Kementerian Pertahanan Rusia
mengatakan, serangan udara pasukannya di dekat Raqqa, Suriah, mungkin
telah membunuh pemimpin kelompok teroris ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi
sekitar akhir Mei lalu, meskipun Moskow kini masih memeriksa informasi
tersebut.
Jakarta, CB --
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangan
udara pasukannya di dekat Raqqa, Suriah, mungkin telah membunuh pemimpin
kelompok teroris ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi sekitar akhir Mei lalu,
meskipun Moskow kini masih memeriksa informasi tersebut.
Kantor berita RIA mengatakan, mengutip pernyataan kemhan Rusia, serangan udara itu diluncurkan sekitar 28 Mei lalu dan menargetkan sebuah pertemuan antar petinggi ISIS. Baghdadi dilaporkan turut hadir dalam pertemuan itu.
"Setelah pesawat nirawak mengonfirmasi informasi mengenai lokasi dan waktu pertemuan para pemimjpin ISIS pada 28 Mei lalu, antara pukul 00.35 dan 00.45 waktu setempat, angkatan udara Rusia melancarkan serangan ke titik komando di mana para petinggi [ISIS] bertemu," bunyi pernyataan Kemhan Rusia melalui akun Facebook, Jumat (16/6).
"Menurut informasi yang tengah diperiksa melalui berbagai saluran, pemimpin ISIS al-Baghdadi juga hadir di pertemuan itu dan ikut tewas dalam serangan udara tersebut," Kemhan Rusia menambahkan.
Kemhan Rusia menyebut para petinggi ISIS itu berkumpul guna membahas rute melarikan diri dari kota itu menyusul gempuran koalisi internasional yang terus menekan mereka di Raqqa dan juga Mosul di Irak.
Gempuran udara Rusia tersebut diyakini turut menewaskan sejumlah pemimpin senior lainnya, 30 komandan lapangan, dan 300 pasukan pengamanan kelompok teroris itu.
Moskow mengatakan Amerika Serikat juga telah diberitahu mengenai rencana serangan udara tersebut. Namun, koalisi AS belum bisa mengonfirmasi soal kematian Baghdadi.
Sementara itu, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdulrahman, meragukan kabar mengenai tewasnya pemimpin ISIS tersebut.
Sebab, menurut informasi yang mereka dapatkan, Baghdadi tidak berada di Raqqa pada akhir Mei lalu.
"Informasinya adalah akhir bulan lalu Baghdadi berada di Deir al-Zor, daerah pinggiran Suriah dekat perbatasan Irak," kata Abdulrahman.
Kantor berita RIA mengatakan, mengutip pernyataan kemhan Rusia, serangan udara itu diluncurkan sekitar 28 Mei lalu dan menargetkan sebuah pertemuan antar petinggi ISIS. Baghdadi dilaporkan turut hadir dalam pertemuan itu.
"Setelah pesawat nirawak mengonfirmasi informasi mengenai lokasi dan waktu pertemuan para pemimjpin ISIS pada 28 Mei lalu, antara pukul 00.35 dan 00.45 waktu setempat, angkatan udara Rusia melancarkan serangan ke titik komando di mana para petinggi [ISIS] bertemu," bunyi pernyataan Kemhan Rusia melalui akun Facebook, Jumat (16/6).
"Menurut informasi yang tengah diperiksa melalui berbagai saluran, pemimpin ISIS al-Baghdadi juga hadir di pertemuan itu dan ikut tewas dalam serangan udara tersebut," Kemhan Rusia menambahkan.
Kemhan Rusia menyebut para petinggi ISIS itu berkumpul guna membahas rute melarikan diri dari kota itu menyusul gempuran koalisi internasional yang terus menekan mereka di Raqqa dan juga Mosul di Irak.
Gempuran udara Rusia tersebut diyakini turut menewaskan sejumlah pemimpin senior lainnya, 30 komandan lapangan, dan 300 pasukan pengamanan kelompok teroris itu.
Moskow mengatakan Amerika Serikat juga telah diberitahu mengenai rencana serangan udara tersebut. Namun, koalisi AS belum bisa mengonfirmasi soal kematian Baghdadi.
Sementara itu, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdulrahman, meragukan kabar mengenai tewasnya pemimpin ISIS tersebut.
Sebab, menurut informasi yang mereka dapatkan, Baghdadi tidak berada di Raqqa pada akhir Mei lalu.
"Informasinya adalah akhir bulan lalu Baghdadi berada di Deir al-Zor, daerah pinggiran Suriah dekat perbatasan Irak," kata Abdulrahman.
