Sally Ride, astronaut perempuan pertama yang menjelajahi antariksa. (Foto: AFP PHOTO / THE NATIONAL ARCHIVES / NASA)
Jakarta, CB --
Tidak banyak orang mengenal sosok Sally Ride,
astronaut perempuan pertama yang menjelajah antariksa pada 1983. Ride
terpilih sebagai astronaut bersama empat rekannya yang tergabung dalam
misi STS-7.
Dalam misi menggunakan pesawat ulang-alik Challenger, Ride menghabiskan waktu selama enam hari di antariksa.
Misi tersebut merupakan upaya peluncuran dua satelit komunikasi milik Indonesia dan Kanada. Indonesia meluncurkan satelit Palapa Ring B1 milik PT Telkom Indonesia. Ride turun tangan mengoperasikan Canadarm, lengan robot untuk memasang satelit di luar angkasa.
Usai merampungkan misi tersebut, Ride kembali dipercaya untuk peluncuran misi Challenger STS-41-G pada 5 Oktober 1984. Misi yang berlangsung selama sembilan hari tersebut bertujuan untuk menyigkirkan es dari bada pesawat agar bisa menyesuaikan antena radar.
Ketertarikannya di bidang Sains mendorong Ride merampungkan studi di bidang ilmu fisika di Stanford University pada tahun 1973. Dua tahun berikutnya ia berhasil mendapatkan gelar master di bidang sains dan gelar doktor dalambidang ilmu fisika pada 1978.
Setelah merampungkan studi di Stanford, Ride mendaftarkan diri untuk bergabung dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Dari ribuan pendaftar, ia terpilih sebagai salah satu dari enam astronaut perempuan pertama di NASA.
Karirnya di bidang aeronautika diawali sejak ia mengambil peran sebagai kru darat untuk peluncuran kapsul antariksa. Peran pentingnya bukan hanya saat merampungkan misi di luar angkasa, ia juga sempat dilibatkan dalam penyelidikan kecelakaan Challenger pada tahun 1986 dan Columbia pada 2003.
Peran pentingnya juga ditunjukkan saat ia bergabung dengan komite untuk mementukan tujuan antariksa NASA di masa depan.
Mengutip Space, di tahun 1987 Ride pensiun dari NASA dan bergabung dengan Pusat Keamanan dan Pengawasan Internasional di Stanford University. Karirnya di bidang aeronautika harus berakhir ketika ia divonis mengidap kanker pankreas.
Ride menghembus nafas terakhirnya di usia 61 tahun pada 2012 lalu setelah berjuang melawan sakit selama 17 bulan.
Dalam misi menggunakan pesawat ulang-alik Challenger, Ride menghabiskan waktu selama enam hari di antariksa.
Misi tersebut merupakan upaya peluncuran dua satelit komunikasi milik Indonesia dan Kanada. Indonesia meluncurkan satelit Palapa Ring B1 milik PT Telkom Indonesia. Ride turun tangan mengoperasikan Canadarm, lengan robot untuk memasang satelit di luar angkasa.
Usai merampungkan misi tersebut, Ride kembali dipercaya untuk peluncuran misi Challenger STS-41-G pada 5 Oktober 1984. Misi yang berlangsung selama sembilan hari tersebut bertujuan untuk menyigkirkan es dari bada pesawat agar bisa menyesuaikan antena radar.
Ketertarikannya di bidang Sains mendorong Ride merampungkan studi di bidang ilmu fisika di Stanford University pada tahun 1973. Dua tahun berikutnya ia berhasil mendapatkan gelar master di bidang sains dan gelar doktor dalambidang ilmu fisika pada 1978.
Setelah merampungkan studi di Stanford, Ride mendaftarkan diri untuk bergabung dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Dari ribuan pendaftar, ia terpilih sebagai salah satu dari enam astronaut perempuan pertama di NASA.
Karirnya di bidang aeronautika diawali sejak ia mengambil peran sebagai kru darat untuk peluncuran kapsul antariksa. Peran pentingnya bukan hanya saat merampungkan misi di luar angkasa, ia juga sempat dilibatkan dalam penyelidikan kecelakaan Challenger pada tahun 1986 dan Columbia pada 2003.
Peran pentingnya juga ditunjukkan saat ia bergabung dengan komite untuk mementukan tujuan antariksa NASA di masa depan.
Mengutip Space, di tahun 1987 Ride pensiun dari NASA dan bergabung dengan Pusat Keamanan dan Pengawasan Internasional di Stanford University. Karirnya di bidang aeronautika harus berakhir ketika ia divonis mengidap kanker pankreas.
Ride menghembus nafas terakhirnya di usia 61 tahun pada 2012 lalu setelah berjuang melawan sakit selama 17 bulan.
Credit CNN Indonesia