CB, OMAN -- Setelah lima hari melaksanakan misi
percepatan pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Yaman,
tim Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berkekuatan 22 personel terus
melakukan berbagai upaya untuk dapat memasuki wilayah tersebut dengan
menggunakan pesawat miliki TNI jenis Boeing 737-400 bermuatan 110
penumpang.
Tim satgas penyelamatan untuk pengangkutan WNI yang berjumlah 22 personel, terdiri 12 orang kru pesawat, empat prajurit satuan Bravo Paskhas, dua pegawai dinas penerangan, tiga perwakilan Kemenlu, dan satu supervisi dari Mabes TNI, dipimpin Letkol Penerbang I.G. Putu Setia Dharma, demikian siaran pers Puspen TNI, kemarin.
Hanya saja, pesawat milik TNI hingga saat ini masih mengalami hambatan untuk melakukan penerbangan di Yaman. Hal itu lebih disebabkan adanya kendala izin terbang saat hendak memasuki wilayah udara Yaman, yang saat ini sudah dikuasai otoritas Arab Saudi.
Selain izin clearance, kendala lain adalah lokasi landasan terbang terpaksa dipindah akibat situasi yang tidak kondusif. Alhasil, seluruh WNI yang akan dievakuasi terpaksa melalui perjalanan darat sebelum diterbangkan ke lokasi aman.
Salah satu upaya yang dilakukan Tim Percepatan Pemulangan WNI, antara lain melaksanakan pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) RI untuk Yaman Wajid Fauzi di Salalah, Oman. Dalam pertemuan tersebut, Dubes RI menyampaikan tentang situasi dan kondisi terkini yang terjadi di Yaman.
Keadaan terbaru, di wilayah Tarim, terdapat kurang lebih 1.000 WNI dan saat ini terdapat 45 WNI sedang melakukan perjalanan darat menuju ke Salalah, Oman. Kedua, untuk wilayah Aden, masih terjadi pertempuran darat dan terdapat sejumlah WNI belum dapat melakukan perjalanan menuju Pelabuhan Aden.
Kapal laut yang telah di charter pemerintah Indonesia masih berlabuh di Jibouti. Sementara itu, Bandara Aden juga belum dapat digunakan untuk pendaratan pesawat. Ketiga, di lokasi Al Mukalla, saat ini 100 WNI dengan menggunakan kendaraan bus menuju Salalah.
Prioritas evakuasi WNI di Yaman saat ini adalah melalui jalur darat menuju Salalah untuk WNI yang berasal dari Tarim dan Mukalla, sedangkan yang menuju Jizan untuk WNI yang berasal Hudaidah dan Sana’a. Di samping itu, terdapat 47 WNI dari Tariim saat ini sudah memasuki wilayah Oman dan siap diterbangkan menuju Indonesia.
Hingga saat ini, operasi penerbangan untuk mengevakuasi WNI di Yaman melalui jalur udara telah dilaksanakan sebanyak tiga kali dengan mengangkut 300 WNI. Setidaknya, terdapat 4.159 WNI di Yaman. Mereka terdiri 2.626 mahasiswa dan pelajar serta 1.488 pekerja profesional bidang minyak dan gas bumi. Sisanya ialah diplomat serta pegawai Kedutaan Besar RI dan keluarga.
Tim satgas penyelamatan untuk pengangkutan WNI yang berjumlah 22 personel, terdiri 12 orang kru pesawat, empat prajurit satuan Bravo Paskhas, dua pegawai dinas penerangan, tiga perwakilan Kemenlu, dan satu supervisi dari Mabes TNI, dipimpin Letkol Penerbang I.G. Putu Setia Dharma, demikian siaran pers Puspen TNI, kemarin.
Hanya saja, pesawat milik TNI hingga saat ini masih mengalami hambatan untuk melakukan penerbangan di Yaman. Hal itu lebih disebabkan adanya kendala izin terbang saat hendak memasuki wilayah udara Yaman, yang saat ini sudah dikuasai otoritas Arab Saudi.
Selain izin clearance, kendala lain adalah lokasi landasan terbang terpaksa dipindah akibat situasi yang tidak kondusif. Alhasil, seluruh WNI yang akan dievakuasi terpaksa melalui perjalanan darat sebelum diterbangkan ke lokasi aman.
Salah satu upaya yang dilakukan Tim Percepatan Pemulangan WNI, antara lain melaksanakan pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) RI untuk Yaman Wajid Fauzi di Salalah, Oman. Dalam pertemuan tersebut, Dubes RI menyampaikan tentang situasi dan kondisi terkini yang terjadi di Yaman.
Keadaan terbaru, di wilayah Tarim, terdapat kurang lebih 1.000 WNI dan saat ini terdapat 45 WNI sedang melakukan perjalanan darat menuju ke Salalah, Oman. Kedua, untuk wilayah Aden, masih terjadi pertempuran darat dan terdapat sejumlah WNI belum dapat melakukan perjalanan menuju Pelabuhan Aden.
Kapal laut yang telah di charter pemerintah Indonesia masih berlabuh di Jibouti. Sementara itu, Bandara Aden juga belum dapat digunakan untuk pendaratan pesawat. Ketiga, di lokasi Al Mukalla, saat ini 100 WNI dengan menggunakan kendaraan bus menuju Salalah.
Prioritas evakuasi WNI di Yaman saat ini adalah melalui jalur darat menuju Salalah untuk WNI yang berasal dari Tarim dan Mukalla, sedangkan yang menuju Jizan untuk WNI yang berasal Hudaidah dan Sana’a. Di samping itu, terdapat 47 WNI dari Tariim saat ini sudah memasuki wilayah Oman dan siap diterbangkan menuju Indonesia.
Hingga saat ini, operasi penerbangan untuk mengevakuasi WNI di Yaman melalui jalur udara telah dilaksanakan sebanyak tiga kali dengan mengangkut 300 WNI. Setidaknya, terdapat 4.159 WNI di Yaman. Mereka terdiri 2.626 mahasiswa dan pelajar serta 1.488 pekerja profesional bidang minyak dan gas bumi. Sisanya ialah diplomat serta pegawai Kedutaan Besar RI dan keluarga.
Credit REPUBLIKA.CO.ID