Credit CNN Indonesia
AS Belum Bisa Konfirmasi Kematian Al-Baghdadi
Amerika Serikat belum bisa
mengonfirmasi kebenaran kabar soal tewasnya pemimpin besar ISIS
Al-Baghdadi akibat serangan udara Rusia. (REUTERS/Social Media Website
via Reuters TV)
Jakarta, CB
--
Pasukan Rusia mengklaim berhasil menewaskan pemimpin
besar ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, dalam sebuah serangan udara di Raqqa,
Suriah, sekitar akhir Mei lalu.
Namun, Amerika Serikat menyebut klaim itu belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa jet tempur Sukhoi menggempur sebuah lokasi di Raqqa, dimana para pemimpin ISIS menggelar pertemuan untuk merencanakan pelarian diri para militan dari kota yang terus digempur pasukan keamanan tersebut.
“Komandan senior kelompok militan ISIS, 30 komandan lapangan dan 300 militan terbunuh dalam serangan itu,” bunyi pernyataan Kemhan Rusia.
“Menurut informasi yang hingga kini masih diperiksa melalui berbagi jaringan, pemimpin ISIS Ibrahim Abu-Bakr al-Baghdadi juga tengah berada di lokasi dan ikut tewas dalam serangan.”
Serangan itu terjadi selama 1 jam 10 menit, dari pukul 21.35 - 22.45 pada 28 Mei, menyusul informasi yang didapatkan pesawat nirawak.
Selain itu, gempuran itu juga dikabarkan menewaskan emir Raqqa dan kepala keamanan ISIS.
Amerika Serikat telah diberitahu soal serangan itu, menurut pernyataan Kemhan Rusia.
Di sisi lain, pemimpin besar ISIS Baghdadi jarang terlihat di muka publik setelah memproklamirkan dirinya sebagai ‘kalifah’ di Mosul, tiga tahun lalu.
Selain itu, Baghdadi juga telah beberapa kali dikabarkan terluka atau bahkan tewas.
Dia diberi julukan “Hantu” karena kerap muncul di perbataran Irak-Suriah, namun keberadaannya tidak pernah bisa dikonfirmasi.
Maret lalu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mendeklarasikan bahwa kematian Baghdadi akan menjadi tonggak serangan terhadap ISIS karena nyaris semua wakilnya tewas dalam pertempuran dan hanya “hitungan waktu” sebelum dia menemui takdir yang sama.
ISIS sendiri kini dalam posisi terdesak baik di Irak maupun Suriah berkat gempuran tanpa henti dari pasukan koalisi Suriah dan Rusia, juga militer Irak yang didukung AS.
Namun, Amerika Serikat menyebut klaim itu belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa jet tempur Sukhoi menggempur sebuah lokasi di Raqqa, dimana para pemimpin ISIS menggelar pertemuan untuk merencanakan pelarian diri para militan dari kota yang terus digempur pasukan keamanan tersebut.
“Komandan senior kelompok militan ISIS, 30 komandan lapangan dan 300 militan terbunuh dalam serangan itu,” bunyi pernyataan Kemhan Rusia.
“Menurut informasi yang hingga kini masih diperiksa melalui berbagi jaringan, pemimpin ISIS Ibrahim Abu-Bakr al-Baghdadi juga tengah berada di lokasi dan ikut tewas dalam serangan.”
Serangan itu terjadi selama 1 jam 10 menit, dari pukul 21.35 - 22.45 pada 28 Mei, menyusul informasi yang didapatkan pesawat nirawak.
Selain itu, gempuran itu juga dikabarkan menewaskan emir Raqqa dan kepala keamanan ISIS.
Amerika Serikat telah diberitahu soal serangan itu, menurut pernyataan Kemhan Rusia.
Di sisi lain, pemimpin besar ISIS Baghdadi jarang terlihat di muka publik setelah memproklamirkan dirinya sebagai ‘kalifah’ di Mosul, tiga tahun lalu.
Selain itu, Baghdadi juga telah beberapa kali dikabarkan terluka atau bahkan tewas.
Dia diberi julukan “Hantu” karena kerap muncul di perbataran Irak-Suriah, namun keberadaannya tidak pernah bisa dikonfirmasi.
Maret lalu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mendeklarasikan bahwa kematian Baghdadi akan menjadi tonggak serangan terhadap ISIS karena nyaris semua wakilnya tewas dalam pertempuran dan hanya “hitungan waktu” sebelum dia menemui takdir yang sama.
ISIS sendiri kini dalam posisi terdesak baik di Irak maupun Suriah berkat gempuran tanpa henti dari pasukan koalisi Suriah dan Rusia, juga militer Irak yang didukung AS.
Credit CNN Indonesia