat kota La Rochelle dan Nantes, menang bukan hanya karena produknya sesuai kebutuhan TNI AL dan satu-satunya peserta dengan rancangan berbasis material seluruhnya aluminium, tetapi juga menawarkan skema pembiayaan yang kompetitif.

Kapal Batiments Hydro-Oceanographiques/BHO (kapal hidro-oseanografi) atau disebut juga Offshore Survey Vessels bertipe SC-190 WB ini selanjutnya diberi nama KRI Rigel 933 dan diresmikan oleh Menhan Ryamizard Ryacudu (11 Maret 2015).

Rigel adalah nama bintang paling terang dalam rasi bintang Orion (orang Jawa menyebutnya Lintang Waluku, red) dan bintang ini paling terang urutan ke tujuh di antara bintang-bintang di langit.

Media kelautan berbahasa Prancis Mer et Marine menyebut KRI Rigel 933 sebagai Le Plus Grand BHO en Aluminium du Monde (kapal hidro-oseanografi berbahan aluminium terbesar di dunia, red). Kapal ini memiliki panjang 60,1 meter, lebar 11,5 meter, dan draft (American)/draught (British) 3,5 meter
Draught (Belanda: diepgang, kedalaman) adalah jarak vertikal antara garis permukaan air dengan titik terbawah badan kapal, yang merupakan faktor penting keselamatan pelayaran, yakni untuk memperkirakan jarak tersisa antara badan kapal dengan dasar laut terutama di perairan dangkal.

Kapal canggih KRI Rigel 933 ini dilengkapi dengan peralatan scientific (ilmiah), antara lain "drone selam" dengan side scan sonar (sonar pemindai samping) yang disebut Autonomous Underwarter Vehicle (AUV) buatan Kongsberg (Norwegia).

Sekali masuk ke dalam laut, AUV dapat berkembang secara mandiri, menjelajah sesuai dengan rute yang telah ditentukan dan memberikan data ke ruang monitor. Alat ini juga dapat dikendalikan secara real time melalui Aquafish.

KRI Rigel 933 juga dilengkapi dengan robot yang dapat dioperasikan jarak jauh (remote) buatan perusahaan Prancis, ECA Robotics. Alat yang disebut Remoted Operated Vehicle (ROV) ini dilengkapi lengan dengan tiga buah kamera 3D (3 dimensi).

Menhan Ryacudu mengatakan dengan peralatan deteksi sonar dan visual ini obyek kecil di dasar laut seperti kotak hitam dalam kasus kecelakaan pesawat dapat lebih cepat ditemukan dan diangkat.

"Seandainya kapal ini sudah kita miliki, pencarian kotak hitam pada musibah Air Asia di Laut Jawa awal tahun lalu bisa lebih cepat dan lebih efisien," ujar Menhan di Madrid.

Dikutip detikcom dari Mer et Marine, KRI Rigel 933 juga memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai pengukuran, termasuk temperatur, densitas, dan konduktivitas air. Kapal ini juga dilengkapi kemampuan mengumpulkan data di sepanjang pantai, di kawasan dangkal.

Selanjutnya semua data yang terhimpun dikelola dalam suatu ruang yang dilengkapi banyak komputer dengan software pemrosesan signal dan pemetaan. Di samping itu juga ada laboratorium, kering dan basah, untuk meneliti berbagai sampel penelitian, misalnya air, sedimen dan bahkan ikan.

Untuk meningkatkan stabilitas platform selama operasi, kapal ini dilengkapi FLUME, yakni sistem stabilisasi pasif. Alat ini berisi tanki longitudinal untuk mengimbangi gerakan platform. Ujicoba KRI Rigel 933 menunjukkan hasil sangat meyakinkan, efek kapal bergoyang berkurang sampai 70%.

Untuk dapat mengumpulkan data akurat dan bisa dibaca, khususnya dalam hal sonar, maka sangat esensial kapal harus hening. Itulah mengapa KRI Rigel 933 menggunakan baling-baling fixed pitch, dengan dua mesin diesel-electric propulsion, yang mengurangi vibrasi dan meningkatkan kualitas pengukuran.

Untuk kecepatan lebih tinggi sampai 14 knot, KRI Rigel 933 menggunakan dua mesin disel MTU 8V4000M53 dengan kapasitas masing-masing 920 kilowat dan tiga generator masing-masing berdaya 250 KW. KRI Rigel 933 juga memiliki dua busur pendorong Hydro Armor dan sistem penempatan dinamis buatan Navis.

Hasilnya, kapal ini mampu mencapai kecepatan maksimum kapal 14 knot, dengan kapasitas perbekalan BBM diesel sebesar 135.000 liter, sedangkan kapasitas untuk perbekalan air sebanyak 35.000 liter.

Ruang pengendalian KRI Rigel 933 memiliki pemandangan 360 derajat, di mana tidak hanya mampu visualisasi sekeliling kapal, tetapi juga dapat mengawasi operasi di quarterdeck, yang biasanya tidak terlihat. Ruang ini juga dilengkapi pemantauan radar navigasi dan kamera sensor panas (thermal).

Selain itu interior KRI Rigel 933 juga sangat nyaman dengan 20 kabin untuk akomodasi bagi 51 awak kapal. Kabin VIP individual untuk komandan kapal, wakilnya dan kepala mekanik, sedangkan selebihnya untuk personel lainnya.

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, perlu mengetahui lebih baik mengenai dasar lautnya. Dengan alutsista KRI Rigel 933 Indonesia dapat mencapai hal itu dengan empat kemampuan sekaligus yaitu melakukan survei hidrografi, penelitian oseanografi, geofisikal, dan juga perikanan.

Kapal ini juga handal untuk multimisi antara lain penjagaan laut, kemampuan tinggi untuk manuver, ketahanan operasi di tengah laut sampai 20 hari, kelengkapan sistem stabilisasi kapal, kemampuan untuk menjawab kebutuhan ilmiah terus-menerus (24/24, 7/7).

Dengan KRI Rigel 933 operasi lainnya juga dapat dilakukan, misalnya mendukung operasi penyelaman. Selain itu KRI Rigel juga dapat dikerahkan untuk operasi perlindungan wilayah laut Indonesia dengan dukungan meriam 20mm dan dua senapan mesin 12,7mm.






Credit  Detiknews