Rabu, 21 Januari 2015

Kapal selam nuklir India mulai uji coba laut


Patroli pencegahan: Menteri Pertahanan India waktu itu A.K. Antony berbicara pada upacara peluncuran kapal selam bertenaga nuklir INS Chakra II di Visakhapatnam pada tanggal 4 April 2012. INS Arihant, yang mampu menembakkan rudal nuklir yang sedang diuji coba di laut. [AFP/HO/ PERTAHANAN DPR]
Patroli pencegahan: Menteri Pertahanan India waktu itu A.K. Antony berbicara pada upacara peluncuran kapal selam bertenaga nuklir INS Chakra II di Visakhapatnam pada tanggal 4 April 2012. INS Arihant, yang mampu menembakkan rudal nuklir yang sedang diuji coba di laut. [AFP/HO/ PERTAHANAN DPR]


Kapal selam bertenaga nuklir India yang sedang dalam pembuatan telah memulai uji coba laut dari pangkalannya  Visakhapatnam di pantai timur negara itu pada tahap kedua terakhir sebelum peluncuran.
KapalAngkatan Laut India [INS] Arihant [Pembantai Musuh] diklasifikasikan sebagai Kapal Selam Balistik Nuklir [SSBN] karena akan mampu menembakkan rudal nuklir.
"Kemarin [kapal selam nuklir itu] mulai uji coba lautnya. Dibutuhkan waktu antara 10 sampai 12 bulan untuk menyelesaikannya. Semua jenis uji coba dilakukan selama waktu ini," kata Menteri Pertahanan Manohar Parrikar di New Delhi pada tanggal 16 Desember.
Kapal selam ini akan melengkapi tiga serangkai nuklir untuk India - kemampuan untuk menembakkan rudal nuklir dari darat, udara dan dari bawah permukaan laut. New Delhi telah menyatakan bahwa kapal ini akan berada di jajaran 'patroli pencegahan'.
Meskipun India telah mendeklarasikan kebijakan 'tidak melakukan serangan pertama' untuk senjata nuklir, rudal nuklir yang dipasang di kapal selam tampak ideal untuk skenario serangan kedua.
Tiongkok semakin sering mengirim kapal selamnya untuk berpatroli diSamudera Hindia. "Tiongkok telah mengirimkan sebuah kapal selam, kelas Song, selama tiga empat bulan terakhir di Samudera Hindia dan Teluk Benggala," kata Panglima Angkatan Laut India Robin K Dhowan dalam suatu konferensi pers di New Delhi pada tanggal 3 Desember.
Kapal Arihant yang berbobot 6.000 ton memiliki panjang 112 meter [364 kaki], lebar 11 meter [36 kaki] dan tinggi 15 meter [49 kaki] dan dapat mencapai kecepatan 24 knot [44 km per jam] di bawah laut. Kapal ini akan membawa 12 rudal berkepala nuklir dan diawaki 95 personel. Sebuah reaktor air bertekanan, dengan menggunakan uranium yang diperkaya sebagai bahan bakar dan air ringan sebagai pendingin dan moderator, akan menghasilkan tenaga listrik sekitar 83MW.
Arihant menghabiskan biaya sekitar USD $2,9 milyar dan India berencana membuat tiga lagi kapal serupa. Pusat Riset Atom Bhabha [BARC] dan Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan [DRDO] berkolaborasi untuk menghasilkan reaktor kapal. BARC bertanggung jawab atas program nuklir India dan ditugasi melakukan miniaturisasi reaktor agar bisa dipasang di dalam kapal selam.
Larsen dan Turbo, sebuah perusahaan teknologi, rekayasa, konstruksi dan manufaktur, membuat lambung dalam kapal yang tahan tekanan setelah berkonsultasi dengan DRDO. Tata Power adalah kontraktor listrik utama.
SLBM harus diuji coba sekarang
Para pejabat India mengatakan Arihant secara bertahap akan sarat dengan senjata serta rudal dan semua parameter akan diuji setelah setiap penambahan diselesaikan. Setiap pengujian akan dilakukan di bawah air selama berbulan-bulan, termasuk Rudal Balistik yang Diluncurkan dari Kapal Selam [SLBM].
New Delhi telah menyelesaikan 10 peluncuran bawah air SLBM buatannya, dengan kode 'B05', menggunakan ponton bawah air untuk meniru peluncuran kapal selam. Rudal itu dapat menjelajah sepanjang 700 kilometer [434 mil], sedangkan varian yang lebih besar, yang sejauh ini dikenal sebagai 'K-4', bisa mengenai sasaran sejauh 3.500 kilometer [2.175 mil].
