May juga mengucapkan belasungkawa
kepada para korban dalam insiden yang menewaskan satu orang dan melukai
10 lainnya tersebut. (Reuters/Toby Melville)
Jakarta, CB --
Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengatakan
bahwa insiden truk yang menabraki kerumunan di dekat Masjid Finsbury
Park pada Senin (19/6) diduga merupakan aksi terorisme.
“Polisi mengonfirmasi insiden ini diduga merupakan serangan teroris. Saya akan memimpin rapat darurat pagi ini,” ujar May sebagaimana dikutip Reuters.
Melalui pernyataan tersebut, May juga mengucapkan belasungkawa kepada para korban dalam insiden yang menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya tersebut.
Hingga kini, belum ada keterangan jelas dari kepolisian mengenai insiden ini. Kepolisian hanya mengatakan, mereka sudah membekuk satu orang insiden di pusat ibu kota Inggris ini.
Insiden ini terjadi di ruas jalan Seven Sisters Road di Islington. Menurut pantauan CNN, daerah tersebut merupakan pusat komunitas Muslim terbesar di Islington. Dengan 10 persen populasi Muslim, Islington memiliki setidaknya empat masjid besar.
Meski penyelidikan masih terus dilakukan, Dewan Muslim Inggris (MCB) mengatakan bahwa insiden ini merupakan serangan teror bagi warga yang sedang ingin beribadah.
“Pada malam hari, masyarakat Inggris diserang saat mereka menjalankan sesuatu untuk kehidupannya, menunaikan ibadah malam mereka. Doa saya bagi para korban dan keluarganya,” demikian bunyi pernyataan resmi MCB.
Serangan ini pun menambah panjang daftar insiden yang meneror warga London sepanjang tahun 2017. Rangkaian teror ini bermula pada Maret lalu, ketika seorang pria mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ke arah pejalan kaki di Jembatan Westminster.
Pelaku kemudian keluar dari mobil dan menusuk seorang petugas di depan gedung parlemen Inggris. Insiden yang terjadi dalam waktu 82 detik ini merenggut empat nyawa dan melukai puluhan orang.
Setelah itu, teror masih mengguncang London. Pada 3 Juni, tiga pria menabrakkan mobilnya ke arah kerumunan di London Bridge dan menewaskan 22 orang.
Tak hanya London, Manchester juga menjadi target aksi teror ketika serangan bom bunuh diri mengguncang arena konser Ariana Grande hingga menewaskan 22 orang pada 22 Mei lalu.
“Polisi mengonfirmasi insiden ini diduga merupakan serangan teroris. Saya akan memimpin rapat darurat pagi ini,” ujar May sebagaimana dikutip Reuters.
Melalui pernyataan tersebut, May juga mengucapkan belasungkawa kepada para korban dalam insiden yang menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya tersebut.
Hingga kini, belum ada keterangan jelas dari kepolisian mengenai insiden ini. Kepolisian hanya mengatakan, mereka sudah membekuk satu orang insiden di pusat ibu kota Inggris ini.
Insiden ini terjadi di ruas jalan Seven Sisters Road di Islington. Menurut pantauan CNN, daerah tersebut merupakan pusat komunitas Muslim terbesar di Islington. Dengan 10 persen populasi Muslim, Islington memiliki setidaknya empat masjid besar.
Meski penyelidikan masih terus dilakukan, Dewan Muslim Inggris (MCB) mengatakan bahwa insiden ini merupakan serangan teror bagi warga yang sedang ingin beribadah.
“Pada malam hari, masyarakat Inggris diserang saat mereka menjalankan sesuatu untuk kehidupannya, menunaikan ibadah malam mereka. Doa saya bagi para korban dan keluarganya,” demikian bunyi pernyataan resmi MCB.
Serangan ini pun menambah panjang daftar insiden yang meneror warga London sepanjang tahun 2017. Rangkaian teror ini bermula pada Maret lalu, ketika seorang pria mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ke arah pejalan kaki di Jembatan Westminster.
Pelaku kemudian keluar dari mobil dan menusuk seorang petugas di depan gedung parlemen Inggris. Insiden yang terjadi dalam waktu 82 detik ini merenggut empat nyawa dan melukai puluhan orang.
Setelah itu, teror masih mengguncang London. Pada 3 Juni, tiga pria menabrakkan mobilnya ke arah kerumunan di London Bridge dan menewaskan 22 orang.
Tak hanya London, Manchester juga menjadi target aksi teror ketika serangan bom bunuh diri mengguncang arena konser Ariana Grande hingga menewaskan 22 orang pada 22 Mei lalu.
Credit CNN Indonesia
Satu Orang Tewas dan 8 Terluka dalam Insiden Masjid London
Polisi berjaga di sekitar Masjid
Finsbury Park, London, usai sebuah kendaraan menabraki pejalan kaki
dekat masjid tersebut. (REUTERS/Neil Hall)
Jakarta, CB
--
Setidaknya satu orang tewas dan delapan lainnya
terluka dalam insiden kendaraan yang menabraki pejalan kaki dekat masjid
Finsbury Park di utara London, Senin (19/6).
Peristiwa itu terjadi lepas tengah malam, usai umat Muslim menunaikan salat Tarawih di bulan Ramadan.
