Kamis, 15 Juni 2017

Ragam Stun gun, Alat Kejut Listrik untuk Bela Diri


Ragam <i>Stun gun</i>, Alat Kejut Listrik untuk Bela Diri 
Ilustrasi stun gun yang bisa melemparkan


Jakarta, CB -- Insiden perampokan yang terjadi berturut-turut menyebabkan Kepolisian Republik Indonesia mengeluarkan izin bagi masyarakat untuk memiliki alat kejut listrik alias stun gun. Polisi menilai stun gun bisa jadi alat bela diri individu dari serangan rampok dan semacamnya.

Lalu, apakah stun gun? Senjata ini mungkin tak begitu dikenal di Indonesia. Namun di luar negeri, stun gun cukup populer sebagai senjata pribadi.

Setidaknya ada beberapa alasan stun gun efektif jadi pelindung diri. Diantaranya, efek lumpuh yang ditimbulkan dan ukurannya yang mudah dibawa.



Pada prinsipnya, stun gun melumpuhkan target dengan melepas muatan listrik yang cukup kuat ke tubuh target. Meski voltase besar, namun muatan listriknya tak begitu kuat, sehingga tak sampai membunuh.

Ada sejumlah jenis stun gun yang bisa diperoleh di pasaran yaitu tipe standar, taser, dan stun gun cair. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya tersendiri.

Stun gun standar

Stun gun tipe standar ini adalah tipe yang paling umum diketahui orang. Bentuknya didesain sebagai alat yang dipakai untuk jarak dekat. Sengatan yang dihasilkan bervariasi dari sekedar ribuan volt hingga ada yang mengklaim bisa menghasilkan jutaan volt.

Pada prakteknya, bukan kuat arus (volt) yang menyebabkan suatu sarangan listrik menyakitkan atau tidak. Melainkan berapa banyak jumlah listrik yang dialirkan (ampere).

Stun gun tipe standar ini, digadang-gadang sebagai yang paling efektif. Harganya pun relatif lebih murah ketimbang yang lain. Tenaganya juga bisa diisi ulang sehingga mudah untuk dibawa kemana pun.

Kelemahan dari jenis stun gun ini adalah ia tak bisa dipakai dari kejauhan. Untuk melumpuhkan target, pemiliknya harus menyentuh langsung target.

Taser

Taser sebenarnya tidak bisa dikategorikan sebagai stun gun. Namun alat ini termasuk alat kejut listrik untuk membela diri.



Perbedaan utama taser dengan stun gun biasa adalah dari jarak penggunaan. Taser yang umumnya berbentuk menyerupai pistol. Perangkat ini bisa melumpuhkan target dari jarak 4,5 meter sampai 6,4 meter.

Taser bekerja dengan melontarkan semacam "peluru" untuk mengunci sasaran yang ingin disengat. Listrik yang dihantarkan diklaim bisa mencapai kecepatan 50 ribu volt.

Tak hanya "peluru", Taser juga dilengkapi dengan penyengat jarak dekat sehingga bisa melumpuhkan target dengan menyentuhnya langsung.

Penggunaan taser untuk menembak dari jarak jauh punya risiko. Seperti halnya penggunaan pistol, jika pemilik taser tak pandai menembakkannya, maka "peluru" bisa jadi salah sasaran. Selain itu, taser juga lebih mahal ketimbang stun gun biasa. Terutama karena baterainya tak bisa diisi ulang. Pemilik harus membeli baterai baru ketika tenaganya habis.

Terakhir, kepemilikan taser biasanya diawasi lebih ketat.

Liquid stun gun

Stun gun ini menggunakan medium cairan sebagai pengantar listrik. Secara prinsip, cara kerja jenis ini serupa dengan taser. Bedanya, stun gun ini memakai cairan sebagai peluru ketimbang kawat kecil untuk mengantarkan listriknya.

Cairan yang dipakai merupakan gabungan dari air, garam dan elemen konduktor lainnya. Saat pemiliknya menarik pelatuk, listrik akan mengalir menuju target yang sudah ditembakkan cairan tersebut.

Kelebihan jenis ini adalah jangkauannya yang lebih jauh ketimbang taser. Ia juga bisa ditembakkan secara beruntun.

Repotnya dari senjata ini adalah pemiliknya harus membawa serta perangkat yang menampung cairan khusus tadi. Sehingga agak merepotkan saat dibawa bepergian.






Credit  CNN Indonesia