India juga merencanakan pangkalan kapal selam nuklir di pantai timurnya bernama INS Varsha yang akan memiliki terowongan untuk menyembunyikan kapal selam jika terjadi serangan udara. Ini akan menjadi tempat berlabuh INS Arihant dan INS Chakra, serta tiga kapal selam nuklir berikutnya yang sedang dalam tahap pembuatan.
Tangan Rusia
Desain Arihant merupakan campuran antara kelas Akula buatan Rusia dan kapal selam nuklir kelas Charlie-II. Kapal ini lebih kecil dari Akula-I tetapi lebih besar daripada Charlie-II. Akula membawa reaktor lebih kuat, yang memungkinkan mencapai kecepatan lebih tinggi daripada yang bisa dicapai Arihant.
"Saya juga ingin menyampaikan penghargaan kepada teman-teman Rusia kami atas kerjasama yang konsisten dan tak ternilai, yang melambangkan kemitraan strategis erat yang kita nikmati dengan Rusia," kata Perdana Menteri Manmohan Singh pada pameran publik pertama Arihant tahun 2009.
Patroli pencegahan dan dampaknya terhadap Asia Pasifik
Patroli pencegahan adalah masa jaga panjang di mana SSBN berlayar selama berminggu-minggu dan ditujukan untuk mencegah musuh meluncurkan serangan pertama ke negeri itu.
"Ketika Anda berbicara tentang tiga serangkai, itu akan berada di sana. Ketika [Arihant] menjalankan tugas dan pergi ke laut, kapal itu akan melakukan patroli pencegahan," kata Panglima Angkatan Laut waktu itu Laksamana Nirmal Verma pada tahun 2010.
Langkah ini mengubah dinamika di Asia Pasifik yang sensitif, karena Tiongkok memiliki tujuh kapal selam nuklir.Tiongkok telah agresif di Samudera Hindia dengan meningkatkan jumlah patroli jarak jauh armada kapal selamnya sejak 2006.
Ada risiko meningkatnya ketegangan karena tidak ada protokol yang mengikatantara kedua negara dalam hal perilaku di laut.
Pada puncak Perang Dingin tahun 1972, Amerika Serikat dan Uni Soviet memiliki kesepakatan tentang "Pencegahan Insiden Di dan Di atas Laut Lepas".
Ini merupakan protokol terpercaya, yang mengatur langkah-langkah untuk menghindari tabrakan, tidak mengganggu "formasi" dari pihak lain, mengirimkan informasi kepada kapal ketika kapal selam berlatih di dekat mereka, menghindari manuver di wilayah yang lalu lintasnya padat, membutuhkan kapal pengawas untuk menjaga jarak aman dari objek penyelidikan, menggunakan sinyal internasional yang lazim jika kapal bermanuver dekat satu sama lain dan tidak melakukan simulasi serangan terhadap, meluncurkan benda-benda ke arah atau menerangi jembatan kapal pihak lain.
Reaktor masuk tahap kritikal tahun lalu
Pada bulan Agustus 2013, reaktor nuklir di atas kapal Arihant mencapai tahap kritikal, yang berarti mencapai reaksi nuklir mandiri dan produksi energi listrik yang stabil.
Perdana Menteri waktu itu Singh menyebut peristiwa itu sebagai "langkah raksasa dalam kemajuan kemampuan asli teknologi kami. Ini adalah bukti kemampuan para ilmuwan, ahli teknologi, dan aparat pertahanan kami untuk bekerja sama menguasai teknologi yang kompleks dalam mengabdi bagi keamanan negara kami."
India ingin menyewa kapal selam Rusia yang lain
India juga mengoperasikan sebuah kapal selam bertenaga nuklir kelas Akula yang dinamai INS Chakra dan disewa dari Rusia pada bulan Desember 2011 dengan harga USD $970 juta selama 10 tahun. Berdasarkan perjanjian internasional, Rusia tidak bisa mentransfer SLBM, karena itu kapal tersebut hanya membawa rudal konvensional, yang dikategorikan sebagai Kapal Selam Bertenaga Nuklir [SSN].
Selain INS Chakra, 14 kapal selam lain India adalah diesel-listrik dan berasal dari Rusia dan Jerman. India sedang dalam pembicaraan dengan Rusia untuk menyewa kapal selam kelas Akula yang kedua.
Parrikar membenarkan pada tanggal 16 Desember bahwa India sedang melakukan pembicaraan dengan Rusia untuk menyewa kapal selam nuklir kedua "Ini akan membantu dalam pelatihan kami," katanya.

Credit  APDForum