WASHINGTON
- Upaya sejumlah senator Amerika Serikat (AS) untuk menghalangi
penjualan amunisi berpresisi ke Arab Saudi gagal, karena kalah dalam
voting Senat. AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump sepakat
menjual senjata ke Saudi senilai USD510 juta atau sekitar Rp6,7 triliun.
Kesepakatan penjualan senjata senilai USD510 juta itu hanya bagian awal dari paket penjualan senjata yang lebih besar kepada Saudi. Kesepakatan tercapai ketika Trump melakukan kunjungan ke Riyadh bulan lalu.
Dalam voting senat, 47 suara senator menolak penjualan senjata Washington ke Riyadh. Namun, 53 suara senator lainnya mendukung.
Para senator yang berupaya memblokir penjualan senjata berpendapat bahwa rudal AS digunakan Saudi di Yaman yang membunuh banyak warga sipil.
Kubu penentang penjualan senjata itu dipimpin senator Rand Paul dari Partai Republik, Chris Murphy dari Partai Demokrat dan Al Franken dari Partai Demokrat.
“Arab Saudi bukanlah sekutu yang andal. Arab Saudi seharusnya tidak mendapatkan senjata ini,” tulis Paul melalui akun Twitter-nya, @RandPaul, yang dikutip Rabu (14/6/2017).
”Kongres akhirnya memperhatikan bahwa Arab Saudi menggunakan amunisi AS untuk secara sengaja mencapai target sipil di Yaman,” imbuh Senator Murphy dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara.
”Kampanye militer Arab Saudi di Yaman telah menyebabkan ribuan korban sipil dan menyebabkan kekosongan keamanan yang telah memberdayakan kelompok teroris seperti al-Qaeda dan ISIS,” imbuh senator asal Connecticut itu, seperti dikutip Russia Today.
Pada tahun 2016, Paul dan Murphy juga bermitra untuk memblokir kesepakatan penjualan senjata AS senilai USD1,15 miliar kepada Arab Saudi. Kesepakatan itu tercapai di era pemerintahan Presiden Barack Obama.
Upaya dua senator itu juga gagal karena suara penentang penjualan senjata hanya 27 senator, sedangkan yang mendukung penjualan senjata 71 senator.
Arab Saudi mulai membom Yaman sejak Maret 2015 dan akhirnya juga mengerahkan pasukan darat. Riyadh berusaha memulihkan Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi yang sedang digulingkan kelompok Houthi.
Menurut data PBB, lebih dari 10.000 orang tewas akibat perang di Yaman. Saat ini, wabah kolera juga sedang menjangkiti warga Yaman.
Kesepakatan penjualan senjata senilai USD510 juta itu hanya bagian awal dari paket penjualan senjata yang lebih besar kepada Saudi. Kesepakatan tercapai ketika Trump melakukan kunjungan ke Riyadh bulan lalu.
Dalam voting senat, 47 suara senator menolak penjualan senjata Washington ke Riyadh. Namun, 53 suara senator lainnya mendukung.
Para senator yang berupaya memblokir penjualan senjata berpendapat bahwa rudal AS digunakan Saudi di Yaman yang membunuh banyak warga sipil.
Kubu penentang penjualan senjata itu dipimpin senator Rand Paul dari Partai Republik, Chris Murphy dari Partai Demokrat dan Al Franken dari Partai Demokrat.
“Arab Saudi bukanlah sekutu yang andal. Arab Saudi seharusnya tidak mendapatkan senjata ini,” tulis Paul melalui akun Twitter-nya, @RandPaul, yang dikutip Rabu (14/6/2017).
”Kongres akhirnya memperhatikan bahwa Arab Saudi menggunakan amunisi AS untuk secara sengaja mencapai target sipil di Yaman,” imbuh Senator Murphy dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara.
”Kampanye militer Arab Saudi di Yaman telah menyebabkan ribuan korban sipil dan menyebabkan kekosongan keamanan yang telah memberdayakan kelompok teroris seperti al-Qaeda dan ISIS,” imbuh senator asal Connecticut itu, seperti dikutip Russia Today.
Pada tahun 2016, Paul dan Murphy juga bermitra untuk memblokir kesepakatan penjualan senjata AS senilai USD1,15 miliar kepada Arab Saudi. Kesepakatan itu tercapai di era pemerintahan Presiden Barack Obama.
Upaya dua senator itu juga gagal karena suara penentang penjualan senjata hanya 27 senator, sedangkan yang mendukung penjualan senjata 71 senator.
Arab Saudi mulai membom Yaman sejak Maret 2015 dan akhirnya juga mengerahkan pasukan darat. Riyadh berusaha memulihkan Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi yang sedang digulingkan kelompok Houthi.
Menurut data PBB, lebih dari 10.000 orang tewas akibat perang di Yaman. Saat ini, wabah kolera juga sedang menjangkiti warga Yaman.
Credit sindonews.com