Polisi menyebut peristiwa itu sebagai ‘insiden besar’ dan langsung menutup Seven Sisters Road, perempatan sibuk yang merupakan tempat kejadian perkara. Helikopter dan kendaraan tanggap daraurat lainnya langsung memenuhi lokasi kejadian.
Selain itu, pasukan keamanan terlihat berjaga sementara polisi langsung memasang garis keamanan sepanjang radius satu kilometer di sekeliling area masjid. Anjing pelacak pun diturunkan di lokasi kejadian.
“Kami melihat banyak orang berteriak dan banyak yang terluka,” ujar salah satu saksi mata David Robinson, 41, kepada AFP.
Cynthia Vanzella, yang tinggal dekat lokasi insiden menulis di Twitter, “sangat mengerikan melihat polisi melakukan CPR, berusaha menolong orang-orang yang bergelimpangan di jalan. Saya harap mereka semua selamat.”
Organisasi Muslim terbesar di London, Muslim Council of Britain (MCB) menyebut insiden itu terjadi di luar Muslim Welfare House di Seven Sisters Road, dekat masjid.
Adapun Layanan Ambulans London mengatakan mereka telah mengirimkan sejumlah ambulans, petugas medis dan kru tanggap darurat ke lokasi kejadian.
“Prioritas kami adalah memeriksa tingkatan luka dan memastikan mereka yang paling membutuhkan dirawat terlebih dahulu dan dibawa ke rumah sakit.”
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengecam kejadian itu dan menyebutnya sebagai ‘insiden mengerikan’, adapun Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan dia sangat terkejut dengan peristiwa itu dan terus berkomunikasi dengan pihak pengurus masjid serta polisi.
Sementara Wali Kota London Sadiq Khan mengatakan sejak awal tahun 2017, terjadi 40 persen peningkatan serangan rasisme di London dan kenaikan 5 kali lipat insiden anti-Muslim.
Di laman Facebooknya, Khan mengajak warga London untuk “bersama-sama mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia bahwa kota kita tidak akan bisa dipecah-belah oleh individu yang ingin mencelakakan dan menghancurkan kebebasaan kita.”
Sebelumnya, pada April sebuah mobil menabraki pejalan kaki di Jembatan Westminster, dekat Gedung Parlemen Inggris. Setelah itu, pada Maret London diguncang aksi bom bunuh diri usai konser bintang pop Amerika Serikat Ariana Grande.
Dua minggu berselang, serangan teror kembali terjadi di Jembatan London dan Borough Market.
Semua serangan diklaim dilakukan oleh ISIS.
Peristiwa itu terjadi lepas tengah malam, usai umat Muslim menunaikan salat Tarawih di bulan Ramadan.
Polisi menyebut peristiwa itu sebagai ‘insiden besar’ dan langsung menutup Seven Sisters Road, perempatan sibuk yang merupakan tempat kejadian perkara. Helikopter dan kendaraan tanggap daraurat lainnya langsung memenuhi lokasi kejadian.
Selain itu, pasukan keamanan terlihat berjaga sementara polisi langsung memasang garis keamanan sepanjang radius satu kilometer di sekeliling area masjid. Anjing pelacak pun diturunkan di lokasi kejadian.
“Kami melihat banyak orang berteriak dan banyak yang terluka,” ujar salah satu saksi mata David Robinson, 41, kepada AFP.
Cynthia Vanzella, yang tinggal dekat lokasi insiden menulis di Twitter, “sangat mengerikan melihat polisi melakukan CPR, berusaha menolong orang-orang yang bergelimpangan di jalan. Saya harap mereka semua selamat.”
Organisasi Muslim terbesar di London, Muslim Council of Britain (MCB) menyebut insiden itu terjadi di luar Muslim Welfare House di Seven Sisters Road, dekat masjid.
Adapun Layanan Ambulans London mengatakan mereka telah mengirimkan sejumlah ambulans, petugas medis dan kru tanggap darurat ke lokasi kejadian.
“Prioritas kami adalah memeriksa tingkatan luka dan memastikan mereka yang paling membutuhkan dirawat terlebih dahulu dan dibawa ke rumah sakit.”
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengecam kejadian itu dan menyebutnya sebagai ‘insiden mengerikan’, adapun Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan dia sangat terkejut dengan peristiwa itu dan terus berkomunikasi dengan pihak pengurus masjid serta polisi.
Sementara Wali Kota London Sadiq Khan mengatakan sejak awal tahun 2017, terjadi 40 persen peningkatan serangan rasisme di London dan kenaikan 5 kali lipat insiden anti-Muslim.
Di laman Facebooknya, Khan mengajak warga London untuk “bersama-sama mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia bahwa kota kita tidak akan bisa dipecah-belah oleh individu yang ingin mencelakakan dan menghancurkan kebebasaan kita.”
Sebelumnya, pada April sebuah mobil menabraki pejalan kaki di Jembatan Westminster, dekat Gedung Parlemen Inggris. Setelah itu, pada Maret London diguncang aksi bom bunuh diri usai konser bintang pop Amerika Serikat Ariana Grande.
Dua minggu berselang, serangan teror kembali terjadi di Jembatan London dan Borough Market.
Semua serangan diklaim dilakukan oleh ISIS.
Credit CNN Indonesia