Pesan ini menyatakan bahwa Israel tak ingin mewujudkan perdamaian ..."
Ramallah, Palestina (CB) - Presiden Palestina Mahmoud
Abbas pada Selasa (6/6) menolak pernyataan Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu mengenai wewenang keamanan Israel atas Lembah Jordan
sepanjang masa, setelah kedua pihak mencapai kesepakatan perdamaian.
Juru Bicara Presiden Palestina Nabil Abu Rdeinah memandang pernyataan perpanjangan kendali Israel atas Lembah Tepi Barat Sungai Jordan itu sebagai pesan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan masyarakat internasional.
"Pesan ini menyatakan bahwa Israel tak ingin mewujudkan perdamaian atas dasar prinsip keadilan dan keabsahan internasional," kata Abu Rdeinah melalui kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Abu Rdeinah, sebagaimana dikutip Xinhua, menambahkan, "Pernyataan semacam itu menciptakan suasana yang membuat rumit keadaan dan tidak membantu keberhasilan upaya yang bertujuan mewujudkan perdamaian dan kestabilan di wilayah ini."
Ia meninjau kembali pertemuan sebelumnya antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Trump selama kunjungan Trump ke Tepi Barat Sungai Jordan.
"Mereka melicinkan jalan bagi perdamaian yang langka, tapi Israel berusaha menghilangkan kesempatan baik ini dengan menolak perdamaian," ujarnya.
Abu Rdeinah merujuk kepada pihak Israel sebagai berusaha menghambat semua upaya Arab, internasional dan terutama AS untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi diluncurkannya kembali proses perdamaian di Palestina dan Israel menjadi lebih serius,
Sikap Israel selama ini akan mengarah kepada makin besarnya perpecahan di wilayah itu dan mempengaruhi ajang politik selama tahun-tahun mendatang, katanya menambahkan.
Juru Bicara Presiden Palestina Nabil Abu Rdeinah memandang pernyataan perpanjangan kendali Israel atas Lembah Tepi Barat Sungai Jordan itu sebagai pesan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan masyarakat internasional.
"Pesan ini menyatakan bahwa Israel tak ingin mewujudkan perdamaian atas dasar prinsip keadilan dan keabsahan internasional," kata Abu Rdeinah melalui kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Abu Rdeinah, sebagaimana dikutip Xinhua, menambahkan, "Pernyataan semacam itu menciptakan suasana yang membuat rumit keadaan dan tidak membantu keberhasilan upaya yang bertujuan mewujudkan perdamaian dan kestabilan di wilayah ini."
Ia meninjau kembali pertemuan sebelumnya antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Trump selama kunjungan Trump ke Tepi Barat Sungai Jordan.
"Mereka melicinkan jalan bagi perdamaian yang langka, tapi Israel berusaha menghilangkan kesempatan baik ini dengan menolak perdamaian," ujarnya.
Abu Rdeinah merujuk kepada pihak Israel sebagai berusaha menghambat semua upaya Arab, internasional dan terutama AS untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi diluncurkannya kembali proses perdamaian di Palestina dan Israel menjadi lebih serius,
Sikap Israel selama ini akan mengarah kepada makin besarnya perpecahan di wilayah itu dan mempengaruhi ajang politik selama tahun-tahun mendatang, katanya menambahkan.
Credit antaranews.com