Sekretaris Jenderal Kemhan, Letjen Ediwan Prabowo - istimewa
CB, Jakarta - Alat utama sistem persenjataan TNI (alutsista), tidak dipilih
sembarangan. Alitsista ini dipilih karena memang diakui sudah teruji.
Sekretaris Jenderal Kemhan Letjen Ediwan Prabowo mengatakan, keputusan Kemenhan memilih Multiple Launch Rocket System (MLRS) Avibras Brazil tidak asal pilih.
Kata
dia, pihaknya mengutamakan spektek dengan harga kompetitif, bukan
sekadar murah. "Aspek spektek lebih utama dari pada mencari harga murah
tapi kurang optimal," jelasnya, Rabu (17/12/2014).
Menurut
Ediwan, yang digunakan TNI adalah alutsista yang sudah teruji, sehingga
siap digunakan. Karena itulah, setiap pembelian selalu disertai dengan
uji coba.
"Ini
merupakan bagian dari meyakinkan bahwa alutsista tersebut telah
memenuhi persyaratan teknis yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Pihak
Roketsan, katanya, ingin berpartisipasi dalam penguatan alutsista TNI,
namun sayangnya, spektek yang mereka miliki belum memenuhi persyaratan.
Roketsan
pernah mengajukan sanggahan dan sanggahan banding kepada pihak
Kemenhan. Semuanya sudah dijawab. Setelah itu tidak ada lagi sanggahan.
"Tentu mereka harus menerima jawaban itu dengan bijak," tutur Ediwan.
"Adapun informasi yang menyebutkan bahwa Roketsan sudah digunakan di beberapa negara lain, hal tersebut adalah tipe atau jenis lain, bukan yang ditawarkan ke Kemenhan, bahkan yang ditawarkan ke Kemenhan itu masih dalam prosesresearch and development approval,"imbuhnya
Credit INILAHCOM