"Panitia pengadaan MLRS Kemhan menggunakan sistem penilaian terhadap seluruh aspek yang dibutuhkan, yakni aspek operasional, spesifikasi teknis, konfigurasi dan harga," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Rachmat Lubis, di Jakarta, Rabu.
Menurut Rachmat, dalam penilaian spektek secara menyeluruh, Avibras memperoleh niai 55,19 sedangkan Roketsan memperoleh nilai 33,71.
Keunggulan Roketsan hanya pada aspek konfigurasi dalam pemenuhan yang diharapkan TNI-AD dari segi kuantitas.
Konfigurasi hanyalah salah satu penilaian karena terdapat beberapa peniliaian spesifikasi teknis yang dilaksanakan yang sangat menentukan dalam sistem penilaian.
MLRS Avibras, kata dia, memiliki spektek yang jauh lebih unggul dan dibutuhkan TNI daripada yang buatan Roketsan Turki.
Oleh karenanya, kalau ada selisih harga yang cukup tinggi antara Avibras dengan Roketsan dinilai sangat wajar, karena perbedaan spesifikasi kualitas dan teknologi antara keduanya berbeda jauh.
Sekretaris Jenderal Kemhan, Letjen TNI Ediwan Prabowo mengatakan bahwa keputusan Kemhan memilih MLRS Avibras mengutamakan spektek dengan harga kompetitif, bukan sekadar murah.
"Aspek spektek lebih utama dari pada mencari harga murah, tapi kurang optimal," ujarnya.
Credit ANTARA News