NEW DELHI
- Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dicemooh para politisi
oposisi karena dianggap menghina Angkatan Udara India (IAF). Dia
berkomentar bahwa awan dapat membantu jet-jet tempur IAF menghindari
radar Pakistan ketika melakukan serangan udara akhir Februari lalu.
Modi
mengaku secara pribadi memberi lampu hijau bagi jet-jet tempur IAF
untuk melakukan serangan udara di sebuah situs di Balakot, Pakistan,
yang diduga sebagai kamp teroris akhir Februari meski cuaca sedang
buruk. Dia lantas mengklaim cuaca buruk berupa awan itu justru dapat
membantu menutupi pesawat tempur IAF dari radar musuh.
Para politisi partai oposisi mengatakan pernyataan Modi "konyol" dan "tidak bertanggung jawab".
Dalam serangkaian tweet,
pemimpin Partai Komunis, Sitaram Yechury, mengecam PM Modi yang dia
anggap sudah menghina IAF. "Membuatnya tampak seolah-olah militer bodoh
dan tidak profesional," katanya.
"Keamanan nasional bukanlah
sesuatu yang bisa dianggap enteng. Pernyataan yang tidak bertanggung
jawab dari Modi sangat merusak. Seseorang seperti ini tidak dapat tetap
menjadi PM India," lanjut Yechury, seperti dikutip Sputnik, Senin (13/5/2019).
Pemimpin oposisi di majelis legislatif Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, juga tidak bisa tinggal diam atas pernyataan Modi.
"Radar
Pakistan tidak menembus awan. Ini adalah bagian yang penting dari
informasi taktis yang sangat penting ketika merencanakan serangan udara
di masa depan," tulis Omar Abdullah di Twitter.
Salman Soz,
seorang anggota Partai Kongres, juga telah ikut meramaikan kecaman
terhadap pernyataan blunder PM Modi. "Jika Modi benar-benar percaya
bahwa awan dapat membantu jet-jet menjauh dari radar, maka itu adalah
masalah keamanan yang sangat serius," katanya.
Komentar Modi itu sejatinya dia lontarkan dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi News Nation
pada hari Sabtu. "Para ahli memikirkan kembali serangan udara karena
cuaca buruk, tetapi saya katakan, begitu banyak awan dan hujan bisa
bermanfaat. Mungkin kita bisa lolos dari radar mereka. Ini adalah
kebijaksanaan mentah saya, saya katakan mungkin ada manfaatnya. Akhirnya
saya berkata, ada tutupan awan, silakan lanjutkan," katanya.
Pada
26 Februari lalu, IAF melakukan serangan udara di sebuah kamp yang
diduga sebagai kamp teroris Jaish-e-Mohammed di Balakot, Kashmir yang
dikelola Pakistan. IAF mengklaim serangannya menewaskan banyak militan
dan menghancurkan sejumlah fasilitas.
Islamabad membantah
keberadaan kamp semacam itu di wilayahnya. Sedangkan media mengutip
penduduk setempat mengatakan bahwa selain menghantam sekitar 15 pohon
pinus, hanya satu warga lanjut usia yang terluka dalam serangan udara
waktu itu.
Hubungan yang tegang secara historis antara India dan
Pakistan telah memanas sejak kelompok Jaish-e-Mohammed dianggap
bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri terhadap konvoi pasukan
keamanan India pada 14 Februari yang menewaskan lebih dari 40 polisi
paramiliter.