Kremlin dan Gedung Putih akan segera menemukan bentuk kerja sama baru di bidang keamanan nuklir, dan pengalaman yang mereka miliki mungkin akan berguna untuk masa depan. Foto: Mikhail Mokrushin/RIA Novosti
CB - Rusia telah memutuskan akan melindungi fasilitas nuklirnya sendiri tanpa bantuan Amerika Serikat. Namun, Moskow masih bersedia untuk melanjutkan kerja sama dengan Washington untuk mengontrol keamanan penggunaan nuklir di dunia. Berdasarkan keterangan Badan Nuklir Rusia Rosatom, sebelumnya Amerika Serikat sudah lebih dulu tidak mengacuhkan kerja sama mereka di bidang nuklir.
Pada Selasa (20/1) lalu, harian The Boston Globe
 melaporkan bahwa Rusia telah memutuskan tak mau lagi menerima bantuan 
dari AS untuk melindungi fasilitas nuklirnya. Hal tersebut juga sudah 
disampaikan secara resmi pada Washington.
Namun, Badan Nuklir Rusia Rosatom menyebutkan Rusia 
dan AS akan tetap melanjutkan kerja sama untuk mengawasi penggunaan 
nuklir secara global. “Rusia dan AS memiliki tanggung jawab 
khusus untuk memastikan keamanan dan keselamatan penggunaan material 
nuklir, menjamin perlindungan yang mumpuni, dan melindungi agar 
fasilitas nuklir ini tak sampai ke tangan organisasi teroris,” terang Rosatom melalui pernyataan resmi yang dirilis pada Kamis (22/1).
Kerja Sama yang Tak Setara
“Pada tahun 1990-an, Rusia tengah dilanda krisis 
ekonomi dan merasa kesulitan mengelola penggunaan material nuklir. Hal 
tersebut mengundang perhatian AS,” kenang Kepala Peneliti di Center for Arms Control, Energy, and Environmental Studies Anatoly Dyakov.
Dengan membantu perlindungan fasilitas nuklir Rusia 
secara finansial, AS berhak melakukan inspeksi dan mengawasi penggunaan 
dana yang telah mereka alokasikan. Sementara, Moskow tak memiliki akses 
yang sama terhadap fasilitas nuklir AS. Hal itulah yang paling 
dipermasalahkan oleh Kremlin dan membuat Moskow merasa kerja sama 
tersebut bersifat tak setara.
Sebagian besar pekerjaan yang tercantum pada Program 
Nunn-Lugar telah selesai pada 2013. Kini, program tersebut akan 
digantikan oleh ‘kerangka kerja sama bilateral untuk mengurangi ancaman 
nuklir’ yang baru.
Menurut Dakov, selama ini Moskow sudah menerapkan 
sistem perlindungan fasilitas nuklir mereka sendiri secara independen, 
menggunakan dana milik Rusia.
Rusia sempat mengajukan tawaran untuk mengubah kerja 
sama ke ranah ilmiah dan tertarik untuk mengunjungi fasilitas nuklir AS,
 namun AS menolak tawaran tersebut.
Terkait Konflik Ukraina
Para ahli menilai terpuruknya hubungan Rusia dan AS akibat krisis Ukraina bukan alasan utama yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja sama di bidang nuklir. Sanksi yang diberikan Barat pada Rusia
 membuat Moskow tergerak untuk mempercepat penerapan sistem perlindungan
 mandiri pada fasilitas nuklirnya, tanpa mengandalkan bantuan keuangan 
dari AS.
Pada Nuclear Security Summit 2010, Rusia menegaskan 
bahwa tiap negara harus bertanggung jawab atas keamanan penggunaan 
material nuklir mereka masing-masing.
Dyakov menekankan, jika Washington masih tertarik 
untuk melanjutkan kerja sama dengan Kremlin di bidang keamanan nuklir, 
kerangka kerja sama tersebut harus dibuat setara.
Sementara para ahli berpendapat, Kremlin dan Gedung 
Putih akan segera menemukan bentuk kerja sama baru di bidang keamanan 
nuklir, dan pengalaman yang mereka miliki mungkin akan berguna untuk 
masa depan.
Credit RBTH Indonesia
