Jimly Asshiddiqie ketika ditemui di
kantornya di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Thamrin, Jakarta,
Senin (26/1). CNNIndonesia/ Lalu Rahadian
"Jadi tadi malam kami hanya diminta memberikan masukan untuk presiden. Kita sudah memberi masukan. Langkah ini sekaligus bukti respons presiden menanggapi banyaknya usulan mengenai perlunya dibentuk tim independen," ujar Jimly ketika ditemui secara khusus oleh CNN Indonesia, Senin (26/1).
"Jadi ada persoalan yang lebih serius sehingga tim ini harus diberi kesempatan untuk mencari fakta, menemukan akar masalah, menawarkan solusi, dan juga menghimpun informasi dengan mengadakan pertemuan bersama semua pihak terkait," tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini. Tadi, ucap dia, tim sudah berkumpul dan membuat usulan tugas yang harus dilakukan jika keppres hendak dikeluarkan presiden.
Selain Jimly, dalam tim independen yang dipanggil semalam terdapat juga mantan Wakapolri Komisaris Jenderal (purnawirawan) Oegroseno, mantan Wakil Ketua KPK Tumpak Hatorangan Panggabean dan Erry Riyana Hardjapamekas, mantan staf ahli Kapolri Bambang Widodo Umar, dan pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana. Satu anggota tim yang berhalangan hadir ke Istana semalam adalah mantan Ketua PP Muhammadiyah, Syafi'i Maarif.
Tim independen bentukan Presiden Joko Widodo itu sementara ini baru diberikan tugas untuk memberikan rekomendasi kepada Presiden terkait kemelut di dalam KPK dan Kepolisian. Namun, ke depannya Jimly menjamin tim tersebut akan berusaha untuk membuka komunikasi dengan berbagai lembaga negara dan elemen masyarakat.
"Pertemuan nantinya tidak hanya dengan pimpinan Polri dan KPK, tetapi juga dengan pimpinan DPR RI, Kompolnas, bahkan kita juga harus ketemu dengan tokoh-tokoh masyarakat dan LSM untuk meredakan ketegangan dan mempercepat solusi supaya masalahnya tidak berlarut-larut begini," ujar Jimly menguraikan.
Credit CNN Indonesia