Selasa, 06 Juni 2017

Hacker Pemantik Perang Diplomatik Saudi Cs dengan Qatar


Hacker Pemantik Perang Diplomatik Saudi Cs dengan Qatar
Pernyataan Kantor Komunikasi Pemerintah Qatar soal peretasan kantor berita QNA oleh hacker. Ulah hacker ini ikut andil dalam penyebab perang diplomatik Qatar dan negara-negara Arab. Foto/Twitter@QatarEmbassyUK


DOHA - Arab Saudi bersama negara-negara Arab dan Afrika; Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman dan Libya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena Doha dianggap mendukung terorisme. Namun, perang diplomatik yang meluas awalnya tak lepas dari ulah hacker.

Hacker tersebut meretas situs kantor berita pemerintah Qatar, QNA (Qatar News Agency). Kantor berita itu tiba-tiba menerbitkan pernyataan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang berisi komentar negatif tentang Arab Saudi. Emir Qatar menegaskan, kantor berita itu diretas hacker dan berita yang muncul adalah berita palsu atau fake news.

Tapi, Saudi dan para sekutu Arab-nya terlanjur marah. Sebagian dari mereka membalas dengan melarang media ternama Qatar, Al Jazeera. Alasannya, media itu dianggap melakukan hasutan di kawasan Timur Tengah.

 

Meski demikian, ulah hacker dan media tetap bukan satu-satunya penyebab eskalasi ketegangan antara Qatar dan para tetangga Arab-nya.

Qatar telah lama mendapat kritik atas dugaan dukungannya terhadap kelompok Islamis, seperti Ikhwanul Muslimin yang telah dilarang oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir. Pemerintah Mesir bahkan menyatakan Ikhanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

Arab Saudi, dalam sebuah pernyataan pada Senin, juga menuduh Qatar bekerja sama dengan milisi yang didukung Iran di wilayah Qiyan timur yang didominasi warga Syiah, dan juga di wilayah Bahrain. Namun, Qatar telah menyangkal tuduhan itu.

Tak hanya itu, Qatar juga sudah lama dituduh mendanai kelompok ekstremis oleh negara-negara tetangganya dan para pejabat Barat. Doha lagi-lagi menyangkalnya.

Namun, Qatar tetap menjadi pelindung keuangan utama Jalur Gaza, Palestina, yang dikuasai Hamas. Negara kaya itu telah menjadi rumah bagi pejabat Hamas yang diasingkan, Khaled Mashaal, sejak tahun 2012.

Tuduhan Saudi bahwa Qatar mendukung terorisme bukan tuduhan biasa. Sebab, kelompok yang diklaim didukung Qatar termasuk ISIS dan al-Qaeda.

“(Dukungan) Qatar mencakup beberapa kelompok teroris dan (pengobar konflik) sektarian yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas di wilayah ini, termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS (Islamic State) dan al-Qaeda, dan mempromosikan pesan dan skema kelompok ini melalui media mereka terus-menerus,” bunyi pernyataan pemerintah Saudi melalui kantor berita SPA (Saudi Press Agency), terkait alasan pemutusan hubungan diplomatik.

Riyadh juga mendesak semua negara dan perusahaan-perusahaan Arab  untuk memutuskan hubungan dengan Qatar. Desakan Saudi ini disambut Mesir dan negara-negara Arab yang tergabung dalam Koalisi Arab penggempur kelompok Houthi di Yaman.

Saudi dan negara-negara Arab memberikan waktu beberapa hari bagi warga Qatar untuk meninggalkan wilayah negara-negara tersebut. Maskapai penerbangan internasional dari negara-negara Arab juga dilarang terbang ke Doha. 



Credit  sindonews.com