Mulai dari monitoring habitat laut, banjir dan kebakaran hutan.
Salah satu alat BPPT yang digunakan untuk kejadian bencana (VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
Muhamad Sadly, Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA) dari BPPT mengemukakan bahwa saat ini lembaga pemerintah non kementerian tersebut memiliki visi baru yakni menempatkan BPPT sebagai "Pusat Unggulan Teknologi yang Mengutamakan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa, Peningkatan Daya Saing, dan Peningkatan Pelayanan Publik.
"Hal ini agar menghasilkan teknologi yang dibutuhkan dan dapat digunakan oleh para mitra atau pengguna, maka teknologi yang dikembangkan oleh BPPT adalah teknologi yang menjadi prioritas nasional, sesuai dengan arahan RPJPN dan RPJMN," kata Sadly di Gedung BPPT, Jakarta, Senin, 19 Januari 2015.
Secara spesifik, dia menjelaskan, teknologi yang terkait dengan pengembangan sumber daya alam yang telah digariskan untuk dikembangkan, salah satunya adalah teknologi inventarisasi sumber daya alam.
Seperti saat ini, BPPT melalui PTISDA, yang berada di bawah Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) merancang beberapa produk inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh mitra kerja sama, baik pemerintah pusat, daerah, atau mitra industri.
"Tujuan utamanya ada menyosialisasikan produk-produk inovasi yang telah dihasilkan oleh PTISDA BPPT kepada publik dan mitra terkait sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban kepada publik," ucap Sadly.
Kelebihan produk rancangan PTISDA, pertama adalah penguasaan metode karakteristik melalui pengenalan pola (pattern recognition) berbagai objek di permukaan Bumi (laut dan darat) dari citra satelit remote sensing dan data lainnya. Lalu, penguasaan metode sistem inventarisasi berbagai objek di permukaan dan bawah permukaan Bumi secara langsung (terrestrial), cepat, dan akurat.
"Ketiga, penguasaan metode pemodelan sumber daya alam dalam mendukung pembangunan di segala sektor, baik dengan menggunakan model sederhana sampai ke model lanjutan dengan tingkat keandalan tinggi," ungkapnya.
Fungsi lainnya adalah penguasaan metode penyampaian informasi sumber daya alam dalam sebuah sistem informasi geografis (spatial base) dan teknologi informasi lainnya.
"Terakhir, penguasaan metode valuasi sumber daya dalam (natural resources accounting). Kesemuanya ini didukung oleh kompetensi sistem rekayasa perangkat lunak untuk menghasilkan produk yang cerdas," kata dia.
Produk inovasi yang diseminasikan yakni Perangkat Lunak SIKBES-IKAN (sistem penjejak ikan nan cerdas), BPPT's Eletronic Logboog for Fishery Observation System (BELFOS), Perangkat Lunak HypersSRISoft, Metode Kerangka Sampel Area (KSA), Model Akuntansi Sumberdaya Lahan Sawah (MORENA), Sistem Informasi Dispersi Asap dan Polutan (SIDIAN), Sistem Informasi Hujan dan Lava Dingin Jawa Tengah Berbasis Spasil (SIJAWAH).
Kemudian, sistem prediksi banjir berbasis pembelajaran mesin (SIBAYUMANING), Sistem Informasi Potensi Investasi (SIPI), Sistem Informasi Kebakaran Hutan Berbasis Keruangan (SIARANG), model peramalan Organisma Pengganggu Tumbuhan (OPT) berbasis WEBGIS, metode analisis proyek bawah permukaan dengan Georadar dan Geolistrik, Perangkat Lunak Akunting Sumber Daya Alam Pesisir berbasis Expert System (ASAP), Perangkat Lunak Sistem Informasi Akuntansi Sumber Daya Alam Terpadu (SIASAT), Sistem Informasi Hot-spot berbasis spasial (SI-HOTS), dan produk lainnya.
Credit VIVA.co.id