Iran membantah klaim Saudi yang
menyebut telah menangkap anggota pasukan elitnya di perairan yang
memisahkan kedua negara. (AFP Photo/Ashraf Shazly)
Jakarta, CB
--
Iran membantah klaim Arab Saudi yang menyebut telah
menangkap tiga orang Garda Revolusi elit-nya, pada Senin (19/6). Majid
Aghababaie, Kepala Urusan Perbatasan Kementerian Dalam Negeri Iran
mengatakan, tiga orang yang ditangkap Saudi adalah nelayan dari
pelabuhan di kawasan selatan Iran.
“Identitas ketiga orang tersebut sudah diketahui, mereka berasal dari Bushehr dan ditangkap patroli laut Saudi ketika sedang mencari ikan,” kata Aghababaie.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan mereka anggota militer,” sebut Aghababaie dalam pernyataan yang dikutip kantor berita ILNA.
Saudi menyebut pada Senin bahwa tiga warga Iran yang mereka tangkap merupakan anggota Garda Revolusi yang tengah menumpang sebuah kapal menuju tambang minyak di Teluk, yang memisahkan kedua negara.
Pasukan Saudi sebelumnya melepaskan tembakan pada tiga kapal yag mengarah ke tambang minyak di Teluk. Satu kapal berhasil ditangkap dan tiga orang yang diduga garda elit diringkus, selain itu persenjataan mereka disita. Adapun dua kapal lainnya berhasil kabur.
Ketiga orang yang diduga anggota Garda Revolusi tersebut, ujar Kementerian Informasi dan Kebudayaan Arab Saudi, kini tengah diinterogasi. Saudi meyakini bahwa ketiga warga Iran itu akan melakukan aksi terorisme di wilayahnya.
“Jelas bahwa ini ditujukan sebagai aksi terorisme di perairan Saudi dengan maksud menyebabkan kerusuhan,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.
Sementara pada Sabtu, Iran menuding patroli laut Saudi membunuh seorang nelayan setelah dua kapal nelayan Iran tersasar masuk ke perairan Saudi.
Aghababie menyebut bahwa klaim Saudi atas dua kapal nelayan yang memasuki wilayahnya, tidak terbukti.
“Di hari terjadinya insiden itu, salah satu kapal nelayan mengalami kerusakan mesin dan pasukan Saudi melepas tembakan yang kemudian menewaskan seorang nelayan,” kata dia.
Ketegangan antara Arab Saudi, yang didominasi Islam Sunni dan Iran yang menjadi rumah bagi pemeluk Syiah, terus meruncing. Saudi kerap menuding Iran mencampuri urusan dalam negeri negara lain, yang terus dibantah Teheran.
Di sisi lain, awal bulan ini, Arab Saudi dan negara-negara Teluk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan ekstremisme, yang juga dibantah Doha.
Iran menjadi salah satu negara yang terus memberikan dukungan pada Qatar usai negara Teluk memblokir akses darat, laut dan udara ke negara tersebut.
“Identitas ketiga orang tersebut sudah diketahui, mereka berasal dari Bushehr dan ditangkap patroli laut Saudi ketika sedang mencari ikan,” kata Aghababaie.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan mereka anggota militer,” sebut Aghababaie dalam pernyataan yang dikutip kantor berita ILNA.
Saudi menyebut pada Senin bahwa tiga warga Iran yang mereka tangkap merupakan anggota Garda Revolusi yang tengah menumpang sebuah kapal menuju tambang minyak di Teluk, yang memisahkan kedua negara.
Pasukan Saudi sebelumnya melepaskan tembakan pada tiga kapal yag mengarah ke tambang minyak di Teluk. Satu kapal berhasil ditangkap dan tiga orang yang diduga garda elit diringkus, selain itu persenjataan mereka disita. Adapun dua kapal lainnya berhasil kabur.
Ketiga orang yang diduga anggota Garda Revolusi tersebut, ujar Kementerian Informasi dan Kebudayaan Arab Saudi, kini tengah diinterogasi. Saudi meyakini bahwa ketiga warga Iran itu akan melakukan aksi terorisme di wilayahnya.
“Jelas bahwa ini ditujukan sebagai aksi terorisme di perairan Saudi dengan maksud menyebabkan kerusuhan,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.
Sementara pada Sabtu, Iran menuding patroli laut Saudi membunuh seorang nelayan setelah dua kapal nelayan Iran tersasar masuk ke perairan Saudi.
Aghababie menyebut bahwa klaim Saudi atas dua kapal nelayan yang memasuki wilayahnya, tidak terbukti.
“Di hari terjadinya insiden itu, salah satu kapal nelayan mengalami kerusakan mesin dan pasukan Saudi melepas tembakan yang kemudian menewaskan seorang nelayan,” kata dia.
Ketegangan antara Arab Saudi, yang didominasi Islam Sunni dan Iran yang menjadi rumah bagi pemeluk Syiah, terus meruncing. Saudi kerap menuding Iran mencampuri urusan dalam negeri negara lain, yang terus dibantah Teheran.
Di sisi lain, awal bulan ini, Arab Saudi dan negara-negara Teluk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan ekstremisme, yang juga dibantah Doha.
Iran menjadi salah satu negara yang terus memberikan dukungan pada Qatar usai negara Teluk memblokir akses darat, laut dan udara ke negara tersebut.
Credit cnnindonesia.com