Kompleks pertokoan Muslim diserang orang tak dikenal.
CB, KOLOMBO
— Kasus kekerasan antara umat beragama dilaporkan kembali terjadi di
Sri Lanka. Sejumlah pertokoan milik warga Muslim di negara itu, serta
harta benda mereka seperti kendaraan diserang oleh kelompok orang-orang
beragama Katolik.
Insiden tersebut telah memicu
otoritas gereja di Sri Lanka menyerukan agar semua umat tetap tenang.
Seluruh warga beragama diminta untuk tidak melanjutkan permusuhan
terhadap warga Muslim di negara itu.
Dalam kasus terbaru, terjadi bentrokan di wilayah Porutota
pada Ahad (5/5) lalu, di mana seorang sopir kendaraan umum ’tuk tuk’
yang diketahui sebagai warga Muslim berselisih dengan sekelompok umat
Katolik. Menurut laporan intelijen militer kepada //CNN//, saat itu
sekelompok warga Katolik hendak memeriksa kendaraan yang warga Muslim
tersebut kemudikan.
Adanya pemeriksaan tersebut
menjadi pemicu bentrokan antara warga. Puluhan orang turun ke
jalan-jalan di wilayah itu. Kendaraan tuk tuk yang dikemudikan warga
Muslim tersebut dibakar, kemudian dua toko yang juga dimiliki warga
Muslim di sana diserang.
Dalam sebuah video yang
menunjukkan insiden tersebut, terlihat sejumlah pria yang mengacungkan
tongkat di jalan-jalan. Banyak puing-puing dari bentrokan serta bangunan
rusak yang berserakan.
Menurut juru bicara
Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekara, bentrokan terjadi karena ulah
dari dua kelompok warga yang sedang mabuk. Mereka disebut
bertanggungjawab atas kerusuhan yang terjadi.
Saat
ini, personil tambahan dari kepolisian telah dikerahkan ke Porutota.
Jam malam di wilayah pinggir pantai itu juga diberlakukan untuk
mengendalikan situasi.
Perdana Menteri Sri Lanka,
Ranil Wickremesinghe, dalam sebuah pernyataan mengatakan pemerintah
akan memberi kompensasi kepada siapapun yang mengalami kerugian akibat
kerusakan properti dalam kerusuhan di Porutota.
Kepala
Gereja Katolik Sri Lanka, Kardinal Malcolm Ranjith, mengatakan insiden
kekerasan terbaru yang terjadi di Pororuta adalah akibat orang-orang
yang mabuk. Dia menyerukan penutupan toko-toko yang menjual minuman
keras di wilayah itu.
"Ketika orang berada di
bawah pengaruh alkohol, orang terkadang dapat berperilaku lebih buruk
daripada binatang," ujar Ranjith dilansir //CNN??, Rabu (8/5).
Ranjith
kemudian berterima kasih kepada semua orang yang tetap tenang dan
menahan diri atas situasi yang terjadi. Secara khusus dia menyampaikan
hal itu kepada para pemimpin agama Buddha, Hindu, dan Muslim.
Menurutnya,
ada pihak-pihak yang berusaha memicu kebencian komunal, untuk
menciptakan bentrokan antar umat beragama. Para pemuka agama, baik dari
komunitas Muslim dan Kristen di Sri Lanka sebelumnya juga menyatakan
keprihatinan atas potensi kekerasan lebih lanjut pasca insiden
pengemboman besar-besaran yang terjadi pada 21 April lalu.
“Saya
sungguh meminta umat Katolik agar tidak mengangkat tangan melawan
Muslim. Umat Muslim tidak berada di belakang insiden ini, namun mereka
yang berada di balik serangan ini adalah orang-orang yang dimanipulasi
kelompok internasional untuk mewujudkan tujuan politik mereka,” jelas
Ranjith.
Sri Lanka telah diguncang serangkaian bom
terkoordinasi yang terjadi bertepatan dengan Paskah bagi umat Kristiani.
Sebanyak tiga gereja dan tiga hotel di Ibu Kota Kolombo menjadi target
serangan dan membuat 257 orang tewas. Jumlah korban diperkirakan dapat
meningkat, seiring kondisi korban terluka yang kritis dan menjalani
perawatan intensif di rumah sakit.
National
Thowheeth Jama’ath (NTJ) diyakini sebagai kelompok berideologi teroris
dan telah dituding berada di balik serangan tersebut. Meski demikian,
pihak berwenang Sri Lanka tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan
kelompok atau organisasi teroris asing, melihat skala besarnya insiden
tersebut.
Pemerintah negara itu juga telah meminta
bantuan internasional untuk melakukan penyelidikan. Sebelumnya,
Pemerintah Australia mengkonfrimasi bahwa pelaku serangan bom Sri Lanka
didukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Laporan
ini muncul diikuti dengan klaim kelompok militan tersebut yang
mengatakan berada di balik insiden dan mendistribusikan video yang
memperlihatkan pemimpin NTJ, Mohamed Zahran berjanji setia kepada ISIS.