SEOUL
- Korea Utara (Korut) mengancam akan menjatuhkan bom nuklir di New
York. Pyongyang mengeluarkan ancaman itu untuk membuktikan cuitan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump salah.
Korut telah mengisyaratkan bahwa mereka dapat menguji rudal jarak jauh yang mampu menyerang New York. Ini terjadi beberapa bulan setelah Presiden Donald Trump bersikeras: "Itu tidak akan terjadi".
Menganggap pemimpin AS itu telah meremehkan kemampuan negara komunis yang penuh rahasia tersebut, sebuah artikel di surat kabar negara Rodong Sinmun mengemukakan bahwa negara itu telah berhasil mengembangkan rudal yang mendekati rudal balistik antar benua (ICBM).
"Trump terkejut awal tahun ini (sehingga mengatakan) bahwa akses terakhir senjata nuklir Korut yang bisa mencapai daratan AS tidak akan pernah terjadi," bunyi editorial media tersebut.
"AS merasa tidak nyaman karena ini terbukti dalam praktik. Uji senjata strategis yang dilakukan oleh Korut dengan jelas membuktikan bahwa saat uji coba ICBM-nya tidak jauh sama sekali," sambung artikel itu.
Ditambahkan: "Korut berjarak sekitar 10.400 km dari New York, tapi ini tidak jauh untuk penyerangan hari ini," seperti dikutip dari Independent, Rabu (14/6/2017).
Kutipan tersebut awalnya dilaporkan di majalah Foreign Policy.
Pada bulan Januari lalu, Trump berkicau di akun Twitternya setelah menerima laporan bakwa Korut mungkin akan menguji ICBM.
"Korut baru saja menyatakan bahwa pada tahap akhir mengembangkan senjata nuklir yang mampu mencapai bagian-bagian AS," tulisnya. "Itu tidak akan terjadi!"
Negara paria itu menanggapinya dengan sebuah pernyataan mereka akan melakukan uji coba rudal sesuai dengan keinginan pemimpinnya Kim Jong-un.
Bulan lalu, Letnan Jenderal Vincent Stewart, kepala Badan Intelijen AS, mengatakan bahwa tak terelakkan bahwa senjata nuklir yang diluncurkan dari Korut akan sampai ke daratan AS.
Pada akhir bulan lalu, Korut merilis foto rudal tipe Scud yang diluncurkan dan jatuh ke air di lepas pantai barat Jepang. Ini adalah pertunjukan ketiga semacam agresi militer dalam waktu tiga minggu.
Dalam beberapa pekan terakhir, AS telah mengirim armada kapal perang ke perairan Korut. AS juga membawa beberapa peluncur baru untuk sistem rudal pertahanan ke Korea Selatan (Korsel) untuk mengatasi ancaman militer dari utara perbatasan.
Korut telah mengisyaratkan bahwa mereka dapat menguji rudal jarak jauh yang mampu menyerang New York. Ini terjadi beberapa bulan setelah Presiden Donald Trump bersikeras: "Itu tidak akan terjadi".
Menganggap pemimpin AS itu telah meremehkan kemampuan negara komunis yang penuh rahasia tersebut, sebuah artikel di surat kabar negara Rodong Sinmun mengemukakan bahwa negara itu telah berhasil mengembangkan rudal yang mendekati rudal balistik antar benua (ICBM).
"Trump terkejut awal tahun ini (sehingga mengatakan) bahwa akses terakhir senjata nuklir Korut yang bisa mencapai daratan AS tidak akan pernah terjadi," bunyi editorial media tersebut.
"AS merasa tidak nyaman karena ini terbukti dalam praktik. Uji senjata strategis yang dilakukan oleh Korut dengan jelas membuktikan bahwa saat uji coba ICBM-nya tidak jauh sama sekali," sambung artikel itu.
Ditambahkan: "Korut berjarak sekitar 10.400 km dari New York, tapi ini tidak jauh untuk penyerangan hari ini," seperti dikutip dari Independent, Rabu (14/6/2017).
Kutipan tersebut awalnya dilaporkan di majalah Foreign Policy.
Pada bulan Januari lalu, Trump berkicau di akun Twitternya setelah menerima laporan bakwa Korut mungkin akan menguji ICBM.
"Korut baru saja menyatakan bahwa pada tahap akhir mengembangkan senjata nuklir yang mampu mencapai bagian-bagian AS," tulisnya. "Itu tidak akan terjadi!"
Negara paria itu menanggapinya dengan sebuah pernyataan mereka akan melakukan uji coba rudal sesuai dengan keinginan pemimpinnya Kim Jong-un.
Bulan lalu, Letnan Jenderal Vincent Stewart, kepala Badan Intelijen AS, mengatakan bahwa tak terelakkan bahwa senjata nuklir yang diluncurkan dari Korut akan sampai ke daratan AS.
Pada akhir bulan lalu, Korut merilis foto rudal tipe Scud yang diluncurkan dan jatuh ke air di lepas pantai barat Jepang. Ini adalah pertunjukan ketiga semacam agresi militer dalam waktu tiga minggu.
Dalam beberapa pekan terakhir, AS telah mengirim armada kapal perang ke perairan Korut. AS juga membawa beberapa peluncur baru untuk sistem rudal pertahanan ke Korea Selatan (Korsel) untuk mengatasi ancaman militer dari utara perbatasan.
Korut berpendapat bahwa pengejaran senjata nuklirnya semata-mata merupakan alat untuk mempertahankan diri dari kekuatan asing seperti AS.
Credit sindonews.com